“Kurang ajar kamu, Bayu! Kamu pikir anak saya apa? Ha?” Papa Nabila sudah mendekatiku. Mencengkeram krah kaos yang aku kenakan.
“Sudah, Papa!” ujar Nabila berusaha mencegah Papanya melakukan kekerasan terhadapku.
Sebenarnya pembelaan Nabila tak membuatku simpati padanya. Tapi, baiklah. Dia memang istriku dan aku tak pantas berbuat dzalim kepadanya dengan meningalkannya.
“Kita tinggal di rumah yang kemaren kita sewa saja,” ujarku sambil masuk ke dalam rumah, menggambil kunci mobilku.
“Kenapa? Kenapa tidak disini? Rumah itu masih perlu di bersihkan, Bay. Tidak bisa langsung ditempati. Ini sudah sore. Sebaiknya besok saja kita suruh orang membersihkannya,” ujar Nabila.
Benar juga. Aku juga sudah lelah jika harus membersihkan rumah yang akan kita tinggali. Apalagi bersih-bersih biasanya dilakukan oleh Fahira. Aku hanya tahu beres.
Kudorong dua koper itu masuk ke dalam rumah, dan kuletakkan di kamar yang paling dekat dengan ruang tamu. Nabila mengikutiku masuk ke kamar itu. Rumah kami hanya ada tiga kamar. Satu kamar di bawah yang biasanya untuk tamu menginap dan dua kamar di lantai atas, kamarku dan satu kamar yang masih kosong. Rencananya buat anakku jika kami nanti punya anak.
“Mas, kamar buat mama dan papa di mana?” tanya Nabila.
Pertanyaan itu sontak membuatku kaget.
“Aku antar saja mama dan papa pulang malam ini, atau aku panggilkan taksi,” ujarku. Buat apa mereka ikut menginap di sini. Toh, rumahnya tidak terlalu jauh.
“Mama dan papa akan tinggal sama kita, Mas. Rumah yang kami tinggali akan di sita bank,” ujar Nabila.
“Apa?!”mataku membelalak sempurna.
Berita apa ini? Apa aku tidak salah dengar?
Aku benar-benar tak habis pikir.
Mengapa ujian bertubi-tubi menimpa kepadaku.
Pantas saja keluarga Nabila sepertinya tidak mau aku menunda pernikahan dengan anaknya, ternyata mereka punya motif lain.
Aku baru tahu kalau keluarga Nabila sedang terlilit hutang dengan bank dan rumahnya sebagai jaminannya. Papanya harus mengembalikan uang perusahaan karena terlibat penggelapan. Jika tidak, dia akan diancam masuk penjara.
Kuacak rambutku dengan kasar. Apa ini yang namanya balasan atas keserakahanku? Balasan tindakanku yang tidak bersyukur memiliki satu istri, Fahira yang sangat baik?
Aku juga bingung, kamar yang di rumah ini hanya ada dua. Tidak mungkin rasanya Nabila tidur di kamar yang biasa aku tempati dengan Fahira. Aku bisa mendapat balasan ujian yang lebih berat jika aku lakukan. Bagaimanapun, kesalahan yang kulakukan kepada Fahira sudah cukup besar. Aku tak ingin membuat kesalahan yang lebih besar.
“Baiklah. Tapi, karena tidak ada kamar lain, terpaksa mama dan papa tidur satu kamar dengan kamu. Nanti aku cari kasur cadangan di gudang,” ujarku.
“Tapi, aku kan bisa tidur sama kamu, Mas. Aku juga istrimu,” ujar Nabila.
“Kalau kamu mau tidur sama aku, di rumah satunya. Bukan disini,” ujarku tegas.
Mulai sekarang, aku tidak boleh lembek di depan Nabila. Dia tidak seperti Fahira yang selalu menurut. Semakin aku lembek, dia semakin menuntut.
Bersambung....
Ijin promosi ya...
Dapatkan bundel paket isi 3 buku fullpart hanya dengan Rp. 89.900,- di Karyakarsa.Baca dulu cuplikan bab gratisnya di sini.
BIARKAN AKU PERGI 48 bab
SAAT HAMPIR MENYERAH 31 Bab
MENIKAH DENGAN TETANGGA JUTEK 50 bab.
Total 99 bab berbayar hanya dengan 89.900
Nikmati diskon 10rb dengan memasukkan kode voucher: JANUARI2023
Berlaku hingga 31 Januari 2023.Yuk buruan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Aku Pergi / KETIKA DIRIMU MENDUA
RomanceBayu dan Fahira menikah karena perjodohan. Saat rasa itu mulai ada, hadirlah mantan kekasih Bayu sebagai orang ketiga. Diam-diam, Fahira mendaftar kuliah ke LN demi mengobati lukanya. Di sana, dia bertemu dengan kakak angkatannya saat kuliah S1 di...