Chapter 3

751 53 7
                                    

Hari kelulusan sekolah menengah atas telah tiba, semua siswa bersenang senang dan merayakan selesainya belajar. Ada yang mengadakan pesta di sekolah ataupun mengadakan pesta pribadi di rumahnya.

Sedangkan Luffy, mengundang beberapa temannya untuk berpesta di villa pinggir pantai milik keluarganya. Mereka berpesta miras hingga tak sadarkan diri. Ada yang tidur di sofa ruang tamu, ada yang berhimpitan di satu kamar, bahkan ada yang tertidur di hamparan pasir pantai sangking tak sadar dirinya.

Nami membuka matanya, kepalanya terasa berat. Ia pun duduk bersandar kan bantal. Terasa sebuah lengan kekar memeluk nya.

"Ngh.. Apa yang terjadi? " Nami berusaha mengingat ingat. Dan saat itulah ia menyadari bahwa ia tak memakai pakaian saat ini, hanya selimut putih saja yang menutupi lekuk tubuhnya.

Lekas Nami menoleh, dan mendapati kekasihnya Luffy tertidur di sebelah nya. Wajahnya terlihat damai dan tenang, rambutnya sedikit berantakan.

"Luffy!! " Nami menepuk nepuk wajah Luffy agar ia segera bangun. "Apa yang baru saja kita lakukan?!! " Paniknya.

"Nami.. Ini masih pagi, ayo kita tidur lagi. " Luffy melenguh.

"Bodoh!! Apa yang kau lakukan padaku?!! " Nami memukul kepala Luffy sekeras mungkin agar dia benar benar bangun.

"I-tai... " Luffy segera bangun, dia pun tersadar dengan apa yang ia lakukan bersama Nami tadi malam. Sial... Mereka benar-benar mabuk saat itu.

"Aku minta maaf, tapi kan kau yang mengajak ku melakukannya, " Luffy menggosok kepalanya yang terasa sakit.

"A-apa? Yang benar saja??!! " Wajah Nami memerah, ia bahkan tak percaya jika ia yang memulai semua ini.

"Tenang tenang !!! Aku akan bertanggung jawab jika sesuatu terjadi padamu, " Luffy meraih tangan Nami berniat untuk menenangkannya.

"Aku takut Bellmere-san mengetahui ini, " Nami terlihat gelisah, ia bangkit dari ranjang empuk itu. Masih dengan selimut untuk menutupi tubuhnya. Ia mencari cari keberadaan baju yang dipakai nya sebelumnya. Namun ia tak sanggup untuk melangkah, kakinya gemetar menahan sakit.

"Aakkhh.. " Pekiknya.

Disaat yang bersamaan Luffy melihat sedikit bercak darah di sprei berwarna putih itu.

"I-ini.. " Dia pun terkejut dan segera bangun.

"Nami.. Kau berdarah! "

Sepenggal ingatan yang masih Luffy kenang hingga saat ini, dia tersenyum tipis sambil memejamkan matanya. namun anehnya terlihat setitik air di sudut mata itu.

Tiba tiba ia mendengar suara ketukan pintu, tanpa menunggu jawaban Zoro masuk ke ruangan Luffy dan melihat pria itu duduk memunggungi komputernya.

Zoro mengerti, semenjak pertemuannya dengan Nami kemarin membuatnya murung.

"Luffy-sama ..., " Panggilnya formal. Ia berjalan mendekati meja Luffy.

"Ngh.. Ada apa? " Gumamnya.

"Aku kemari untuk memberikan beberapa laporan ku, " Dia meletakan beberapa berkas diatas meja.

"Pergilah.. Aku sedang sibuk. "

"Baik.. Aku permisi. "

Luffy semakin larut dalam lamunannya akan masa lalu, kenangan kenangan manisnya saat bersama Nami membuat rasa sakit itu semakin dalam. Ia mengingat saat Nami memakai dress putih pendek berlari di tepi pantai.

Love is HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang