Terimakasih atas segala support ya :)
Dan senin kembali menyapa.
Pagi ini Dikta menggunakan kesempatan kerja remote yang dia dapat tiap seminggu sekali untuk bisa mengantar Bianca ke Bandara Halim jam 10 pagi. Hari senin ini adalah rangkaian pertama trip bisnis Bianca dimulai. Tujuan penerbangan Bianca pagi ini adalah Palembang.
"Vitacimin masih banyak nggak?"
"Masih."
"Coklat buat ngemilnya ada?"
"Ada."
"E-ticketnya udah dipisahin di file teratas?"
"Udah."
"Jaket kebawa?"
Bianca yang daritadi sibuk scroll materi sampai menoleh karena Dikta yang mendadak lebih cerewet dari biasanya, "Kebawaaaaaaaaaa." Jawabnya memanjang.
Dikta pun jadinya ketawa juga.
"Bi, jadi gedungnya kamu setuju yang antara empat itu aja? Beneran nggak mau coba survey yang paket hotel?"
Bianca tampak berpikir sebentar.
Sejak kemarin mereka memang sudah mulai merinci apa yang perlu mereka persiapkan untuk hari bahagia bersama. Rincian rencana ini juga turut dibantu oleh sahabat mereka Yuda yang punya banyak chanel WO karena lingkup pekerjaannya yang masih satu linier.
Dan fokus pertama mereka adalah venue atau tempat pelaksanaan acaranya itu sendiri.
"Kita udah ngebudget maksimal 100, kan? Itu paket yang hotel mahal banget kak...."
"Cuma beda 70an Bi..."
"70 juta itu duit Kak Dikta...."
"Tapi kan itu dapat beberapa kamar juga sekalian, viewnya juga bagus aku lihat-lihat."
"Buat apaan kamar? Kita punya rumah."
Mendengar Bianca ngomong begitu Dikta betul-betul dibuat gemas. Mendengar kalimat 'kita punya rumah' dari bibir gadisnya betul-betul masih bikin Dikta speechless alias norak-norak seneng gitu.
"Kan kamu punya sodara-sodara jauh, keluarga nenek-kakek kamu misalnya. Mereka emang abis kondangan langsung pulang gitu? Kesian banget."
Terus Bianca diam.
Lah iya juga ya, Bianca membatin.
"Tapi keluargaku banyak banget Kak Dikta.... Kalau dikasih kamar semua rugi bandar. Belum lagi keluarga kamu."
Kali ini Dikta yang diam sebentar karena masih berpikir.
"Aku tuh ngeri ya, ada yang iri-irian. Ngerti kan?" Bianca melanjutkan.
Dikta mengangguk, "Iya, atau enggak kita tetap ambil aja yang free kamarnya. Seinget aku ada yang free 8 kamar. Enggak usah digemborin kalau kita ada free itu, biarin yang butuh nanti ngomong sendiri baru kita kasih, gimana?"
"Boleh juga sih. Jadi kamu sukanya yang paket ballroom hotel gitu ya?"
"Sebenernya aku yang mana yang efektif aja Bi. Kamu mau liat nggak yang paketan hotel? Liat-liat aja dulu di hape aku. Di personal chat sama Yuda." Dikta segera mengeluarkan ponselnya yang berada dikantung celana bagian depan dan menyerahkannya pada Bianca.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Kapan Nikah
Romansa[Selesai] "Kapan nikah?" Adalah pertanyaan yang hampir tiap hari di dengar Dikta dari beraneka ragam makhluk yang katanya manusia. Kata manusia, 7 tahun pacaran bukanlah waktu yang sebentar untuk saling mengenal pasangan; lebih lagi sudah sama-sama...