Dawin sudah menghentikan tangisnya,lelaki itu mendusel bak anak kucing pada anya
" Geli " Anya mendorong wajah dawin agar menjauh
" Belum juga di ituin " ucap dawin tak jelas
Ayana mendelik tak suka " Ngaco " kesalnya
Dawin terkekeh " Kamu,gak ada rencana gitu ? "
" Rencana apa ? "
" Nabur dari awal "
Anya menaikan satu alisnya " Nabur ? "
Dawin menganguk " Kamu mau ? "
" Nabur apa dulu,kalau gak aneh.Aku mau"
Dawin mendekatkan mulutnya ditelinga anya " Nabur benih sayang "
Plak...
Satu tamparan anya hadiahi untuk dawin, lelaki ini sangat asal bicara
" Sst,sakit " dawin meringgis
" Mesum " kesal anya
Dawin terkekeh,lelaki itu mengambil posisi berbaring dengan paha anya sebagai bantalnya
" Btw,kenapa tiba-tiba kamu ada disana ?" Tanya dawin penasaran
" Tadi anya ke supermarket,terus aku denger ada yang bilang kalau geng kamu lagi tawuran " jawab anya
" Siapa ? "
" Ya kamu,"
" Yang ngomong,"
" Ngomong apa sih ? "
Dawin menghela nafas " Yang ngomong geng aku lagi tawuran,seyeng "
" Cowok,seumuran kamu gitu.Modelanya juga kaya anak geng gitu "
Dawin menganguk,mungkin saja itu salah satu teman aliansi geng nya
" Lain kali jangan gitu lagi ya,bahaya " nasehat dawin
" Seharusnya,anya yang bilang gitu " balas anya
" Mm,gak tau mau ngomong apa lagi " dawin menelusupkan wajahnya diperut anya
" Emang bertengkar karna apa sih ? "
" Dia ngejek "
" Ngejek gimana ? "
" Karna susu "
" Haah ? "
" Iya,karna susu "
" Apa sih ? "
" Ya,dia ngejek karna aku beli susu tadi.Kita dari supermarket,sebelum ada kejadian perkara "
" Emang susunya kenapa ? "
" Katanya,susu kemasan gak enak.Lebih enak susu gantung "
" Serius kak ? " anya mentap dawin tajam
" Aku serius,kalau di pikir-pikir sih.Susu gantung lebih enak,kenyal gitu pasti "
Anya memutar bola matanya malas,sungguh permasalahan dawin tidak masuk akal
" Kirain ngejek gimana,cuma perkara susu doang.Sampe sampe kakak harus ngorbanin nyawa "
" Perkara susu doang ? Astaga nya,susu itu penting.Nutrisi "
" Tau ah,capek "
Dawin tersenyum licik " Nyobain boleh gak sih ? "
" Apa ? "
" Susu "
Anya mendengus " Sana beli,di supermarket banyak "
" Bosan yang kemasan,maunya yang langsung "
" KAK " pekik anya
Dawin terkekeh,lelaki itu kembali memeluk anya
" Nanti kalau kita nikah,kamu maunya punya anak berapa ? "
Anya menghela nafas " Gak penting "
" Penting itu,direncanain memang sayang.Jadi nanti tinggal dikerjain kan "
" Bahas yang lain dehh kak "
" Anak pertama cowok,terus anak kedua cowok lagi.Mmm nanti anak ketiga baru cewek deeh.Terus anak kita yang selanjutnya, terserah.Mau cowok atau cewek juga gak ppa "
" Enam cukup dehh kayaknya " lanjut dawin
Anya menghela nafas " Kak,perjalan kita masih jauh.Lulus aja belum "
" Hamil kan gak perlu nunggu kamu lulus "
" Kamu kenapa mesum gini sih ? "
" Aku bukan mesum,tapi sebagai lelaki itu harus ada persiapan yang matang.Dia harus nentuin,kedepanya mau gimana.Punya anak berapa ? Jadi,pas kita udah nikah semuanya udah tertata dengan rapi " dawin tersenyum
" Emang kakak yakin,kalau anya jodohnya kakak ? "
Dawin menatap anya,dia tersenyum tulus pada gadis ini
Cup
Dawin mencium kening anya lama
" Lebih dari yakin " ucapnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Teen Fiction" Halo.." ucap seorang gadis bernama anya saat menjawab telfon " Hmm.. " dehem seorang lelaki dari sebrang sana " Udah gak marah ? " tanya anya hati-hati " Masih,aku masih marah " jawab lelaki bernama dawin tersebut " Terus kenapa nelfon ? " " Kang...