Beberapa minggu telah berlalu, kabar baik yang ditunggu tunggu akhirnya tiba. Nami positif hamil, kini ia berada di rumah sakit bersama Hancock dan Sonia.
"Dewa berpihak padaku kali ini."
Wanita cantik itu tersenyum bahagia, sama sekali tak seperti biasanya. Kesan angkuh dan dingin hilang begitu saja, seakan itu bukan dia. Dan ini pun membuat Nami ikut bahagia, syukurlah ia bisa hamil hanya dengan satu kali berhubungan setidaknya ia berhasil memenuhi kontrak tersebut.
"Terima kasih Dokter Chopper, program mu berhasil! " Sonia pun ikut senang melihat kakaknya tersenyum. sudah lama sekali, sejak ia menikah tak lagi terlihat senyuman diwajah cantiknya itu.
"Yang benar saja, aku tidak akan senang dengan pujian mu itu.. " Wajah Dokter Chopper memerah.
"Mulai sekarang kau tidak perlu bekerja lagi, aku akan membiayai semua kebutuhan mu. " Hancock memeluk Nami dan tersenyum, seolah dia sendiri yang sedang hamil. Bagaimana ada, seorang perempuan yang mau menerima bayi suaminya dengan perempuan lain?
"Itu tidak mungkin hebihime-sama... Aku akan mati karena bosan nanti. " Nami tersenyum gugup.
"Kau harus ingat satu hal, anak didalam perutmu itu adalah anakku. Kau tidak memiliki hak apapun terhadap nya. Jika setelah anak itu lahir dan kau tak memberikannya padaku... Aku akan membunuhmu! " Ancam Hancock.
"Tentu.. Aku tidak akan melanggar perjanjian kita." Ucap Nami takut takut.
"Dokter... Aku ingin hasil USG nya atas namaku. " Perintah Hancock.
"Baik! "
***
Setelah bertemu dengan Nami, Hancock segera pulang kerumah dan memberikan kabar baik ini pada Garp, dia orang pertama yang pantas mendapatkan nya.
"Hancock-chan, kau sudah pulang? " Sapa Hina, ia sedang menggendong bayinya yang baru lahir di ruang keluarga.
"Ya.. Dimana jii-san? " Kepalanya menoleh ke kanan dan kekiri mencari cari sosok pria tua itu.
"Jii-san berada di kamarnya, tadi dia bilang sakit kepala. "
Setelah mendapat jawaban, wanita cantik itu segera pergi ke kamar Garp yang tak jauh dari ruang keluarga, suara langkah kakinya bergema di rumah yang sangat luas itu.
Hancock mengetuk pintu kamar, dan pemiliknya pun mengizinkan dia untuk masuk.
"Jii-san, aku punya kabar baik! " Dia memberikan foto hasil USG nya.
Garp duduk di tepi ranjang, dan mengenakan kacamata nya.
"Apa ini ? Aku tidak mengerti. ""Ini adalah foto cicitmu Ojii-san ... Aku sedang mengandung. " Hancock tersenyum sambil menangis, sungguh tak ada yang lebih bahagia darinya saat ini.
"Benarkah? Selamat untuk mu ! Cucuku, kau berhasil. " Garp pun tertawa ringan. Akhirnya hal yang ia impikan pun terwujud.
"Sudah berapa minggu usianya? "
"Ini sudah minggu ke tujuh. "
"Apa sibodoh itu sudah tahu? "
"Aku belum memberi tahunya. "
Lekas Garp mengambil ponselnya yang terletak di nakas, ia pun segera menghubungi Luffy saat itu juga.
"Kau dimana bodoh?!! " Tanya kakek itu kasar.
'Aku sedang bertemu client di luar'
"Client macam apa, yang kau temui di bar jam segini? " Bentak Garp. Ini masih siang bolong namun Luffy sudah bersenang senang di sana.
