Dawin menatap ke tiga sahabatnya,yaitu fernand,sanio dan angelo.Beberapa kali ia menarik nafas lalu membuangnya lagi,kenapa rasanya sungguh berat mengatakan ini
" Lo kenapa sih bos ? " Tanya fernand yang sedari tadi memperhatikan dawin,sementara sanio dan angelo sedang sibuk bermain bersama kucing yang mereka temukan di warung makan tadi
" Gue... " Dawin menjeda kalimatnya,lelaki itu mengusap wajahnya " Gue bakal lanjut di Inggris " Lanjutnya
Sontak sanio dan angelo langsung menatap dawin " Maksudnya,lo kuliah disana gitu ? " Sanio menatap dawin tak percaya
" Lo mau ninggalin kita ? " Wajah angelo sendu
" Maafin gue,tapi orangtua gue nyuruh " Dawin bersandar di kursi
" Emang lo mau ? " Fernand menatap dawin serius
Dawin mengeleng " Sebenarnya gak mau,tapi gue gak mau bikin orangtua gue kecewa "
Seketika keadaan langsung hening,tak ada yang berani berbicara jika menyangkut orangtua.Apalgi membuat mereka kecewa
" Buzzard gimana ? " Ucap sanio
" Anya gimana ? " Angelo sampai niat membuka ponselnya dan menunjukan foto anya dan tania yang tengah tertawa
Dawin mengacak rambutnya frustasi " Yaa,gue harus gimana ? "
Fernand menepuk bahu dawin " Sebenarnya,gue gak rela lo pergi bos.Apalagi kita udah pernah janji buat kuliah dikampus yang sama,kita berempat akan selalu bareng bersama Buzzard.Tapi di sisi lain lo juga punya kehidupan,dan lo sebagai anak harus bahagiain orangtua lo " Entahlah kenapa fernand tiba tiba jadi dewasa seperti ini
Dawin,sanio,dan angelo mengerjabkan mata berkali kali.Menatap fernand kagum
" Ini bener lo kan ? " Angelo menangkup wajah fernand,meneliti jika ini memang sahabatnya
" Jiiijiikkk.. " Fernand menepis tangan angelo kasar
Dawin terkekeh,hal seperti ini yang tak bisa begitu saja ia tinggalkan
" Walaupun gue gak ada,tapi gue yakin Buzzard akan tetap hidup " Ucapan dawin membuat keadaan kembali hening
🦋🦋🦋
Setelah pulang dari markas,dawin menghentikan mobilnya didepan rumah sang kekasih.Dawin lagi lagi menarik nafas dan melangkah masuk kedalam
" Kak dawin,selamat yaah " Kedatangan dawin langsung disambut pelukan dari anya
" Selamat yah kak,atas kelulusanya " Anya menatap dawin berbinar
Dawin tersenyum,membalas pelukan anya dengan sayang
" Makasih sayang "
Anya mengangguk,lalu menuntun dawin untuk duduk disofa
" Ayah sama bunda kamu mana ? " Tanya dawin karna melihat rumah yang sepi
" Keluar,ada acara " Jawab anya dengan senyum tak pernah luntur
Dawin menatap anya dalam,menarik tangan munggil sang kekasih lalu menciumnya lama
" Kakak kenapa ? " Anya merasakan ada yang aneh dari dawin
Dawin tak menjawab melainkan langsung memeluk anya " Nya.. " Panggil dawin
" Iya " Hanya mengusap kepala dawin yang berada diceruk lehernya
" Aku...aku mau kuliah di Inggris "
Pergerakan tangan anya terhenti,dia melepas pelukan dawin " Gimana ? Anya gak denger " Anya masih mencoba tersenyum
" Aku kuliah di Inggris,bukan disini " Jelas dawin
Anya langsung terdiam,senyumnya langsung memudar " Katanya mau disini ? "
" Iya,tapi orangtua aku sayang " Dawin mengelus pipi anya
" Te_rus a_nya gim_ana ? " Suara anya mulai bergetar,matanya sudah berkaca kaca
" Jangan nangis " Dawin langsung menarik anya dalam dekapan " Please,jangan nangis "
" Hikss...anya gak mau ditinggal,tapi..tapi anya juga gak mau halangin masa depan kakak,hikss"
Dawin memejamkan matanya,dia sudah tau respon anya pasti akan seperti ini.Tapi dia harus bagaimana.Dawin juga tak mungkin mengecawakan orangtua nya
Lohhaa guys,apa kabar ?
Mine baru bisa up lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Teen Fiction" Halo.." ucap seorang gadis bernama anya saat menjawab telfon " Hmm.. " dehem seorang lelaki dari sebrang sana " Udah gak marah ? " tanya anya hati-hati " Masih,aku masih marah " jawab lelaki bernama dawin tersebut " Terus kenapa nelfon ? " " Kang...