(34) Hubungan

18.3K 1.1K 59
                                    

Gadis berpakaian elegan dengan warna putih yang mendominasi itu kini menjadi pusat perhatian para model maupun calon model yang tak sengaja berpapasan dengannya. Siapa yang tak kenal dengan dia? Clavina Kalandra, gadis yang setahun belakangan ini menjadi wajah perusahaan.

Walaupun debut dari naungan kantor cabang, tetapi ketenarannya sudah terkenal hingga ke kantor-kantor OXN Entertainment lainnya, bahkan hingga kantor pusat sekali pun. Sangat jarang ada model yang bisa menjadi pembicaraan di kantor pusat jika debut di kantor cabang.

Banyaknya pasang mata yang menatapnya, juga belasan mulut yang tak henti membicarakannya tak membuat langkah Clavina terhenti. Ia tetap melanjutkan langkahnya dengan wajah angkuh dan berjalan memasuki lift.

Saat pintu lift hendak tertutup, seorang gadis lainnya ikut masuk dengan terburu-buru seraya menyunggingkan senyum sopan dan segan pada Clavina.

"Lantai berapa?" tanya Clavina yang posisinya berdiri di dekat tombol lift.

"Lantai empat, Kak," jawab gadis itu dengan kepala menunduk.

Clavina pun tak ingin ambil pusing, ia segera menekan tombol berangka empat itu dan berdiri dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Tak ada pembicaraan yang mengalir di dalam sana.

"Kamu calon model? Masih pelatihan?" tanya Clavina saat membaca poster berisi informasi setiap lantai yang tertempel di dinding lift.

"Iya, Kak. Saya sudah satu tahun ikut pelatihan di sini, tapi belum debut sampai sekarang," jawab gadis itu lirih. "Mungkin karena kantor pusat banyak saingan kali, ya."

Clavina mendengus, ingin rasanya ia tertawa mengejek pada ucapan gadis yang berdiri menunduk di sebelahnya ini. Matanya meneliti penampilan gadis itu dari atas hingga bawah.

"Kalau penampilan kamu aja masih seperti ini, jangan pernah menyalahkan saingan kamu kalau kamu enggak debut-debut," cibir Clavina. "Sekarang saya tanya, model mana yang berbicara dengan posisi kepala tunduk seperti itu? Enggak pernah diajar manners kamu selama pelatihan?"

Sontak saja gadis itu mendongakkan kepalanya, menatap Clavina yang lebih tinggi beberapa belas sentimeter darinya. Sudut bibirnya berdenyut kecut mendengar cibiran dari seniornya itu.

Ah, ternyata rumor itu memang benar, rumor tentang seberapa pedasnya mulut anak emas perusahaan yang satu ini, pikir gadis itu.

"Nama kamu siapa? Kelas apa?" tanya Clavina saat melihat lift sudah sampai di lantai tiga.

"Natasya, dari kelas B." Kali ini ia menjawab dengan mata yang terus menatap mantap pada Clavina, seolah ingin membuktikan bahwa penilaian gadis itu salah pada dirinya.

Kepala Clavina mengangguk pelan. "Tiga bulan lagi kalau kamu sudah berubah seperti yang saya harapkan, saya bisa merekomendasikan kamu langsung kepada Pak Leon."

Ting!

Suara dentingan lift diikuti dengan terbukanya pintu aluminium itu mengakhiri pembicaraan mereka, tak lupa Natasya mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh seniornya itu sebelum keluar dari lift.

Clavina memang diberikan hak istimewa oleh Leon sebagai wajah perusahaan, setiap tahunnya ia bisa merekomendasikan satu calon model yang menurutnya pantas untuk debut. Semacam golden ticket dalam ajang perlombaan nyanyi.

Alasan Leon memberikan kesempatan itu lewat tangan Clavina karena kebanyakan model yang direkomendasikan oleh para pelatih atau orang yang berkuasa di bidang itu memiliki faktor X yang melenceng dari peraturan perusahaan.

Ting!

Suara dentingan untuk kedua kalinya itu pun membuat Clavina berjalan keluar dari lift dan menyusuri lantai 15 yang menjadi tujuannya saat ini. Lantai di mana berisi ruangan untuk para petinggi dan pemegang saham OXN Entertainment.

The Next QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang