Javier menggebrak mejanya setelah membaca pesan dalam ponselnya. Bibirnya mengumpul jadi satu. Wajahnya tertekuk. Matanya menyorot tajam. Sungguh saat ini aliran darahnya tengah berlari hingga kepalanya memanas disertai dada naik-turun dengan tajam.
"Fuck! Kenapa dia malah menikah dengan Aldrich? Menjengkelkan! Shit!"
Tok! Tok!
"APA?!"
Pelayan itu melompat di tempat. "Maaf, Tuan. Nona Esme datang mencari Anda."
"Untuk apa sih? Suruh dia kesini!"
"Baik, Tuan." Pelayan itu pun undur diri.
Javier menoleh tajam saat melihat gadis berambut cokelat ikal itu mendekat padanya.
"Ada apa?!"
Esme memanyunkan bibir. "Kak. Kita berada di tim yang sama."
"Tidak pernah. Kau selalu satu tim dengan Emran."
Esme mengedar pandangan. Begitu menemukan sebuah kursi, ia menariknya dan duduk di depan kakak sepupunya. Gadis cantik berbalut skinny jeans dan jaket bomber itu menatap lekat Javier yang malah menutup mata.
"Aku ingin membalas kematian Kak Emran."
Javier membuka matanya.
"Karena Arabella dia tewas," tukas Esme dengan gigi menaut. Javier memperhatikannya. "Aku sangat membenci wanita lacur itu!"
"Kau mengenalnya?" Javier mengerut kening.
Esme menatap pria itu dengan tekad penuh. "Aku satu SMA dengannya dan tidak pernah akrab. Dia.. selalu menghalagiku mencapai semua keinginanku."
Javier menyungging smirknya. Pria yang memiliki dagu belah tengah itu bangkit dari duduknya. Ia berdiri sambil memegang sandaran kursi yang diduduki Esme.
"Kalau begitu.. apa kau ingin aku membantumu, beauty?" bisik Javier.
Untuk sekejab, Esme merasakan bulu romanya berdiri. Ia menghela napas panjang, lalu mengangguk.
"Apa kau percaya dengan caraku, hum?"
"Aku hanya ingin Arabella hancur," ucap Esme. Sorot mata gadis itu mendatar.
Javier tergelak sambil bertepuk-tangan. Esme menatapnya heran, tapi tak berani bertanya. Ia tersentak saat tiba-tiba Javier mencengkeram rahangnya.
"Kalau begitu, kau harus menuruti semua perintahku!" desis Javier, menatap tajam netra di depannya.
Esme menelan saliva susah payah. Ia pun mengangguk pelan. Javier melepas cengkeramannya. Pria itu tersenyum menjijikkan dan mulai membuka gesper ikat pinggangnya. Esme membelalak tak paham.
"Kau bukan anak kecil lagi, Esme."
"Tap- tapi, Ka-"
"Bukankah kau meminta bantuanku? Anggap saja ini perjanjian awal."
"Kak Javier, tap–"
"Kulum!"
Esme membelalak. Tangan Javier langsung menjambaknya dan memaksanya berlutut. Tanpa persiapan, Javier memasukkan batangnya ke dalam mulut Esme.
"Ayolah! Kau bukan pemula lagi."
Esme terpaksa menuruti sifat binatang Javier demi membalaskan dendam dalam hatinya. Untuk Emran, dia akan menjadi kucing peliharaan Javier. Setidaknya itu setimpal dengan kesengsaraan yang akan Arabella dapatkan.
"Aaahh! Kak, sakittt!"
"Sshhtt! Kenapa kau bertingkah seperti perawan, hah?!"
"Aahh! Ouuhh, Kak Javier!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIENATION
Romance21+ Anak kecil menyingkir [Sequel Ruby Lips × My Naughty Dasha] Kesialan itu membuatnya tak waras dan mengurung diri. Siapa sangka dia dipaksa keluar dari hibernasi oleh sesosok pangeran tua bertemperatur rendah yang tak sengaja pernah bertemu denga...