17. Cara Pikir Bian

432 82 7
                                    

Terimakasih atas segala support, ya!

                        

                    

"Gue sebelnya yak, masa Dikta langsung marah cuma karena secuil foto yang bahkan bentukannya gak jelas?! Masa iya dia lebih percaya sama foto yang takenya gak ada lima detik dibanding hubungannya sama Bianca yang udah bertahun-tahun ini."

Penghuni ruang tamu masih sama bahkan setelah bermenit-menit dari Dikta dan Bianca yang melangkah pergi untuk berdiskusi di kamar utama. Sejak tadi Joya masih berapi-api membicarakan masalah keduanya dan sisa lelaki yang ada hanya menimpali sebisanya.

Joya sudah diceritakan oleh Bianca bahwa Dikta yang membaca DM instagram darinya semalam. Dan sewaktu jam 1 pagi Dikta bertandang ke rumahnya, lelaki itu tak banyak bicara dan hanya meminta Joya memperlihatkan story closefriend Diana dari ponselnya langsung. Lelaki itu tak bercerita apa-apa dan hanya mengumpat sekali untuk sosok Alendra. Bahkan Johnny baru mengerti masalahnya apa setelah Joya yang bercerita. Berdasarkan apa yang mereka lihat dari postingan Diana, Bianca yang memberitau bahwa Dikta yang membaca pesannya dan memberitau bahwa Dikta tadi sempat berkelahi dengan Ale, ditambah Dikta yang kabur ke rumah mereka dengan penampilan kusut membuat mereka menyimpulkan sendiri bahwa dua calon pasutri itu cuma lagi salah paham saja.

Joya sebagai sesama perempuan yang sudah sangat kembung dengan curhatan Bianca perihal betapa wanita itu fall into Dikta tentu saja berada di pihak Bianca sepenuhnya. Bianca baginya sudah seperti adik sendiri.

                       

"Oh ya, lo pada sadar gak kalo tuh berdua hari ini anniv ke 7?"

                     

Pertanyaan Jeff langsung mendapat tolehan terkejut dari yang lain. Yuda si lupa tanggal bahkan sempat menoleh ke layar ponselnya sebentar untuk memastikan tanggal berapa hari itu.

"Lah si anjing, ni kita di prank jangan-jangan?" Simpul Yuda entah darimana. Sekarang perhatian sepenuhnya terfokus pada jomlo tahunan itu. "Tau ndiri si Dikta nih bucin guuooblokkk, dia mah jangankan anniv tahunan, anniv bulanan juga inget. Mungkin peringatan anniv terakhir sebagai pacar, Dikta mau ngedrama dikit terus ntar ujungnya 'surprise yangg!! kameranya disitu yang, coba lambaikan tangan.'"

Emang mereka nih cocok jadi sohib bertahun-tahun. Joya dibuat geleng-geleng ngeliat suaminya yang mengedarkan mata ke seluruh sudut ruang sementara Jeff yang ngangguk-ngangguk seakan satu pikiran dengan Yuda.

"Lo pada waktu ospek disuruh makan cacing dibagi berempat ya? Otak lo pada kayaknya cacingan anjir." Joya betul-betul dah gak habis pikir. "Kayaknya enggak dah. Dikta kan bucin goblok, mana mau dia ngeliat Bianca ampe nangis begitu."

"Tapi yang, bisa aja sih beneran lagi nge prank. Kan mereka nih bulol, dan kayak apa yang kamu bilang tadi masa iya Dikta marah cuma karena foto ngeblur kayak gitu? Dikta selama ini kan santuyyy." Johnny bersuara.

Untuk sementara otak Joya ikutan cacingan setengah alias perempuan itu mulai terpengaruh oleh kata-kata suaminya sendiri. Lah iya si monyet biasanya gak posesip, Joya membatin.

                    

Entah apa yang terjadi kalau mereka bisa mengetahui lebih dari ini.

                   

                           

"Duh cees, gue cabut dulu yak. Bapak gue minta ditemenin dagang pop es."

Yuda tiba-tiba bangkit setelah membaca pesan yang ia terima di ponselnya. Yang lain mengiyakan dengan anggukan dan Yuda beringsut memakai kembali jaket yang tersampir di pundak kursi. Bapaknya Yuda adalah seorang pensiunan yang enggak bisa banget berdiam diri di rumah. Maunya sibuk melulu dan ngobrol dengan banyak orang. Bahkan sangking gak maunya menjalankan sisa hidup sekedar jadi bapak rumah tangga, lelaki berusia setengah abad lebih itu nekat buka stand minuman di salah satu kantin sekolah swasta Jakarta dan ngurus sendiri jualannya.

[✔️] Kapan NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang