𝓣𝓮𝓷

152 8 0
                                    

"yf/n keknya bisa jadi jodoh tuh Kook" timpal Yoongi setelah mendengarkan cerita Jungkook.

"aish kau, kita aja belom pacaran, kok udah tiba-tiba jadi jodoh hyung?" Kata Jungkook sambil berpura-pura tidak setuju, padahal seneng-seneng aja dijodohin sama yf/n.

"karena, jodoh gaada yang tau Kook~" Kata Yoongi sambil mentease Jungkook.

"Ya, serahmu deh. Jadi.. ada tips buat nanti sore?"

"Jadi diri sendiri aja Kook"

"... hah..."

"Kalo jadi suami istri pasti yf/n tau sifat aslimu, kebiasaan aslimu, dll gitu. Ya jadi tunjukin aja pas nanti sore langsung. Toh, kalo kamu mau buat first impression yang bagus, kalo yf/n gasuka sifat aslimu kenapa harus lanjut sama dia? Masa kamu acting terus? Engga kan. Jadi diri sendiri aja Kook"

Jungkook sedikit terdiam karena sepengetahuan dia, Yoongi belum pernah pacaran. Jangankan pacaran, dia aja terlalu gengsi untuk mengajak perempuan buat ngobrol bareng, kecuali di saat yang diperlukan. Lantas, darimana asal kata-katanya itu?

"Ga salah sih.. tapi tetep lah first impression dikit. Yayayaya, tetep diri sendiri kok. Thanks hyung. Btw, kamu pernah pacaran ga sih?"

"Pertanyaan macam apa itu? Kalo kamu penasaran darimana nasihatku yang luarbiasa itu, itu karena aku jadi tempat curhatan si Jin sama hubungannya sama y/n. Bukan pengalaman pribadi. Jadi, kapan pelamarannya Kook?"

"Lah... KECEPETAN HYUNG" kata Jungkook sambil melempar bungkus plastik minumannya itu ke Yoongi.

"Sekarang judulnya perang bungkus plastik?" kata Hobi sambil melewati meja mereka dengan ceria (mau akhir bulan, gajian).

−−−> WMA <−−−

Beberapa menit setelah Yoongi pulang ke apartemennya, hpnya bergetar kerena ada telpon masuk.

"halo?"

"Kenapa Yoon, 4 panggilan tidak terjawab. Hpku tadi mati" Kata Jin di ujung telpon.

"Tadi mau ngabarin mau pulang dari Daegu, cuman kamu ga jawab-jawab jadi-"

"oh dah pulang kau?"

"Iya... emang kenapa?"

"Bisa ketemuan di rumahku?"

"Bisa. Kapan?"

"Sekarang"

"Sekarang?"

"Iya sekarang Yoongi anakuu"

"Jin... aku bukan anakmu"

"Ya intinya gitu cepetan kesini. Aku pengen liat aktemu itu"

"Ternyata itu toh... Kenapa ga kamu aja yang ke sini, aku males ke rumahmu lagi. Ini juga barusan nyampe"

"Mager Yoon"

"Ya kita sama-sama mager hyung. Kalo males besok aja. Antara kamu ke tempatku atau kita bisa bahas besok"

"ih... Yaudah aku otw kesana, awas kau jangan ketiduran lagi"

"Ya oke. Gimana juga aku bisa tidur, tadi aku minum kopi 3 gelas"

"Oastaga Yoonnn. Tapi kau kan gak pernah ada masalah tidur. Intinya jangan ketiduran sebelum aku sampe ke sana oke? Bhay~" Lalu terdengar telpon diputus oleh Jin.

*berteleportasi ke masa depan 45 menit kemudian*

"Yoongi. Yoongi~ YOONGIII JANGAN BILANG KAMU KETIDURAN" teriak Jin dari luar pintu apartemennya. Dan masih tidak ada jawaban.

Ini kelima kalinya Jin berteriak di depan pintunya. Tetangga-tetangga 1 lantai Yoongi telah mendengar Jin berteriak dan ia sekarang seperti orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa, pikirnya.

Untungnya tidak ada yang menelpon nomor darurat. Setidaknya belum. Karena itu Jin memutuskan untuk menelpon saja dia.

"Semoga hpnya ga di silent" batinnya.

Beruntung bagi Jin, terdengar suara telpon masuk dari dalam apartemen Yoongi itu. Dan seketika langsung dibuka pintunya itu.

"Oh maaf, aku lupa kamu bakal mau dateng. Tadi, aku abis dengerin musik pake volume kenceng" Kata Yoongi sambil menutup pintu.

"Kebiasaan kau. Pasti dengerin RM kan? Rapper bawah tanah favoritmu itu?"

RM, singkatan dari Rap Monster itu pada aslinya adalah sepupu Tae, Namjoon. Hanya, dia menggunakan kacamata hitam dan topi terbalik untuk menyembunyikan identitasnya. Bahkan sepupunya sendiri tidak tau itu sepupunya sendiri.

"Ya... begitulah. Nah apa katamu tadi? Mau liat akte itu? Bentar" Kata Yoongi sambil mencari fotonya itu di galerinya.

"Oh kau gak punya akte fisiknya?"

"Eum engga, soalnya gini. Kayaknya penyimpanan 'rahasia' itu sering dibuka, soalnya-"

"Sejak kapan rumahmu itu punya ruangan rahasia?" sela Jin.

"Ya mana ku tau. Intinya aku cuman bisa fotoin. Itu yang bisa aku lakukan"

Jin akhirnya harus puas dengan foto itu saja. Untungnya, Yoongi merupakan fotografer yang cukup baik, karena kualitas gambarnya bagus dan gak pecah gambarnya.

Jin pun merenung sebentar di pikirannya. Dan maksud 'sebentar' menurut Yoongi adalah 20 menit, tapi dia tidak berkomentar karena ia bisa mendapatkan waktu tidur sore sebentar.

"Akhirnya, sepertinya kasusmu tentang kepanikan, kegelisahan, dan lain-lain udah ada penjelasannya" Kata Jin dengan suara yang lumayan kencang yang mengembalikan Yoongi ke bumi dari alam mimpi.

"Oiya?"

"Telepati kembar"

"..."

"Kembar itu kalo kembar deket bisa ada yang ada namanya telepati. Telepati ini mirip kayak fenomena orang nguap. Kamu tau kan, kalo ada 1 orang aja diantara misal 10 orang di satu ruangan nguap, yang lain bakalan ikut nguap, padahal gaada yang nyuruh. Nah kasus ini mirip dengan kamu dan Jimin. Kalo kembar, dimanapun mereka, kadang kalo kembar deket, bisa ngalamin telepati orang nguap ini. Kau jangan salah sangka cuman nguap doang. Pada intinya, hampir semuanya kalo satu kembar ngalamin, satunya lagi ikutan."

"Oke... aku ngerti tapi otakku menolak untuk paham. Jadi, perasaan terancam ini, tanpa sebab, tanpa apa, itu karena... Jimin ngalamin juga?"

"Lebih tepatnya, kamu yang ngalamin juga. Jimin udah mengalaminya. Tapi menurut gejalamu ini kayaknya kita harus nemuin orang yang namanya Jimin disini. Aku punya perasaan buruk dia emang merasa dirinya terancam. Sesuatu."

"Jadi aku harus nemuin orang asing, buat nenangin dia?"

"Dia kembarmu Yoon. Dan kamu harus bantuin. Mana mungkin, kalo kita cari nama 'Jimin' di google bakal langsung tau profil lengkap dia siapa, enggak kan?"

"Harus banget sekarang?" Yoongi sudah dalam mode malasnya, jadi memang harus dipaksa dulu.

"Kalau kamu mau menyelesaikan salah satu masalah mentalmu ini, berarti iya, sekarang. Kalo gamau ya pilihanmu"

"Iya iya. Jadi, kita mulai dari mana?"

"Yang pasti Jimin orang Korea. Jadi mungkin di survei pemerintah kita bisa melacak namanya. Masalahnya, kita berdua gabisa meretas data pemerintah. Aku aja yang suka lupa password akun gitu, pada akhirnya akunnya diapus sama servernya gara-gara dikira hacker. Jadi siapa?"

Mereka berdua berpikir sebentar lalu keduanya terpikir 1 orang yang mungkin bisa melakukan kegiatan retas-meretas.

"Hobi" 

We Met Again (Brothership) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang