Waktu berlalu dengan cepat. Ternyata liburan semester 6 ini akan berakhir 3 hari lagi.
Sudah sejak 2 jam yang lalu Alessa memandangi langit dan pepohonan tinggi yang berada di sekitarnya.
Ditemani suara aliran air yang menenangkan, berasal dari sungai.
Alessa menjadikan paha Zielle sebagai penyanggah kepalanya.
Mereka berdua sedang berada di taman, saat ini.
Zielle sudah pulang sejak 4 hari yang lalu.
Membawakan beberapa buah tangan untuk Alessa, berupa gantungan kunci berbentuk kucing dan beberapa snack khas Jepang.
"Zie" panggil Alessa.
"Hmm" sahut Zielle.
"Kamu, beneran ga mau kerja di agensi itu?" Tanya Alessa tetap dalam keadaan menatap langit.
"Hm, maaf ya Sa. Bukannya aku ga mau, tapi mama minta aku buat kerja di perusahaan sahabatnya papa. Papa yang minta sebenernya, papa minta mama buat nyampein hal itu ke aku. Katanya, papa dan sahabatnya dulu udah saling janji, kalau aku udah lulus kuliah, aku akan kerja di perusahaan sahabatnya papa. Itu sebagai bentuk terima kasih sahabatnya ke papa, karena dulu papa udah bantu dia di masa-masa perusahaannya sedang jatuh". Jelas Zielle.
"Tapi kan masih satu kota sama agensi itu, Sa." Lanjutnya.
"Hmm, iya sih. Masih sama-sama di Seoul". Balas Alessa.
"Tapi rasanya aku ga mau jauh-jauh dari kamu, hati aku ngerasa ga enak gitu, kaya ga mau kehilangan" jelas Alessa, kemudian beranjak untuk duduk di samping Zielle.
"Aku tau. Kenapa kamu ngerasa kaya gini. Nanti kan kita bisa ketemu di hari libur". Ujar Zielle seraya mengelus punggung Alessa.
"Nanti, kalo emang bisa, aku nginep deh di tempat kamu. Atau kalo kamu mau nginep di tempat aku juga boleh banget" lanjutnya, berusaha menenangkan Alessa.
Kemudian Zielle memeluk Alessa, masih berusaha menenangkan Alessa.
Zielle tahu, alasan Alessa seperti itu.
Trauma.
Alessa trauma akan rasa kehilangan.
Alessa pun membalas pelukan Zielle, menepuk pelan punggung Zielle.
"Makasih banyak ya Zie, makasih banget" ucapnya.
"Makasih untuk apa?" Tanya Zielle bingung.
"Makasih untuk semuanya. Makasih karena kamu selalu ada untuk aku, kamu selalu jadi orang terdepan setiap aku kenapa-napa, kamu selalu jadi orang terdepan setiap aku dan mama ada di masa sulit" jelas Alessa masih memeluk Zielle.
"Sa, kita hidup ga bisa sendirian. Kita semua saling membutuhkan, aku butuh kamu, begitupun kamu. Kamu juga selalu setia jadi penolong aku Sa. Inget ga, waktu keadaan ekonomi keluargaku lagi menurun, dan Gibran harus ngeluarin biaya yang cukup besar untuk kuliahnya, kamu yang nolongin". Zielle mengenang kebaikan Alessa padanya.
Mungkin selama ini memang kelihatannya selalu Alessa yang membutuhkan Zielle untuk berada di sampingnya.
Tapi sebenarnya, mereka berdua memang saling membutuhkan.
Dan saling melengkapi sebagai sahabat.
Bisa dikatakan bahwa, Zielle membalas kebaikan-kebaikan Alessa dengan 'selalu ada' untuk Alessa.
Karena Alessa terlalu baik, menurutnya.
Waktu masa-masa SMA, Alessa selalu membelikan hadiah-hadiah kecil untuk Zielle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Can't Love Someone Else
RomanceAlessa adalah sahabat kecil Atala sejak berusia 2 tahun sampai mereka lulus SMP. Karena rumah mereka hanya berbeda blok, Alessa blok a sedangkan Atala blok b di perumahan Residence Park, dan orangtua mereka memang saling kenal. Ketika memasuki SMA...