Chapter 10

595 53 19
                                    

  Entah sudah berapa hari Ojii-san tak sadarkan diri, ia terbaring lemah dengan masker Oksigen di wajahnya.
Aku dan Hancock masih setia menemaninya di Rumah sakit, karena kami merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi kini.

Aku duduk di sofa, memperhatikan Hancock yang duduk di samping ranjang, menggenggam tangan Kakek yang sudah keriput itu.
"Jii-san ... kau sudah sadar ?" Hancock menyadari bahwa Ojii-san menggenggam tangannya. Aku segera menghampiri  mereka untuk memastikan apa yang terjadi, dan kulihat air mata begitu deras hingga membasahi bantal Jii-san.

"Maafkan aku Jii-san ... ini semua kesalahan ku." lirih Hancock.

"Tidak ... akulah yang beralah, aku telah membuat kalian  berdua menderita selama ini." suaranya serak nyaris tak terdengar.

"Untuk itu ... aku akan menceraikan Luffy, Ojii-san."

Entah apa yang dipikirkan wanita ini, kenapa dia harus mengatakan hal ini disaat yang tidak tepat ?

"Kita bicarakan itu nanti, saat Ojii-san sudah sembuh!" perintah ku, aku khawatir kondisi Jii-san akan memburuk nanti.

"Tidak ... aku baik baik saja, Hancock sudah banyak menderita karena ku. Jika menurutmu kau bisa bahagia dengan berpisah dari Luffy, aku tidak akan mencegahnya." Ucapnya lemah.

Ternyata benar, Jii-san pingsan karena mendengarkan keributan yang terjadi antara Hancock dan aku waktu itu. Aku menyesal, seharusnya aku bisa mengendalikan diriku.

"Jii-san ... aku senang Ojii-san tidak keras kepala lagi, tapi ku mohon sembuhlah !" pintaku. Meskipun dia menjengkelkan, dia tetap Kakek ku dan, aku menyayanginya.

"Tapi ... pernahkah terpikirkan oleh Ojii-san ? bahwa ini bukanlah sebuah kebetulan. Takdir mempersatukan mereka dan, sekarang ada seorang anak yang menjadi pengikat bagi hubungan mereka."

Aku tak pernah berfikir bahwa Hancock akan berbicara seperti itu pada Jii-san, apa itu karena dia sangat peduli padaku ... atau hanya memanfaatkan keadaan agar ia terlihat lebih baik lagi dimata Jii-san ku.

"Kau benar," Ojii-san menatap ku tajam, ia mengisyaratkan untuk lebih dekat dengannya "Jika saja kau ditakdirkan untuk bertemu dengannya lagi, aku tidak akan menghalangi kalian, karena aku tahu itu tidak berguna."

Jujur saja, aku sangat senang mendengarnya. Namun setelah apa yang terjadi pada Nami terakhir kali, aku merasa tidak pantas untuk bertemu lagi dengannya. Aku hanyalah laki laki pengecut, bagaimana mungkin bisa membahagiakan Nami ?

                            ***

  Suara palu yang di ketuk tiga kali, menjadi pertanda berakhirnya perdisangan kali ini. Dimana Luffy dan Hancock resmi bercerai. Tidak ada dendam bagi mereka, dan mencoba untuk saling memaafkan kesalahan masing masing.
  Sebagai tunjangan dari perceraian, Hancock mendapatkan 20% saham Mugiwara Corp atas namanya. Namun itu bukanlah masalah bagi Luffy dan keluarga ... karena mereka memiliki lebih  banyak dari itu.
.

  Hancock menghampiri luffy dan keluarganya diluar gedung pengadilan. Ia melihat levy yang sedang di gendong Garp.
tangannya terulur, seolah meminta agar anak kecil itu mau memeluknya.

"Kaa-chan ... " Levy sangat ingin di gendong Hancock. ia tersenyum polos, karena anak sekecil ini mana mungkin memahami apa arti dari perceraian.
  Hancock pun sangat senang melihat Levy yang tak ingin berpisah darinya, ternyata masih ada orang yang tulus mencintainya.

"Puteraku, jadilah tumbuh besar dan tampan ya !" Hancock menghapus setitik air di sudut matanya. Bagaimanapun dialah yang mengurus Levy hingga saat ini, meskipun dia tak merasakan bagaimana sakitnya melahirkan, tapi dia telah menjadi seorang ibu yang baik.

Love is HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang