12

1.8K 280 26
                                    

Key menghela nafasnya berat melihat Ara yang tertidur di sofa dengan memeluk foto Chika di dadanya. Key sangat tahu apa yang ara rasakan saat ini. Ara pasti sangat terpukul atas semua yang di katakan oleh bian semalam.

Jujur saja, di beberapa keadaan key juga merasa kecewa dengan ara. Tapi mau bagaimana pun Ara tetap mama nya. Orang yang selama 20 tahun ini merawatnya dengan sangat baik. Key menyayangi Ara jauh lebih baik dari ia menyayangi papa nya sendiri. Bukan karena Ara yang merawat nya selama ini dan bukan juga karena ara sudah memenuhi kebutuhannya dengan baik. Tapi karena Ara, dia tidak pernah merasa kehilangan sosok bunda di sisinya. Perihal apapun Ara pasti selalu melibatkan Chika. Ara tidak pernah lupa mengingatkan key untuk selalu mendoakan Chika.

Entah siapa yang benar saat ini. Key hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Ara dan juga bian. Masa lalu yang rumit antara mereka semoga bisa cepat terselesaikan, saling memaafkan dan keadaan kembali membaik.

Key dengan sangat perlahan melepaskan foto Chika di dekapan Ara. Setelah terlepas ia letakan di atas meja. Key mengusap lembut wajah sang mama. Masih ada sisa air mata yang mengering disana.

Key sangat menyayangi wanita dewasa di depannya ini. Wanita yang sudah lancang mencintai bahkan berselingkuh dengan bundanya yang berstatus sebagai istri kakak nya sendiri. Key sangat menyayangkan kejadian seperti ini terjadi di keluarganya. Tapi siapa yang bisa melawan takdir dan kehendak Tuhan atas rasa cinta yng terpatri di hati hambanya.

"Mah,,,,bangun yuk." Ucap key masih mengelus pipi Ara lembut.

"Ma, pindah ke kamar dulu yuk. Nanti badan mama sakit kalau tidur di sofa." Tangannya masih betah mengelus pipi Ara.

Ara yang belum benar-benar tertidurpun langsung membuka matanya dan terduduk.

"Kakak mau berangkat?. Udah sarapan?. Adek mana?." Key tersenyum kecut. Bahkan di saat paling rapuh pun Ara masih mengkhawatirkan key dan Aksa.

"Adek masih sarapan ma."

"Aksa baik-baik aja kan kak? Mama minta maaf ya kak." Ucap Ara sedikit takut menatap key.

"Its oke ma. Aku gpp."

Ara melihat Aksa mendekat ke arahnya, Ara mencoba memaksakan senyumnya melihat Aksa yang bahkan tak sedikitpun melihat ke arahnya.

"Dek..." Panggil Ara pelan tapi Aksa tidak menjawab panggilan Ara.

Hatinya terasa sakit saat Aksa berjalan melewati Ara begitu saja. Ia mengambil foto Chika di atas meja dan meletakkannya kembali di dinding. Untuk beberapa detik Ia tatap lekat-lekat foto cantik Chika disana.

"Bunda, Aksa berangkat." Hanya itu yang ia ucapkan sebelum keluar rumah dan menuju mobil key.

Ara kembali meneteskan air matanya. Sakit sekali melihat Aksa yang mengabaikannya. Key yang merasa prihatin pun hanya bisa mengelus bahu mamanya.

"Aksa bakalan baik-baik aja kok. Aku bisa pastiin itu. Jangan terlalu di fikirin ya ma." Ucap key menenangkan setelah membawa Ara ke kamar untuk istirahat.

"Key sayang mama, mau bagaimana pun key gak akan tinggalin mama sendiri. Sarapannya jangan lupa di makan ya. Key pamit dulu. Jangan khawatir in apapun. Istirahat yang cukup."

Setelah mengatakan itu dan menutup pintu key bergegas menghampiri Aksa di mobil untuk mengantarnya sekolah.

"Adek gpp?." Tanya key ketika mereka sedang di perjalanan menuju sekolah Aksa.

"Aku baik kak." Jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari hilir mudik kendaraan di depannya.

"Adek marah sama mama?." Tanya key lagi. Aksa menggeleng.

DEARA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang