*Jangan Copy story aing sembarangan!!
*Dilarang Plagiat!!!-______-
*Dilarang ngepost ke berbagai bentuk Sosmed manapun!!
_________________________________________
Dalam empat ratus tahun, Jeon Jungkook belum pernah bertemu gadis seperti Lee Ji...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku menatap matanya
dan temukan pengampunan di sana
dan sejenak -
satu momen singkat dan manis yang bersinar,
Aku melihat akhir dari keputusasaanku.
• • •
Adalah suatu kesalahan untuk menyentuh Jieun dan menciumnya. Setelah merasakan manisnya Jieun, Jungkook tidak lagi bisa memikirkan hal lain.
Dia mencari Jieun saat makan malam, menyeruput dari gelas anggurnya, sementara dia mengawasinya makan, mendengarkan dengan penuh perhatian saat Jieun menceritakan bagaimana dia menghabiskan hari-harinya.
Jieun memiliki pikiran yang cerah, kecerdasan yang tajam, dan selera humor yang menyenangkan.
Namjoon mengatakan kepadanya bahwa Jieun cepat belajar, bahwa dia membuat kemajuan yang luar biasa.
Jungkook melihat hasilnya sendiri setiap malam ketika Jieun membacakan cerita untuknya, seperti yang dia lakukan sekarang.
Dia duduk di kursi favoritnya, menatap nyala api yang tidak banyak menghangatkan rasa dingin di dalam dirinya, mendengarkan Jieun membaca.
Suara Jieun menyapu dirinya seperti sutra sinar matahari, lebih lembut dari eiderdown, lebih panas dari nyala api yang menari-nari di perapian.
Melalui mata yang terpejam, Jungkook memperhatikannya, bertanya-tanya bagaimana mungkin dia tumbuh lebih cantik dari hari ke hari.
Pipinya mekar dengan warna, matanya berbinar, kulitnya bersinar dengan masa muda dan kehidupan. Senyumnya indah saat tertawa padanya.
Cahaya api memberikan bayangan emas di profilnya.
Terpesona seperti pemuda yang dilanda cinta, Jungkook menikmati kedekatannya, dengan suara nafasnya. Beberapa menit berlalu sebelum Jungkook menyadari bahwa Jieun telah berhenti membaca, bahwa dia balas menatapnya.
"Apakah ada yang salah, Jieun?"
"Tidak, Tuanku."
"Kenapa kamu berhenti membaca?" Senyuman lebar bermain di bibirnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
