1

4.3K 306 23
                                    

seorang wanita dewasa masih betah bergumul di bawah selimut tebal nan halusnya. Padahal matahari sudah menampakan dirinya sedari tadi. Tapi seolah wanita tersebut tidak sadarkan diri dan masih asik menjelajahi mimpi nya.

Dengan posisi tengkurap, wajah menghadap ke kiri dan mulut sedikit terbuka tanda tidur nya sangat pulas. Bahkan sebuah teriakan yang sangat memekakkan telinga dari tadi pun tidak bisa membangunkan tidur pulasnya.

Seorang yang lain dengan tergesa sambil menghentakkan kakinya mendekati kamar yang sedari tadi sedang ia tunggu kedatangan si pemilik kamar ke meja makan. Tapi nihil, percuma. mau selama apapun ia menunggu, jika tidak di bangunkan ia pasti akan terus tertidur sampai siang.

Desahannya semakin jelas ketika dengan tidak sabar dan sedikit hentakan ia membuka pintu kamar.

"Mamaaa....astaga ibu-ibu satu ini." Ucapnya jengah menghampiri Sambil menyibakkan selimut dengan sedikit kasar karena kesal melihat ibunya yang masih tertidur pulas. Padahal semalam ia sudah berjanji untuk mengantar nya kuliah pagi ini.

Wajahnya masih sangat terlihat kesal, suaranya sudah hampir habis karena terus berteriak sepagi ini. Tapi tidak merubah pergerakan apapun dari seorang wanita dewasa yang di panggil mama itu di atas kasur.

"Mah,, bangun dong. Nanti aku bisa telat ini kalau mama gak bangun-bangun." Ucapnya mengusap sedikit kasar lengan mamahnya. Tapi Masih tidak ada pergerakan sama sekali.

Sang anak sudah tidak tahan lagi, ia mengeluarkan jurus andalannya untuk membangunkan sang mama.

"Bangun sekarang!! atau nggak, aku berangkat kuliah sendiri." Ucapnya penuh penekanan dan mengancam yang kemudian langsung membuat wanita berumur 40 tahun itu terperanjat duduk dari tidurnya.

Kan. Memang harus di ancam dulu baru bisa membangunkan kebo tua ini.

"Hehe,,, selamat pagi key."  Ucapnya dengan mata masih tertutup menampilkan Sedikit deretan gigi rapi nya. nyawanya masih setengah sadar. Tapi ia harus segera bangun karena ancaman sang anak. Bagiamana pun caranya dia tidak akan membiarkan key berangkat sendiri.

Posesif? mungkin. Protektif? iya. Tapi yang lebih jelas karena ia sangat sayang kepada key. Dia tidak akan membiarkan apapun melukainya.

"Selamat pagi bunda." Ucapnya lagi melihat pada sebuah foto besar tepat di arah pandangnya. Foto yang sudah belasan tahun bertengger kokoh di sana. Foto yang setiap hari ia ajak bicara untuk berkeluh kesah walaupun tidak mendapatkan jawaban apapun dari tindakannya. Tapi ia merasa di temani, di dengarkan, di pahami. Sudah gila.

Key memutar bola matanya malas.
"Nyenyenye,,, dasar bucin. Aku heran kenapa bunda bisa cinta sama orang modelan kek gini." Ucapnya jengah Sambil berpangku melipat kedua tangannya menyilang di depan dada. Sedangkan yang di ledek hanya mengangkat bahu nya acuh.

"Aku tunggu 30 menit. Kalau telat aku bakalan berangkat kuliah sendiri." Ucapnya lagi kemudian langsung melenggang pergi keluar kamar.

Ara menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Anakmu tuh Chik, bawel banget kaya kamu." Ucap Ara tersenyum menatap foto besar Chika yang tertempel di dinding kamarnya. Chika yang sangat cantik, anggun, yang sedang tersenyum selalu membuat Ara tertular untuk tersenyum juga ketika melihatnya.

Ara menghembuskan nafasnya. Mengatupkan kedua matanya. Berdoa segala bentuk kebaikan untuk apapun yang akan ia lalui hari ini. Dan kemudian melangkah ke kamar mandi.

Ini sudah 14 tahun sepeninggal Chika. Ara dan key masih tinggal berdua di Bandung. Walaupun sudah berumur kepala 4, Ara masih terlihat muda dan kelakuannya tidak banyak yang berubah. Bahkan jika sedang berdua dengan key di tempat umum mereka selalu di sangka kakak beradik atau teman kuliah.

DEARA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang