BAB 17

140 23 4
                                    

Rossyta sedang mengerutu diruang ganti pakaian. Dia memang seorang mata-mata. Tapi untuk soal menyamar menjadi perempuan seutuhnya hampir tidak pernah dia lakukan. Memakai gaun,menggunakan hak tinggi adalah segala hal yang selalu Rossyta hindari.

"Nona mohon bertahan sedikit lagi. Reseleting gaun ini hampir selesai."

"Tidak bisakah aku berganti pakaian biasa. Gaun ini sungguh menyesakan."Rossyta sedang dipersiapkan untuk sebuah pesta. Pesta dimana Ryan mengajaknya untuk pergi. Tapi Ryan kali ini ingin melihat Rossyta dalam tampilan yang berbeda. Dan disinilah dia berada sekarang. Setelah menghabiskan waktu berjam-jam disalon untuk didadani dan kini harus mencoba berbagai model gaun.

"Tidak bisa nona karena hanya gaun ini yang pas ditubuh anda saat ini."Rossyta mengela nafas kasar. Dia sadar berat badannya mulai agak bertambah sekarang. Karena jarang melakukan olahraga beberapa waktu belakangan ini.

"Tapi bisakah aku tidak mengenakan korset sialan ini. Ini sangat menyiksa."

"Tidak bisa nona tahan nafas anda."Rossyta menahan nafas serasa dia akan kehabisan oksigen saat itu juga.

"Sudah belum?"Dengan wajah mengelembung sembari menahan nafas. Beruntung dia sudah pernah latigan militer tapi dia lebih memilih berlari ribuan kilometer daripada menggunakan korset sialan itu.

"Sudah nona."Rossyta menghela nafas lega. Akhirnya dis bisa bernafas kembali.

"Aku tidak mengerti,bagaimana bisa para wanita sangat suka berpakain menyiksa diri seperti ini,"gerutu Rossyta. Gaun merah tanpa lengan kini terpasang indah ditubuh Rossyta. Menampakan sedikit tonjolan didadanya karena korset yang dia kenakan.

"Silahkan anda bercermin nona." Rossyta berjalan melihat kearah cermin. Dia hampir tidak mengenali wanita didalam cermin. Sangat cantik dan elegan. Rambut cokelatnya yang kini sudah mulai memanjang semakin terlihat indah setelah di keriting bergelombang. Gaun merah yang menyesakan dadanya itu benar-benar terlihat pas di tubuh Rossyta.

"Aku seperti wanita abad keseblasan,"Celetuk Rossyta yang megundang tawa para pegawai butik disana.

"Tapi anda terlihat cantik dan menawan nona."

"Aku benar-benar tidak mengenali wanita itu,bisakah kalian mengambil tasku."

"Ini nona."Rossyta mengambil tasnya. Seutas senyum miring terpatri diwajahnya dia mengeluarkan pistol miliknya dan yang sontak membuat kaget para pegawai butik disana.

"Nona anda membawa pistol?"ujar salah satu pegawai panik.

"Nona apa yang ingin anda lakukan? Maafkan kami jika kami menyingungkan anda."Para pegawai sudah ketakutan karena Rossyta yang kini memegang pistol ditangannya. Rossyta menghela nafas.

"Tenang lah aku tidak akan menyakiti kalian ini hanya untuk berjaga-jaga dalam keadaan darurat."Rossyta menyibak gaun bawahnya. Menyematkan dua pistol di paha kiri dan kanan. Dimana dia sudah mengenakan stoking dan tempat penyimpan pistol disana. Para pegawai disana merasa lega. Mereka pikir Rossyta akan menembak mereka.

"Syukurlah kami pikir anda akan menembak kami semua."Rossyta terkekeh. Dia menenteng cluth ditangan kirinya.

"Sepertinya aku sudah selesai. Bisakah kalian ambilkan selendang buluku." Merekapun memberikan selendang bulu kepada Rossyta untuk menambah kesan elegan dalam penampilannya.

"Orang-orang pasti tidak akan pernah berpikir wanita secantik dan seelegan ini akan membawa pistol ditubuhnya." Ryan berdiri diambang pintu ruang ganti. Rossyta tersenyum menatap Ryan dalam balutan jas hitam yang rapi berserta dasi kupu-kupu yang dia kenakan.

"Aku harus selalu siap untuk segala kemungkinan terburuk tuan muda."

"Aku tidak akan membiarkan kau dalam bahaya."

"Seharusnya kata-kata itu aku yang mengucapkanya."Ryan menaikaan alisnya.

"Tapi sekarang kau adalah kekasihku bukan agent mata-mata yang menjagaku." Rossyta tersipu malu. Para pegawai disana terkekeh.

"Iya ya baiklah tuan muda, jadi bisakah kita pergi sekarang sebelum aku kehabisan nafas karena gaun ini."

"Joseph sudah menunggu ayo."

"Terima kasih bantuan kalian."

"Sama-sama nona." Rossyta melangkah bersama Ryan keluar dari ruang ganti menuju mobil dimana Joseph sudah menunggu mereka. Ryan dan Rossyta tampak seperti pasangan yang sangat serasi.

"Silahkan tuan dan nona,"ujar Joseph membuka pintu sembari tersenyum penuh arti kearah keduanya.

"Aku sungguh tidak biasa melihat kau bersikap sesopan ini Joseph."

"Anda harus mulai terbiasa mulai saat ini nona. Karena melayani nona artinya saya melayani tuan."Rossyta memutar matanya malas.

"Dasar berlebihan."Joseph tertawa. Ryan hanya mengeleng kepala pelan.

"Ayo masuk."

Mobil pun meluncur meninggalkan pelataran butik menuju acara pesta yang mereka tuju. Kali ini pesta sebuah perusahaan dimana Ryan menjalin kerjasama disana. Rossyta sudah mengecek beberapa tamu yang akan mereka temui disana. Dan semua dalam batas aman untuk bertemu setidaknya untuk Ryan. Dan dia hanya berharap semoga dirinya tidak membuat kesalahan dalam pesta atau membuat malu. Dia tidak terlalu ahli dalam memasuki pesta para konglomerat seperti ini.

****

She is Beautiful 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang