10

1.8K 288 34
                                    

Hari ini hari pertama Aksa belajar melukis dengan Jessica. Setelah drama makan siang tadi. Aksa dan Jessica langsung beranjak menuju "ruang seni Aksara". begitulah Aksa memanggil ruangan khusunya.

Pertama-tama Jessica mengajari Aksa untuk mengenal alat-alat apa saja yang penting yang harus ia siapkan ketika akan melukis, kemudian Jessica menjelaskan fungsi dari berbagai kuas yang akan di gunakan dari yang paling kecil sampai yang paling besar. Aksa anak yang pintar jadi tidak butuh waktu lama untuk Aksa mengerti dan paham.

Kemudian Jessica mengajari Aksa untuk belajar memadukan warna di atas kanvas. Apa saja warna yang cocok yang harus di padukan untuk warna dasar, menggambar langit, laut, pohon, gunung dan sebagainya. Aksa memang suka menggambar, tapi selama ini yang ia gambar adalah tokoh-tokoh anime, gedung-gedung, orang-orang di sekeliling nya dan juga pemandangan di sekelilingnya tapi hanya berbentuk kerangka tanpa warna.

Jadi untuk paduan warna ia sedikit merasa kesulitan. Ternyata banyak sekali warna yang bisa di ciptakan jika menggabungkan beberapa warna dasar. Membuat Aksa sangat excited dan semakin semangat untuk belajar melukis. Ternyata sangat menyenangkan seperti sedang bermain warna tapi menghasilkan karya, begitu pikirnya.

Pemandangan di ruang seni Aksara pun tidak luput dari perhatian Ara. Dia duduk di teras belakang menghadap Aksa dan Jessica yang masih asik bermain warna. Ara tersenyum entah untuk apa arti senyum itu. Ia seperti melihat Chika sedang bermain dengan Aksa untuk yang pertama kalinya. Walaupun itu tidak mungkin. Bahkan Sangat tidak mungkin.

Ara menggelengkan kepalanya kuat, mengusir segala bentuk bayangan tentang chika. Sungguh otaknya selalu saja menyangkut pautkan apapun dengan Chika. Semakin membuat rindu itu menumpuk dan terjebak dalam masa lalu.

Ia baru teringat untuk menghubungi seseorang yang sudah mengirimkan Jessica ke rumahnya. Ara langsung mengetikan nama di handphone nya dan langsung tersambung.

"Hari Minggu nih bos ngapain dah ah ganggu aja."

"Besok gausah masuk kerja, lu Gua pecat."

"Si anjir,,,, Renata siap 24/7 untuk bos Ara seorang. Ada perlu apa bos ku sayang?."

"Bacot ah, gua mau nanya ren."

"Apetuh?. Anak gua lagi rewel banget ini buset dah. Gabisa besokan dikit apa."

"Surat pengunduran diri harus udah ada di meja gue besok pagi."

"Si anjing ambekan, gak asik ah."

"Penting ren."

"Eh penting?,,,, bentar gua titipin anak gue dulu ke bapaknya. Bentar."

Ara tertawa mendengar Renata yang memanggil Ari untuk mengajak anaknya bermain di sebrang telpon sana. Perpaduan yang pas memang. suaminya kalem, berwibawa tapi istrinya barbar ceplas-ceplos. Tapi Ara akui, mereka memang pasangan yang sangat serasi dan saling melengkapi.

"Udah nih, kenapa?."

Terdengar memang keadaan di sebarang sana sudah sedikit tenang. Mungkin anaknya sudah pergi entah kemana bersama Ari.

"Jessica, Lo kenal dimana sama dia?."

"Siapa Jessica? Perasaan terakhir gua ngenalin cewek namanya Lia dah. Itu juga sok-sok an lo tolak. sekarang malah nanyain. Denial banget Lo njing."

Ara memejamkan kuat matanya. Jangan sampai Emosinya terpancing hari ini karna renata.

"Ren..."

"Lagi pengen ya Lo?." Tanyanya lagi membuat Ara menggertakan gigi nya karna kesal. Belum 3 menit mereka bicara tapi Renata sudah menguji kesabaran Ara.

DEARA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang