Author POV :
Setelah kejadian kecil di kantin yang membuat Nathan deg deg an, dia terus memikirkan ajakan temannya, Wulan untuk menonton Satria saat latihan basket.~~~
Nathan POV :
Sial kok bisa-bisa nya Wulan sadar. Tapi kenapa dia malah mengajakku menonton Satria? Apa benar dia sudah tahu? Aahh lebih baik aku bicara dengannya"Lan, ehhmm tentang yang di kantin tadi... " Aku malu untuk melanjutkan kalimatku
"Kenapa?... Mau ikut nonton Satria? " Tanya nya yang sangat to the point.
Aku menganggukkan kepalaku sambil bertanya. "Tapi Lan, kok lo bisa tau kalau gw merhatiin Satria?"
Wulan tertawa kecil dan menjawabku "duh than udah jelas kali, tiap ke kantin lo nengok kiri-kanan dan berhenti pada satu titik. Lo kira gw gak paham? "
"Tapi... " Belum selesai aku berbicara dia langsung memotong.
"Stop... Tapi apa?... Gw gak jijik sama lo. Meskipun itu dianggap gak normal oleh masyarakat kita, menurut gua itu bukan masalah. Karena kebahagiaan itu bukan dari kata orang. Tapi dari hati lo sendiri. Lagipula gue seneng kok punya temen yang unik kayak lo" Jelasnya yang membuatku menghebuskan napas lega.
"Yaudah nanti sore jangan langsung pulang yah. Kita nongkrong dulu dibawah pohon beringin. " Dia memberitahukan ku rencananya
"Siap nyonya... " Jawabku singkat.
~~~
"Supaya gak terlalu mencurigakan mendingan kita beli cemilan biar gak terkesan kalau kita nontonin mereka. " Saran Wulan terhadapku.
"Ide bagus tuh. Jadi kita bisa pura-pura nongkrong santai disini" Aku mengkonfirmasi ajakan Wulan dan membeli batagor dan sebotol air mineral di luar sekolah.
Setelah membeli beberapa persiapan untuk menonton anak basket latihan kami langsung kembali ke pohon beringin tadi. Aku sangat suka spot ini. Lapangan sekolah berada tepat di depannya. Pohon beringin yang besar dan rindang ini membuat sejuk. Ditambah tempatnya yang dekat dengan ruangguru membuatku dapat mengakses Wi-fi sekolah.
Setibanya kami di pohon beringin ternyata anak basket sudah berkumpul. Namun belum memulai latihan.
"Itu tuh target lo... Yang lagi buka tas." Tunjuk Wulan.
"Iya iya gw liat. Mata gw jeli kalau ngeliatin keajaiban dunia." Jawabku, Wulan hanya tertawa.
Tidak lama Satria mengeluarkan kaos latihannya dari dalam tas.
Oh sial ini perasaan yang tidak kusukai. Jantungku mulai berdebar.
Dia mulai melepas pakaian atasnya.
Dannnn...
Aaarrgghh pemandangan ituuu...
Dada bidang yang dihiasi 2 mata merah jambu, Perut yang seperti dipahat, Lengan yang besar itu. Aku ingin dia membekapku dan...
Aku sudah tidak tahan wajahku memerah dan aku mulai berkeringat.
"Woy biasa aja kali kayak gak pernah ngeliat yang begitu aja." Sial Wulan mengganggu imajinasi liar ku.
"Ah elo gak bisa liat gw seneng dikit apa?" Jawabku kesal.
Permainan dimulai. Aku memperhatikan permainan Satria dengan sangat fokus.
Cara dia memegang bola seperti memgang mangkuk besar. Aku membayangkan jika tangannya yang besar itu berada di bokongku.
Keringatnya yang menetes membuatku kehausan. Aku ingin mengumpulkan keringatnya dan ku hirup setiap harinya.
Arrrghhh ini semua gara-gara Wulan.
Setelah paruh waktu permainan, Satria mondar-mandir kesana kemari. Dari jauh aku mendengar dia bicara.
"Raf, lu liat botol minum gw kagak?" Tanyanya pada salah satu temannya.
"Sejak kapan lu bawa minum, biasanya beli diluar. Kita juga gak ada yang bawa minum lagi. Noh minta sama adek-adek yang di situ aja. Mereka ngeliatin lo dari tadi" Seketika Satria menoleh ke arah aku dan Wulan. Oh sial
Satria POV :
Masa sih mereka ngeliatin dari tadi? Ada yang salah dari gw? Bodo ah haus banget nih. Kira-kira mereka mau membagi minuman mereka gak ya.Gw pun mendekati dua adek kelas yang kata Rafa dari tadi ngeliatin gw. Satu laki satu cewe.
"Dek aus nih tolong beliin gw minum dong di luar" Aku memancing mereka
"Yang jualan di depan dah balik kak, minum gw pun udah abis" Jawab adek kelas yang cewe.
Gw pun beralih ke adek kelas yang satunya entah kenapa dia kayak grogi ngeliat gw. Dia gak berani ngelihat mata gw.
"Dek bagi minum lo dong" Pintaku kepadanya
"Ehhh i.. Ini Kak... " Dia terbata bata seperti orang ketakutan
"Lah lu kenapa? Santai aja kali, gw bukan tukang palak" sambil tertawa sedikit gw ambil minum itu dari tangannya.
Nathan POV :
sial sial sial dia dateng.... Aku harus apa. Kenapa tiba tiba gemeteran begini. Aku kasih aja deh minumnya. Aku harap dia menyentuhkan bibirnya di botol itu.
Dia mengangkat botol itu. Yahhhh dia tidak menyentuhkan bibirnya di botol itu. Dia meminumnya dengan mengangkat tinggi botolnya. Seketika air turun dan memenuhi mulutnya ada beberapa air yang tumpah ke bajunya sehingga nampak lah dada dengan puting kembar serta perut kotak kotak itu melewati baju nya yg transparan itu.
Ingin aku merabanya.
Satria POV :
"aahh... Ini dek makasih ya" Gw kembalikan botol nya sambil mengacak acak rambutnya. Gw memang suka begitu ke orang yang umurnya berada dibawah gw. Kepengen punya adek kali ya biar bisa disayang sayang. Kalau dipikir pikir adek cowok ini manis juga.
Putih bibir tebel dan merah. Tapi dia kan laki ngapain gw pikirin. Udah ah bisa bisa kelainan gw.Nathan POV :
Akkhh gilaaakkkk bisa bisa aku kena serangan jantung."Lo liat tadi Lan?
" Iya gw liat anjirr! Sumpah pengen banget gw rekam ahahahahah"
Sore itu aku bagai menenangkan lotre. Aku senang sekali. Apakah saat dia mengacak rambutku tanda dia merasakan hal yang sama denganku?
Ah jangan terlalu pede Nathan masih panjang perjalanan mu untuk menaklukan Satria.
Bersambung.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Yes selesai part 2. Satria cuek banget ya sampe sampe masa bodo dengan ketampanan Nathan. Tapi tenang Nathan masih punya beberapa cara untuk menangin hati Satria.
Jangan lupa vote dan komen ya supaya Author semangat nulisnya maafkan apabila ada kekurangan dan kesalahan. Author masih baru dalam menulis. Ini karya pertamaku. Jadi semoga kalian suka ya
Terimakasih sudah mampir
KAMU SEDANG MEMBACA
Fun Is Nuf
RomanceDisaat remaja labil meyakini bahwa dirinya berbeda, dia kian terjerumus di dalam dunia penuh warna. menceritakan tentang Nathan remaja gay yang memiliki hasrat seksual yang tinggi, yang berusaha mencari kenyamanan dalam lika liku dunia pelangi. Meng...