24. MILIK ALTEZ SELAMANYA

1.5K 197 111
                                    

Hai Buna🐻
Tekan tombol bintang di bawah pojok kiri untuk vote cerita ini.


-Selamat membaca-

"Dia yang pertama dan dia yang istimewa."

****

24. MILIK ALTEZ SELAMANYA

"Ayolah..."

"Maaf..."

"Jangan marah..."

"Graciaa... Iya aku salah."

"Aku minta maaf."

Grace berhenti mendadak, menatap orang yang sejak tadi merengek meminta maaf kepadanya di pagi buta seperti ini.

"Iya. Udah!" kata Grace.

"Ihh itu kamu masih marah," lesu Altez.

"Kemarin aku ada urusan mendadak, kamu lihat 'kan?" ujar Altez tak henti-hentinya mengejar Grace.

"Hm." Grace hanya menjawab dengan gumaman membuat Altez berdecak sebal.

"Jangan gitu, aku nggak suka. Kalo kamu marah hukum aku aja biar kamu puas. Jangan diemin aku kaya gini." pinta Altez memelas.

"Gue nggak marah. Tenang aja." balas Grace.

"Beneran?"

"Iya."

"Bohong pasti,"

"Terus lo maunya gue gimana?" Grace membuang nafas lelah.

Altez tersenyum lalu mengeluarkan boneka ayam dari dalam tasnya. "Terima ini kalo kamu beneran maafin aku, ini juga pengingat rindu buat ayam kamu." kata Altez membuat Grace tertegun. Bisa-bisanya dia masih ingat Ucil.

Grace tertawa lalu menerima boneka itu dari tangan Altez. "Makasih yaa." ujar Grace tersenyum sembari mengelus boneka lembut yang hanya sebesar genggaman tangannya.

"Kamu suka?" tanya Altez.

"Sebenernya ini simple. Tapi makasih, hal kecil dari gue aja lo tau. Mana ayam lagi." balas Grace cengengesan membuat Altez ikut terkekeh.

"Ngomong-ngomong kapan lo beli ini?" tanya Grace.

"Waktu aku anterin kamu belanja. Aku nggak sengaja nemuin ini di rak mainan. Tinggal satu, jadi aku beli aja biar ada yang adopsi," jelas Altez menyeringai polos membuat Grace tertawa.

"Ada-ada aja." Grace melanjutkan langkah kakinya menuju kelas diikuti Altez di belakang.

Dia berhenti lagi lalu menoleh menghadap Altez. "Ngapain masih ngikutin?"

Altez menggaruk tengkuk belakangnya yang tidak gatal. "Masih pagi tauu. Aku sengaja berangkat awal biar bisa berduaan sama kamu," kata Altez jujur.

Grace tidak peduli. Dia berjalan ke arah meja lalu duduk di susul oleh Altez di samping.

Setelah terlambat datang beberapa hari lalu, Grace kapok dan tak lagi-lagi mengulur waktu. Bayangkan saja, dia datang lebih awal, jam 6 pagi di sekolah. Beruntungnya ia bertemu dengan Altez di parkiran. Kalau tidak, mungkin ia hanya berdua dengan tukang kebun di sekolah.

"Lo tumben pagi-pagi banget." kata Grace sambil mengeluarkan bukunya.

"Gini-gini aku anak rajin ya." balas Altez seraya menenggelamkan wajahnya di atas meja.

ALTERIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang