𝓢𝓮𝓿𝓮𝓷

169 11 0
                                    

Aslinya itu bukan ruangan rahasia. Lebih tepatnya, tempat tersembunyi. Terlalu kecil untuk menjadi ruangan tapi cukup besar untuk menyimpan sesuatu.

Yoongi mengangkat kayu itu lalu meraih sesuatu. Ia menariknya, lalu ternyata ia menarik akte keluarga.

"Kenapa akte keluarga disembunyikan disini padahal ada di lemari?" Tapi Yoongi beramsusi mungkin dirinya saat kecil menyembunyikannya disitu untuk dibuka nanti seperti kapsul waktu. Setidaknya, asumsinya hanya berlangsung beberapa detik sampai ia membacanya.

Akte itu lengkap, seperti yang ia pernah baca berulang-ulang dulu. Nama ayahnya, ibunya, dan dirinya.

Tapi kali ini, akte itu ditip-ex. Ada suatu nama dibawah namanya itu.

Akhirnya, koin yang ia bawa di kantongnya itu ia gunakan untuk menghapus tip-ex itu. Dengan hati-hati tentu saja, karena kertas itu sudah tua dan tidak dilaminating,

15 menit berlalu, akhirnya hilang semua tip-ex itu. Tidak sampai semuanya hilang, karena Yoongi takut kalau ia gosok semuanya, tulisan itu akan menghilang juga.

Dengan usaha, dia membaca tulisan itu dibawahnya, "Ji... Jim... Jimin... jimin?"

Ia lanjut membaca status nama Jimin itu di akte itu, "anak? Gak mungkin pamanku kalau begini."

Lalu saat ia membaca tanggal kelahiran Jimin, ia kaget mengetahui tanggalnya sama persis dengan tanggal lahirnya itu.

"Jadi selama ini, selama aku hidup, aku mempunyai kembar bernama Jimin? Lalu kenapa aku tidak mengingat apa-apa darinya?"

Karena Jimin berada di bawah namanya, Yoongi, maka Jimin adalah kembarnya yang lebih muda beberapa menit.

Baru saja ia ingin lanjut membaca, alarm di hpnya menunjukan ia hanya punya 10 menit dari waktu yang ditetapkannya untuk menginjakan kaki di rumah ini.

Dengan kesal Yoongi memfoto akte itu lalu menaruhnya kembali di tempat penyimpanan itu. Selain itu tidak ada yang menarik di dalam kompartemen itu, hanya barang-barang sitaan ayahnya yang sedari dulu ia tidak bisa temukan.

"Jadi disini mereka menyimpannya, pintar" batinnya sambil menutup penyimpanan itu dengan kayu tadi.

Lalu ia keluar dari rumahnya dan menutup pintu. "selamat tinggal rumah", katanya.

Ia lalu menuju ke tempat temannya yang juga berasal dari Daegu dan masih tinggal disana. Yoongi pun menulis sebuah nomor lalu menunggu si penerima mengangkat telponnya itu.

"Yoongi? Tumben sekali kau menelpon. Biasanya kau tidak suka yang namanya telpon-menelpon" kata suara di seberang

"Ya, ini agak mendadak Tae, makanya aku menelpon. Dengar, aku lagi di Daegu dan aku terlalu malas untuk mencari penginapan. Boleh aku menginap di rumahmu selama 1 malam?"

"Ah boleh-boleh, udah lama juga kita menginap bareng, bayar ya?" Canda Taehyung.

"Ish kau, kalau bayar aku gak jadi nginep nih" balas Yoongi.

"Ga gitu dong... Canda hyung, jangan anggep serius. Ga bayar kok, tapi kalau bisa nanti malem kamu traktirin ya? Makanan pesan aja hyung"

"Yaudah, otw ya. Bye, sampe ketemu di rumahmu" kata Yoongi sambil menutup telpon dengan Taehyung.

Setelah itu dia mengirim pesan ke Jin, "Hyung, kau benar. Aku memang punya kembar. Namanya Jimin. Dan kalau kau kira aku sudah berdamai dengan ayahku, kamu salah total. Aku akan menceritakannya nanti, aku lagi mau ke rumah Tae untuk menginap lalu balik ke Seoul besok pagi. Bye hyung" isi pesannya.

Yoongi lalu mengirim foto aktenya itu bersama Jimin ke Jin lalu memasukan hpnya ke kantung celananya dan berjalan ke rumah Taehyung.


We Met Again (Brothership) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang