Bab 11 - Dilema

1.9K 65 2
                                    

Sudah beberapa hari semenjak kejadian di GOR. Satria masih belum bisa melupakan apa yang dilakukan Tony terhadap Nathan. Ia merasa tidak rela jika Nathan harus menjadi sasaran mesum Tony. Di lain sisi dia juga tidak mau jika dirinya dianggap peduli dengan Nathan. Dia malu jika orang tahu kalau Satria mulai menyukai Nathan. Namun jauh di dalam hati Satria ada rasa ingin memiliki dan rasa ingin melindungi Nathan. Nathan telah berhasil merubah pola pikir Satria yang hanya melihat dunia dari sudut pandang sempit semata. Menurutnya, apa yang di katakan Nathan selama di rumah sakit ada benarnya juga, cinta dapat tumbuh pada siapapun untuk siapapun.

Satria POV :
Beberapa hari ini gue terus kepikiran Nathan. Mulai dari apa yang dia lakukan buat nyelamatin gue, Kata-kata dia di rumah sakit, sampai kejadian malam itu bikin gw gak bisa lepas dari mikirin dia. Wajahnya yang ketakutan waktu gw pukulin, wajahnya waktu dia tertawa dan tersenyum di rumah sakit. Terus terputar di otak gw.

Ternyata hal itu berhasil diliat oleh kak Risa. Dia adalah satu-satunya kakak yang gua punya. Dia selalu mensupport gw dan apapun yang gw lakukan.

"Heh... Mau ngelamun apa mau makan? Tadi katanya laper?" Sahut kak Risa

"Eh... Iya kak sorry... "

"Kenapa?... Kamu mikirin apa?... Pacar? "

"Enggak kak Aku cuman mikirin papa dan mama kapan pulang" Gue mencoba berbohong.

"Dek... Kakak ini belajar di jurusan psikologi, kakak tau kamu bohong. Kamu kan tau kalau kamu ada masalah kaka bisa selalu kamu andalin. Ayok cerita" Kak Risa mencoba meyakinkan.

"Beberapa hari yang lalu... Ada anak cowo... Adek kelas Aku. Dia ternyata suka sama Aku."

*ukkhuk.... Kak Risa tersedak mendengar cerita gue.

"Sebentar... Laki?" Tanya kak Risa sambil meminum minuman nya

"Iya laki. Awal aku tau dia suka sama aku, aku marah. Jadi aku pukul dia sampe luka. Aku tahu itu salah tapi waktu itu aku takut orang-orang bakal nganggep Aku aneh."

"Wajar kalau kamu marah. Hal seperti itu memang dipandang buruk oleh masyarakat kita, tapi yang kamu lakuin  itu juga salah, apa pernah mama, papa, atau kakak mukul kamu? Enggak kan? Semua permasalahan itu bisa diselesaikan secara baik baik. Terus gimana...? " Kak Risa ingin mendengar kelanjutan cerita gue.

"Saat aku mukulin dia, tiba tiba aku berenti ngeliat mukanya yang meringis kesakitan. Jadi aku tinggalin dia. Singkat cerita waktu pulang tanding basket seminggu yang lalu aku di keroyok penonton tim lawan. Dan Dia dateng nolongin aku, padahal dia sendiri berdiri aja udah kayak mau jatoh. Tapi masih sempet nolongin aku"

"Kakak jadi tertarik dengan orang ini. Siapa namanya? "

"Nathan kak. Dari kejadian itu aku terus mikirin dia. Apa salah ya kak? "

"Oohh... Nathan keren kok namanya. Kalau kamu mikirin dia terus gak masalah. Selama kamu tahu mana yang baik buat kamu" Ucap kak Risa

"Tapi kak. Aku rasa aku mulai tertarik sama dia. Dari cara dia ngomong, senyumannya, dan kebaikannya... Aku gak bisa berenti mikirin itu dari kemarin bahkan sampai sekarang."

"Kalau kamu mulai suka sama dia, kejar. Jangan di sia-sia kan. Dia juga udah ngejar kamu. Ini giliran kamu ngejar dia. Kakak gak mempermasalahkan orientasi seksual kamu nantinya. Karena menurut kakak kamu udah bisa nentuin mana yang bisa buat kamu bahagia. Dan tugas kakak adalah mensupport kamu sampai kamu nemuin  kebahagiaan itu. "

"Tapi kak Aku malu dan takut orang-orang bakal nganggap Aku aneh"

"Itu konsekwensinya. Tapi apa menurut kamu itu sepadan dengan kebahagian yang akan kamu dapatkan nanti? Karena menurut kakak, persetan dengan kata orang. Kalau kita masih hidup dibawah bayang-bayang kata orang, ruang gerak kita di dunia ini bakalan makin sempit. Jadi masa bodo aja dengan omongan orang. Kamu gak perlu jadi gay atau belok untuk cinta sama seseorang. Karena pada dasarnya cinta itu tumbuh pada siapapun untuk siapapun. "

Deg...

Apa yang diomongin kak Risa sama persis dengan apa yang Nathan omongin ke gue tempo hari. Mendengar beberapa saran dari kak Risa tadi, sedikit membuka relung hati gua untuk Nathan. Mulai Besok gw akan berusaha buat dapetin dia. Tony gak akan bisa lagi ngelecehin Nathan.

Sebenarnya masih ada sedikit rasa takut di hati gua. Tapi kalau inget nasihat dari kak Risa tadi gua jadi lebih percaya diri dan yakin gak akan ada apa-apa setelah gua dan Nathan jadian.

Setelah makan gue kembali ke kamar. Untuk mandi. Setelah mandi, gue langsung nyari baju ganti di lemari. Tapi gue malah nemuin baju Nathan yang waktu itu dia pinjemin ke gw. Gue menghirup aroma parfum Nathan di baju itu. Meskipun udah seminggu aroma parfumnya masih bisa kecium. Dari situ gw kepikiran buat kontak Nathan. Tapi gw gak ada nomor WA nya, mau minta ke siapa ya... Aaaahhh gw search aja kali ya akun IG nya. Gw berusaha mengingat nama lengkap Nathan. Seinget gw waktu dirumah sakit, Namanya ada unsur Indonesia bangetnya... Apa yah... Perwi... Ahhh Prawira... Gw langsung search IG nya dan boom langsung ketemu. Tapi IG nya di private. Jadi mau gak mau gw harus follow akunnya terlebih dahulu. Gak perlu waktu lama dia langsung Acc dan Follback Akun gw. Wah keliatan banget gercep nya.

nathan.prawira

Than Ini Satria

Waduh... Tumben ada apa nih

Gausah ke geeran dulu
Gua mau mulangin baju lu
Udah seminggu kamar
Gw bau gegara baju lu

Njir... Sembarangan

Yaudah besok ketemu ya
Gw tunggu di cafe Kotjok

Loh napa gak di sekolah aja?

Mau gak? Kalau gak mau
Gw buang nih baju

Eh Iya deh. Jam berapa?

Pulang sekolah. Nanti gw kabarin

Oke deh

Mana nomor WA lo
biar enak sekabaran

Eh bentar....
086972695669

Oke thanks

Dengan itu berakhirlah obrolan gw dan Nathan. Gue gak sabar buat nemuin dia besok. Gue gak sabar ngungkapin perasaan gue juga.... Duhhh... Sialan lo Nathan gegara lo gue jadi begini..


Bersambung

~

GASSS TONIGHT 2 CHAPTER SEKALIGUS

Fun Is NufTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang