(36) Hari Menyenangkan

16.5K 1.1K 61
                                    

Kaki Clavina melangkah dengan anggun sekaligus membawa kesan tegas di atas panggung runway yang cukup panjang itu, sementara di sisi kanan dan kirinya tampak para penonton dan tamu undangan bertepuk tangan serta bersorak heboh ketika satu persatu model dengan gaun yang mereka peragakan keluar dari balik panggung.

Kedua tangan Clavina memegang dua sisi kain batik yang disulap menjadi bawahannya, wajahnya terkesan datar dan dingin selama di atas panggung. Ia berpose sebentar di bagian depan panggung, sebelum memutar tubuh dan melangkah kembali ke belakang.

Pakaian yang ia dan teman-temannya peragakan kali ini memiliki konsep Indonesia, di mana desainernya ingin memamerkan keanggunan kebaya yang dipadukan dengan batik khas Indonesia. Rambutnya di sanggul ke belakang dan dihiasi dengan berbagai aksesoris perak yang cukup berat.

Suara gamelan dan gabungan beberapa alat musik Indonesia lainnya terdengar mengisi ruangan itu, menemani para model menjalankan tugas mereka di atas runway.

Clavina pun bergabung bersama teman-temannya yang lain di sisi belakang panggung, berbaris dengan dia berada di tengah bak center. Tepukan meriah para tamu dan juga suara MC yang menuntun jalannya acara ini menandakan acara peragaan busana sudah berakhir.

Satu persatu dari para model cantik itu pun berjalan dengan anggun turun dari panggung, hingga giliran Clavina yang terakhir turun karena berada di barisan paling depan. Ia langsung menghembuskan napas lega begitu berhasil menjalankan tugasnya tanpa kesalahan sedikit pun.

"Good job, ladies! Kalian semua luar biasa di atas panggung tadi!" ucap seorang wanita dengan pakaian yang tak kalah fashionable.

Dia adalah Peggy Hartanto, desainer ternama Indonesia yang karyanya cukup terkenal bahkan hingga ke tingkat global, bahkan karyanya sudah pernah dikenakan oleh beberapa artis global. Clavina merasa ini adalah sebuah kehormatan tersendiri bisa ikut berpartisipasi dalam peragaan busananya.

"Aku sudah bilang 'kan? Semuanya akan baik-baik saja kalau kamu tenang."

Suara dan kehadiran Leon sontak membuat Clavina tersentak kaget, ia mencubit kecil pinggang pria itu dengan wajah cemberut. Hal itu pun membuat Leon memekik kesakitan dibuatnya, menarik atensi seluruh orang yang ada di sana.

"Leon! Kamu bikin kaget aja!" omel Clavina. Matanya melotot agar membuat wajahnya terlihat garang, tetapi jatuhnya terlihat lucu di mata Leon.

"Sut, ayo kita keluar. Beliau sudah menunggu kamu di depan," ajak Leon seraya memeluk posesif pinggang Clavina. Ia kemudian menggiring Clavina untuk berjalan keluar dari balik panggung dan menghampiri seorang pria paruh baya dengan pakaian formal yang berdiri tak jauh dari panggung.

Clavina meremas erat tangan Leon, jantungnya berdegup dengan kencang saat ini. Ia hanya takut jika pria yang berdiri beberapa meter di hadapannya itu tak menyukai caranya bekerja tadi, dan impian yang sudah ia bangun di kepalanya mendadak runtuh tak tersisa.

Leon yang mengerti dengan pikiran Clavina pun mengusap pelan punggung tangan gadis itu, sejenak ia menolehkan kepalanya menatap Clavina. "Beliau suka sama kamu kok, tadi aku sudah bicara sedikit sama beliau dan beliau bilang kamu terlihat cocok untuk brand-nya."

Sedikitnya hati Clavina bisa tenang mendengar penuturan Leon barusan, jantungnya pun tak berdetak secepat tadi yang seperti ingin copot dari tempatnya. Langkah mereka berhenti begitu berjarak sekitar satu meter dengan pria itu.

"Hello, Mr. Argus. This is Clavina, the girl I was talking about with you a while ago," sapa Leon seraya memperkenalkan Clavina.

"Ah? Hello, Miss Clavina. I'am Argus," ucap Mr. Argus seraya mengulurkan tangannya ramah.

Uluran tangan itu langsung disambut tak kalah ramahnya oleh Clavina, kedua sudut bibirnya mengukir senyuman yang begitu manis. Usai berkenalan mereka pun melepaskan uluran tangan masing-masing dengan senyum yang masih menghias wajah.

The Next QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang