three

4.7K 458 112
                                    

Yibo duduk santai di dekat jendela kamar hotelnya yang terbuka lebar, angin pagi berhembus sejuk, di tangan kanannya memegang secangkir kopi dengan campuran cengkeh dan irisan lemon, aromanya begitu nikmat.

Hari ini adalah hari terakhir mereka berdua di Dubai, Nana terus mengirimkan pesan singkat padanya sejak kemarin, menanyakan keberadaannya.

Yibo terkadang merasa bersalah membohongi Nana selama lima tahun pernikahan mereka berdua karena ia telah mendua, menikahi pemuda manis keluarga pengusaha baja paling terkemuka di dataran Asia, xiao zhan, pewaris tahta kerajaan bisnis Xiao.

Tapi untuk menyesali pernikahannya dengan xiao zhan Yibo tidak pernah menyesal karena bersama xiao zhan ia lebih menikmati hidup, tidak lagi merasakan kesepian setiap kali Nana pergi keluar untuk urusan bisnisnya.

Xiao Zhan berdiri di dekat dinding pembatas antara ruang tidur dengan ruang bersantai, sepasang doe kelamnya memperhatikan mimik wajah Yibo yang terlihat memikirkan sesuatu.

" Pasti memikirkan Nana lagi, cih."

" Apa kau akan terus melamun memikirkan istri pertamamu itu selama kita disini?" Zhan jengah, saat bersamanya bisa-bisanya Yibo memikirkan Nana.

Yibo kaget, sejak kapan istri keduanya berdiri di belakangnya.

" Kau mengagetkanku sayang." Yibo meletakkan cangkir kopinya diatas meja.

Zhan mendekat, berdiri angkuh di hadapan suaminya.

" Kau memikirkan orang lain saat bersamaku, tega sekali kau Wang Yibo!" Sindirnya dingin, wajahnya tampak angkuh dan ketus.

Yibo merasa bersalah, benar apa kata xiao zhan ia sangat tega karena memikirkan Nana disaat dirinya bersama xiao zhan, wajar Zhan marah sekarang.

" Tidak juga."

" Bohong! Kita pulang saja, aku sudah tidak berminat disini!" Zhan melenggang pergi, membereskan pakaiannya yang acak acakan di dalam kopernya.

Yibo segera menghampiri xiao zhan, istri keduanya ini mudah sekali marah. " Jangan begitu, bagaimanapun Nana itu istriku juga, wajar kalau aku memikirkannya." Ujarnya.

Zhan mengetatkan otot rahangnya. " Kalau begitu kembali saja dengan nana, tinggalkan aku sendiri." Sahutnya dingin sebelum keluar dari kamar hotel mereka.

" Zhan, sayang, jangan marah dulu." Yibo mengekori istri mudanya, tidak peduli dengan tatapan aneh seluruh penghuni hotel yang di temuinya sepanjang jalan.

" Lepas! Jangan menyentuhku!" Sentak Zhan emosi. Wang Yibo harus di beri pelajaran agar terasa.

" Haruskah kau marah hanya karena aku memikirkan Nana?" Yibo akhirnya tersulut emosi juga.

Mereka berdua berhenti tepat di lobby hotel.

" Kau pikir ada orang yang baik-baik saja saat suaminya memikirkan wanita lain, dimana otak cerdasmu itu!" Balas Zhan sengit.

" Tapi Nana juga istriku, aku bahkan lebih banyak menghabiskan waktu denganmu di banding dengan Nana!" Balas Yibo marah, Zhan terlalu manja dan kekanak-kanakan.

" Kau menyesal menikah denganku?" Tanya Zhan dengan wajah sedingin salju.

Yibo terkesiap, ini kali pertama xiao zhan sedingin ini padanya.

" Bukan begitu maksudku sayang."

" Kalau kau menyesal menikah denganku ceraikan aku, aku sama sekali tidak keberatan." Ucap Zhan dengan aktingnya berpura-pura sedih.

" Tidak, aku tidak akan pernah menceraikanmu." Sahut Yibo cepat.

" Kenapa, bukannya kau menyesal menikahiku? Kau merasa bersalah pada Nana kan, lalu kenapa memilih bertahan dengan orang sepertiku?" Xiao Zhan tahu mereka berdua jadi bahan tontonan gratis pagi ini.

Second WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang