Dawin duduk diatas motornya memperhatikan anya,gadis itu tengah menunggu jemputan
" Samperin aja " suruh sanio,kini mereka berada di parkiran sekolah
" Gak ppa emang ? Nanti anya tambah marah lagi,dia natap gue aja engak " ucap dawin
Sanio terkekeh " Sejak kapan lo jadi Cemen gini "
Dawin mendengus,ia turun dari atas motor
" Doain " ucapnya,dan melangkah mendekati anya
" Semangat bos,gue pulang duluan " pamit sanio
Dawin menarik napas panjang,dia menatap anya yang ada didepanya.Posisi gadis itu membelakanginya
" Anya " panggil dawin
Anya menoleh,namun gadis itu dengan cepat mengalihkan tatapanya
" A..aku antar mau ? " Tawar dawin dengan nada gugupnya,entah di mana mentalnya yang sekuat baja itu
" Gak usah,makasih " tolak anya tanpa menatap dawin
Dawin lebih melangkah mendekat " Nya,maaf "
Anya tidak merespon
" Kamu gak kangen sama aku ? "
Anya masih tidak merespon,dia sibuk mengotak-atik ponselnya
" Aku gak bisa milih antara kamu dan Buzzard nya, sulit banget bagi aku.Kamu penting,tapi Buzzard juga penting buat aku "
Anya menatap dawin dengan tatapan datarnya
" Jangan natap aku kaya gitu " lirih dawin
Anya berdehem,dia tidak boleh luluh melihat wajah memelas lelaki ini
" Terus mau kamu apa ? " Tanya anya
" Ya aku mau kamu sayang,aku mau kamu tetap sama aku,sayang sama aku.Tapi aku juga gak bisa ninggalin Buzzard gitu aja " jawab dawin
" Kalian tuh sama-sama berharga di hidup aku " lanjut dawin
" Berarti kamu milih geng kamu kan ? "
Dawin mengeleng cepat " Bukan gitu,aku milih kamu.Tapi milih Buzzard juga,iisss.Gimana sih " dawin jadi bingung sendiri
Anya menahan tawanya melihat wajah bingung dawin,tapi dia masih berusaha untuk sok galak didepan lelaki ini
" Yaudah, semuanya udah jelas.Anya emang gak ada apa-apanya di banding Buzzard "
" Ya Allah,bukan gitu sayang.Kamu dengerin aku ya " dawin mengengam tangan anya
" Aku milih kamu,tapi aku juga milih Buzzard.Lebih tepatnya aku gak bisa milih antara kamu dan Buzzard, lagian kan geng aku bukan geng yang ugal-ugalan gak jelas,kamu tau itu kan.Jadi aku mohon jangan marah,jangan pergi dari aku "
" Kamu paham kan ? "
Anya mengeleng " Engak "
Dawin menghembuskan nafas kasar,ia melepas genggaman tanganya dari anya
" Gini,misalnya kamu disuruh milih antara bunda sama ayah kamu.Kamu pasti gak bisa milih antara mereka berdua kan,sama kaya aku "
" Tapi ini beda kak " bantah anya
Dawin meraup wajahnya kasar,dia menatap anya dengan tatapan sayunya
" Terus aku harus gimana ? Aku gak mau kamu tinggalin aku nya,please "
" Lagian kan,kakak sendiri yang nyuruh anya pergi "
" Gak pernah aku nyuruh kamu gitu "
" Situ lupa ya ? "
" Nya udahan ya marahnya,aku benar-benar gak bisa debat sama kamu terus-terusan "
" Ya gak usah ketemu anya kalau gitu "
" Gak bisa,kangen "
Anya memalingkan wajahnya,dia tidak bisa lagi menahan senyumnya.Wajah sendu dawin begitu menggemaskan
" Sayang,maaf ya " dawin kembali mengengam tangan anya
" Kabar kak fernand gimana ? "
" Kok nanya fernand sih " kesal dawin
" Jawab aja,apa susahnya "
" Dia baik Alhamdulillah.Besok udah bisa keluar dari RS "
Anya menganguk " Alhamdulillah "
" Sayang,gimana.Aku di maafin kan "
" Janji dulu sama anya " anya mengangkat jari kelingkingnya
" Janji apa ? " Dawin menautkan tanganya
" Janji kamu gak bakal alamin, apa yang di alamin kak fernand "
Dawin menganguk cepat " Janji "
Anya tersenyum,dia merentangkan tanganya
" Sini peluk,anya kangen tau "
Tanpa menunggu lama lagi,dawin Langsung masuk dalam dekapan anya.Memeluk gadis yang begitu ia cintai ini,mereka tidak lagi perduli dengan tatapan orang-orang.Dunia milik berdua pokoknya
" BAGUS YA,KE SEKOLAH BUKAN DATANG BELAJAR MALAH DATANG PACARAN " ucap satu suara yang terdengar begitu tegas,hal itu membuat anya dan dawin melepas pelukan mereka
" Mata pelajaran apa yang mengharuskan kalian pelukan ? " Tanya ayah anya tegas, jangan lupakan tatapan mengintimidasinya untuk dawin
Mampus
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Teen Fiction" Halo.." ucap seorang gadis bernama anya saat menjawab telfon " Hmm.. " dehem seorang lelaki dari sebrang sana " Udah gak marah ? " tanya anya hati-hati " Masih,aku masih marah " jawab lelaki bernama dawin tersebut " Terus kenapa nelfon ? " " Kang...