𝓕𝓲𝓿𝓮

194 8 0
                                    

Drrrt drrt... DRRRRRRRRRrrrttt... Drrrt drrt... DRRRRRRRRRrrrttt...

"Jam berapa sih sekarang? Ini orang punya sopan santun gak sih, pake acara nelpon-nelpon segala padahal lagi tidur" gumam Yoongi yang terbangun karena hpnya bergetar.

"Halo?"

"Aish kau, dari tadi udah kutelpon kenapa ga diangkat-angkat?" kata Jin dari telponnya.

"Lah kau yang apa, jam segini masih pagi tau, tadi aku masih tidur"

"Astaga Yoon, ini udah jam 1 siang, kau baru bangun? Lalu kalau jam segini masih pagi gimana jam siang versimu?"

"Di kamusku cuman ada yang namanya pagi, sore, dan malem"

"Kau senang sekali tidur Yoon"

"Ya oke tujuan kau nelpon-nelpon saya dan menggangu tidurku apa? Sebaiknya bukan telpon-membangunkan-Yoongi, karena hari ini hari libur dan aku akan segera mendatangimu ke rumahmu kalau beneran itu tujuanmu"

"bukan, bukan itu. Beneran. Tentang kasus kecemasanmu, mungkin sepertinya kau kunjungi kampung halamanmu, di Daegu. Dan mungkin karena kau sudah kuliah, ayahmu mau memberitau rahasia keluarga ini.. karena sepertinya kasusmu ini berhubungan tentang rahasia keluarga itu"

Yoongi pun terdiam di tempat. Ia tidak pernah mengunjungi lagi tempat kelahirannya itu semenjak ibunya meninggal, dan alasan ia tidak mau mengunjungi kelahirannya itu adalah karena ia tidak mempunyai hubungan yang baik dengan ayahnya.

"Iya aku tau hubunganmu dengan ayahmu kurang baik" kata Jin seakan-akan bisa membaca pikiran Yoongi. "Soalnya begini, yang aku bilang kemarin tentang kembar... nah temanku juga punya kembar, dan mereka punya semacam kembar telepati dimana kalo satu ngalamin sesuatu, yang lain bakal ngikutin juga tanpa aba aba. Misal, satu kelilipan, nah kembarnya ikutan kelilipan tanpa sebab. Masih kurang tau juga sih, tapi yah ada kemungkinan dari ceritamu itu"

"Oh ayolah, udah kubilang itu omong kosong Jin"

"Pikirkan Yoon. Yang kau bilang, kau seperti memiliki saudara imajinari pada saat kecil kan? Dan katamu imajinasimu tentang saudara itu bertahan kuat sampai kau lulus SMA kan? Walau kau tidak terlalu menunjukannya di saat itu, tapi kadang terlintas di pikiranmu kan? Nah mungkin kau memang beneran punya saudara, lebih tepatnya kembar. Setidaknya kunjungilah ayahmu dulu"

"Kalau aku gamau?"

"Antara kamu atau aku yang ke Daegu Yoon. Aku udah beli tiket kereta buat ke sana. Kalau aku sih seneng-seneng aja liburan ke Daegu."

"JINNN"

"Apa? Pikirkanlah, soalnya masih minggu depan keretanya. Sabtu, minggu depan. Janji kau bakal mikir tentang ke sana? Mungkin kita bisa mengurangi masalah mentalmu itu"

"Yaudahlah, akan kupikirkan. Tapi ku ga janji bakal mau ke sana"

"Makasih Yoon, yah oke dadah"

"Tumben? Biasanya bisa lama kau ngomong di telpon"

"y/n"

"Oalah, oke selamat berduaan sama y/n, titip salam hyung"

"Kau tak usah titip salam Yoon, y/n milik saya. Iya iya aku dateng"

Telpon pun terputus.

−−−> WMA <−−−

"Jin, kereta ke Daegu jam berapa?"

Jin yang sedang makan sushi itu tersedak sedikit tapi entah bagaimana bisa menelan makanan itu ke kerongkongannya. Jungkook yang melihat Jin tersedak langsung menepuk-nepuk punggungnya.

"ih kau, jangan buat makanannya keluar lagi. Kau mau melihatku memamah biak?" kata Jin sambil batuk.

"Ewh, ya tentu tidak. Btw, ada apa ini tentang Yoongi ke Daegu?" Tanya Jungkook yang sedang memakan ikan.

"O-oh, hmm itu..." Kata Jin yang bingung mau menjawab apa tanpa membeberkan masalah mental Yoongi.

"Gapapa, cuman sekedar pengen liat keadaan sekitar" kata Yoongi dengan santainya sambil memakan mie samyang itu.

"Tidak kuduga aku mendengar kau mau ke Daegu dengan inisiatif sendiri. Kalau kita bicara tentang Daegu saja, kau sudah membicarakan topik lain"

"Kalau aku pengen emang kenapa?"

"Gapapa sih... aish btw Yoongi kau udah nemu materi bab 14? Di internet kemarin ku sudah menatap layar laptopku sampai malam dan ga ketemu-ketemu"

"belum, dan kayaknya emang gaada yang membuat artikel itu di internet"

"Kalian ngomongin tugas skripsi? Kau cari aja di 'perpustakaan terkenal' mu di Daegu saja Yoon, tentang sejarah bukan?" Timpal Jin dengan asal.

Maksud dari Jin dari 'perpustakaan terkenal' itu adalah kumpulan buku di rumah lama Yoongi di Daegu, ayahnya dan ibunya itu suka sekali dengan banyak buku, semua genre buku yang kau inginkan intinya ada semua disitu. Termasuk sumber untuk materi bab 14 mereka itu.

"Betul juga... mungkin ada disitu"

"Kalau perpustakaan ini sepertinya terkenal, bagaimana caranya aku tidak mengetahuinya?" Kata Jungkook dengan polosnya

−−−> WMA <−−−

Yoongi terbangun di kereta yang ia naiki ke Daegu. Sepi, dalam artian baik. Tidak ada suara kendaraan yang terdengar seperti di daerah tempat ia kuliah. Berisik dan menggangu, menurutnya.

Sedikit dingin dan berkabut, menurutnya saat sudah keluar dari kereta.

Seketika Yoongi merasa kangen suasana tempat kampung halamannya ini. Terasa seperti...

Rumah.

We Met Again (Brothership) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang