Sial.. Kenapa kepalaku terasa sakit sekali, padahal aku hanya minum beberapa gelas saja. Dadaku juga terasa sesak, dan apa ini? Kenapa malam ini terasa sangat panas sekali? Sebaiknya aku kembali ke kamar.
"Oy Luffy.. Kau mau kemana? Ayo kita minum lagi! " Ajak Zoro, ia menunjukan sebotol minuman yang baru dibukanya.
"Kalian lanjutkan saja, aku tak sanggup lagi, " Ucapku seraya pergi, terdengar jelas mereka mentertawakan ku.
Ahh.. Aku tak perduli, yang penting aku bisa sampai kamar sekarang, disana kan ada pendingin ruangan.
Aku membuka kunci kamar, dengan kartu yang Hancock berikan padaku.
"Apa ini? Kenapa sangat gelap? " Gumamku. Namun karena sangat pusing, aku tak memperdulikan nya dan bersiap untuk tidur.
"Panas sekali disini!! " Aku memutuskan untuk membuka semua pakaianku, tapi saat akan berbaring. Wanitu itu berbaring di tengah kasur seolah tak memberiku ruang.
"Minggir! " Perintah ku.
Tapi dia masih juga tidak merespon, aku berniat untuk menggeser tubuhnya itu, namun dia malah mengalungkan kedua tangannya dileherku. 'Dia memang selalu saja berusaha menggodaku, ' batinku.
"Luffy... " Suara lirihnya mengingatkan ku pada seseorang. Ini membuat jantungku semakin berdebar, dan parfum ini... Aku merasa familiar dan mengenalnya. Seperti...
Aroma Nami~
"Nami... " Meskipun ini hanya mimpi atau halusinasi ku, aku tidak masalah. Aku sangat merindukan mu Nami.
Kami mulai berciuman, hanya dengan menganggapnya Nami aku baru mau melakukannya.
*
Nami dan Luffy berciuman, semakin lama semakin bergairah. Pria itu membelai rambutnya dengan lembut, perlahan tangan kekarnya melepaskan rel sleting dress di punggung gadis itu, ia tak habis habisnya mencium leher gadis itu karena menyukai aromanya..
Wangi tubuh yang ia rindukan selama ini.
Di dalam kegelapan, Nami tak sengaja menyentuh bekas luka di dada pria itu. Seperti luka bakar yang sangat besar.
Mengingatkannya pada Luffy mantan kekasih yang telah lama ia tinggalkan.
"Astaga.. Meskipun ini mimpi, aku sangat bahagia bisa bersamanya lagi. "
Nami meremas pelas rambut Luffy, membenamkan wajahnya tepat di belahan dadanya.
"Aku sangat merindukan mu, " Lirih Nami. Ia menikmati setiap sentuhan yang Luffy berikan untuknya.
"Kau membuatku gila malam ini," Luffy semakin menyerang Nami dengan intens.
Sinar mentari pagi menerobos masuk melalui celah gorden, membuat Luffy merasa tidak nyaman hingga akhirnya membuka matanya. Ia mendapati Hancock yang tidur sambil memeluk nya.
'Ku pikir itu mimpi yang indah, ' Pikirnya. Sesaat ia merasa senang, dan sedih bersamaan.. Tapi, aroma itu.. Kenapa ia tak menciumnya lagi? Aroma Hancock dengan tadi malam benar benar sangat berbeda.
Bersambung...
Kalau kalian punya kritik dan saran silahkan komentar ^^