Semua orang tertuju pada Nami yang memarahi Luffy habis-habisan, namun Luffy hanya fokus pada potongan kecil dagimg yang menempel di payudara Nami yang sedikit terlihat.
"Nami ... aku minta maaf !" Luffy menyentuh payudara Nami berusaha membersihkan nya.
Entah sudah semerah apa wajahnya sekarang, ia semakin marah pada Luffy. Nami memukul kepala Luffy sekeras mungkin.
"BAKKA!"
Nami segera pergi untuk mencari toilet. Astaga ... ini benar benar memalukan, pasti orang orang akan membicarakan hal yang tidak tidak tentangnya.
Luffy memutuskan untuk mengikuti Nami, ia berlari mengejar wanita berambut orange itu.
'Kenapa lewat sana ? toilet kan disini.' Batin Luffy.
"Nami !! tunggu!""Siapa perempuan itu ? berani sekali bersikap kasar pada Luffy-sama ..." seorang gadis menatap tak suka. Suasana pun menjadi sedikit aneh, beberapa orang berbisik bisik, tak sedikit pula laki laki yang tertawa kecil melihat mereka.
"Si bodoh itu ... " Garp menepuk jidatnya, tak habis pikir, berani sekali Luffy melakukan itu di hadapan banyak orang.
"Itu kan Kaa-chan ... " gumam Luna.
"Yang tadi itu, Tou-chan ku ... " tunjuk Levy.
Hancock mendengar apa yang mereka bicarakan, ia menoleh kearah Luffy yang sedang mengejar Nami.
'Anak ini ... ' barulah ia menyadari, sesuatu yang ganjil telah terjadi. Mungkinkah Nami tidak melahirkan satu orang anak saja ? jika dipikir ... sepertinya itu mungkin, jika dilihat usia mereka tak beda jauh, dan lagi mereka memiliki sedikit kemiripan dengan Luffy.
Kenapa Nami tidak mengatakan tentang kehamilan kembarnya ? apa itukah sebabnya dia tidak menerima cek yang diberikannya, dan pergi menghilang begitu saja .... atau ia sudah merencanakan ini sebelumnya ?
'dia pasti menunggu waktu yang tepat, dan menggunakan anak itu, untuk merebut Luffy dariku ?'
**
Nami berlari pergi dari ruangan pesta, berniat untuk mencari toilet. Namun langkahnya malah membawanya ke loby Hotel, dimana disana, tentu akan lebih banyak orang.
Luffy yang berlari, segera meraih tangan Nami untuk menghentikan langkahnya. "Ikut aku !" Luffy membawa Nami ke koridor hotel yang lebih sepi, ia melepaskan tuxedo hitam miliknya, dan memakaikannya pada Nami untuk menutupi pakaiannya yang kotor.
wajah wanita itu sedikit memerah, ia melihat wajah Luffy.
Kini pria itu sudah jauh lebih tinggi darinya."Aku akan membantumu ..." Luffy masih saja mencengkram lengan Nami, ia membawanya menaiki lift dan pergi ke kamarnya. kebetulan selama berada di kota ini, Luffy dan keluarga menginap di Hotel ini.
" .... " Nami yang awalnya bawel, dan tak henti-hentinya bicara, kini hanya diam seribu bahasa. Ia tak berniat menjawab apapun yang dikatakan Luffy, ia memasuki toilet dan mengunci diri disana.
Nami berusaha membersihkan dirinya, ia menatap cermin wastafel, masih ada sedikit kotoran di bajunya. Bagus, sekarang bau daging akan menempel padanya.
Bertahun tahun Nami berusaha untuk melupakan Luffy, dan sekarang pria bodoh itu kembali hadir untuk menggoyahkan hatinya.
'Okaa-chan ... kemana Tou-chan ku ?' pertanyaan Luna masih terngiang di telinganya. Bagaimana cara orang-orang memperlakukan Luna sebelah mata hanya karena ia tak memiliki ayah. Mengingatnya hanya membuat Nami merasa marah.
Nami mengepalkan tangannya, jari jemari yang dihiasi cincin cincin itu sedikit gemetar. ia berusaha menguatkan hatinya. Ia harus jadi ibu yang kuat, ia sudah memutuskan itu semenjak merawat Luna ... jangan berharap pada Luffy, meskipun dia ayah Luna, tidak mungkin bagi mereka untuk bersama.