Aluka terdiam di depan teras kost-an, tepat di depan tembok pembatas. Dia menatap layar ponselnya, yang dipenuhi oleh pesan dan telpon tak terjawab dari Kenzo.
Tanpa pikir panjang, Aluka memutuskan untuk mem-blokir nomor laki-laki itu saja. Aluka benar-benar membencinya. Sangat.
Beralih dari aplikasi hijau itu, Aluka harus dikejutkan dengan postingan di Instagram Kana.
"Apa-apaan ini?" Hati Aluka langsung berdentum, melihat selembar kertas berupa hasil pemeriksaannya tadi pagi di-posting oleh Kana.
Aluka Senjani, sudah tidak perawan. Jalang SMA POSTERIOR, haha.
Begitulah, caption yang terpampang di postingan Kana.
Postingan itu sudah ramai, dipenuhi cuitan riuh oleh akun pribadi murid SMA POSTERIOR.
Wih, Aluka diam-diam menghanyutkan 😭🙏
Dibobol siapa btw?
Aluka jalang? Kalau semalem, bandrol harga berapa nih?
Sama gue, malu kali? Kiw kiw🤗 Dibayar cash dijamin puas haha
Saya, teman satu kelas Aluka, begitu malu tahu ini😭
Aduh nyesel, pernah ngomong dia alim. Eh ternyata? Hahaha. Jalang om-om.
Sepasang kelopak mata Aluka sudah membendung air mata. Mungkin, sekali kedipan mata yang Aluka lakukan, akan sukses meluruhkan air mata itu.
Hati Aluka sakit sekali membaca semua komen di postingan tersebut. Dia benar-benar merasa tak punya lagi harga diri.
"Aluka?" panggil Awan.
Aluka langsung menyeka air matanya cepat, sebelum berhasil jatuh. Dia berbalik badan, menatap Awan dengan raut penuh tanya.
"Makan yuk? Aku udah beli makan di warteg," ajak Awan.
"Bentar ya Kak, aku ke kamar mandi dulu." Aluka langsung buru-buru menerobos tubuh Awan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TELAGA LUKA
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Lo cuma punya dua pilihan, Luka. Mati karena orang-orang di sekitar lo, atau matiin diri lo sendiri."