Berhenti berpura-pura, kamu juga manusia.
Berhenti menahan luka, kamu juga punya hak untuk bersuara.
Berhenti menahan sakit, kamu juga punya hak untuk menjerit.Hidup tidak selamanya berjalan baik, pasti akan ada pedih walau setitik.
Ada kalanya mengaku runtuh pada semesta menjadi metafora paling sesak untuk dirasa.
Berpura-pura kuat menipu semua mata.
Padahal jauh dalam jiwa, kita sibuk meronta, ingin jua diperlakukan sebagai seorang manusia.Manusia yang juga butuh menangis dikala sakit.
Manusia yang juga butuh istirahat di antara pelik.
Manusia yang juga butuh rumah untuk rebah.
Manusia yang juga butuh cinta kasih untuk membuat senyum kembali merekah.Semua luka itu berharga.
Dia mengajarkan kita untuk kuat layaknya baja.
Namun sesekali lemah diantara manusia yang lainnya itu tidak apa-apa.
Kamu juga manusia.Peluk jauh dari aku yang juga runtuh.
-Nayanika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jurnal Catatan Luka.
PoetryBerisi celotehan seorang Puan yang mendeklarasikan emosinya lewat sebuah tatanan Aksara untuk memperindah Luka.