Seorang wanita berambut orange panjang yang diikat kebelakang, berlari menyusuri koridor hotel, ia mengangkat gaun merah panjangnya, agar lebih mudah baginya untuk melangkah dan menyusul pria berambut gelap. Berharap bisa menghentikannya.
Ia takut Luffy mengatakan hal yang tidak-tidak pada Luna. Meskipun dia memang benar Ayah Luna, Nami tidak mau Luna mengetahui ini sekarang, tentu akan lebih banyak lagi pertanyaan yang datang, seperti ... kenapa mereka tak bisa bersama selama ini ? kenapa ia dan Luffy berpisah ? Nami tidak sanggup jika harus menjelaskan itu semua pada anak sekecil itu.
Pupil mata Nami melebar, saat melihat Usopp dan Luffy yang hampir sampai di loby. Ia semakin mempercepat larinya, meraih lengan Luffy untuk menghentikan langkahnya.
"Ada apa Nami ?" Luffy terkejut melihat Nami, ia terlihat lelah dan nafasnya tidak beraturan.
"Aku akan membiarkanmu menemui Luna, tapi kumohon ! jangan katakan apapun padanya tentangmu, setidaknya untuk saat ini. Berikan aku waktu, aku sendiri yang akan menjelaskan siapa dirimu baginya," Nami memelas, ia memohon pada Luffy untuk mendengarkannya sekali ini saja.
"Baiklah !"
**
Levy merangkul Luna yang masih menangis, ia sudah membujuk Luna untuk membeli es krim,ataupun daging panggang untuknya, tapi gadis kecil itu masih tidak berpengaruh.
"Luna ... jangan bersedih, aku kan sudah bilang akan membagi Tou-Chan ku denganmu," Levy menghapus air mata di wajah Luna, membuat Robin tersenyum simpul.
'apa ini ? padahal mereka masih anak-anak tapi mereka sangat peduli satu sama lain,' pikir Robin.
"Aku tahu, tapi tetap saja ... Tou-chan mu bukanlah milikku," lirihnya dengan ingus yang meleleh.
Nami dan Luffy melihat itu dari kejauhan, kedua saudara yang sempat terpisah kembali di persatu kan oleh takdir, membuat Luffy sedikit terharu.
'Bagaimana mereka bisa saling mengenal?'"Levy ... apa yang kau lakukan disini ?" tanya Luffy.
"Tou-chan !" Levy segera menghampiri Luffy dan mengajaknya untuk duduk bersama mereka. sesekali Luffy melirik gadis kecil itu.
"Luna ... apa yang terjadi ?" Nami segera menghampiri Luna, sama seperti Luffy ia melirik Levy yang tampak sangat manis dengan topi jerami di kepalanya.
'Apa dia benar anak ku ?' batinnya tak percaya seolah ini adalah mimpi.Ia pun terpikirkan ucapan Luna waktu itu, bahwa ia memberikan topinya pada seorang teman yang baru saja menolongnya. Apakah itu berarti Levy dan Luna sudah bertemu sebelumnya ?
"Duduklah dulu ... kita harus membicarakannya dengan serius." Pinta Robin.
Nami pun duduk di samping Luna melupakan sejenak tetang kerinduannya terhadap putera sulung yang kini berada di hadapannya. Tak lama Usopp datang dengan membawa dua kotak susu.
"Ini ... supaya kalian lebih tenang," Usopp memberikannya pada Luna dan Levy.
"Ada apa kau meminta ku bergabung ?" tanya Usopp pada Robin, dia duduk di sebelah Luffy.
"Sesuatu yang buruk terjadi, kupikir Luna sudah sering mengalami hal ini, seseorang memperlakukannya dengan sangat kasar. Nami ? apa kau tahu tentang hal ini ?" tanya Robin.
"Tidak ... aku hanya menyadari bahwa beberapa orang memandang kami sebelah mata, tapi tidak pernah ada yang berusaha menyakiti Luna. Apa yang sebenarnya terjadi ?" Nami mulai sedikit panik, ia menatap cemas pada Luna.
"Seorang anak menghinanya karena tidak punya Ayah, jadi aku berusaha memukulnya. Tapi, Ibunya lebih jahat lagi, ia berusaha memukul Luna," celoteh Levy layaknya orang dewasa, ia sangat marah saat ini.