2 - the behind

371 62 9
                                    

Siang itu, pemuda yang tubuhnya agak berotot sedang duduk menyandar di dalam ruangan berpapan nama Ruangan Hima. Ia bukan anggota pengurus namun, ia suka meneduh di sana.

Park Jihoon sedang asik bermain game dengan sobat karibnya bernama Kim Junkyu.

Jihoon dan Junkyu sedang iseng membuat game online yang sederhana. Sudah sekitar tujuh bulan mereka menekuni hobinya itu. Pada awalnya, hanya Jihoon saja yang tertarik dan memulai memprogram game online karena gabut. Namun, Junkyu datang menawarkan diri untuk membantunya dan sekarang mereka sedang menguji game produksi mereka sendiri.

“Lo mainnya yang bener dong! Masa belok-belok gitu.”

Jihoon mendecakkan lidahnya, “Gue udah lurus ini cuma gak tau mobilnya gak bisa lurus jalannya.”

Jihoon maupun Junkyu memperhatikan mobil yang ada di layar laptop. Mobil itu melaju tidak mulus dan berbelok-belok seperti dikendarai oleh orang yang sedang mabuk. Hal ini akan dievaluasi oleh mereka berdua nanti.

Perlombaan semakin seru. Ya, game yang sedang mereka kembangkan adalah trek balap dengan desain mobil yang dapat menyesuaikan pengguna. Bisa di desain dengan keren atau lucu jika pengguna mereka seorang perempuan.

“Aderay, awas di depan ada mobil cepetan rem!” Teriak Junkyu saat melihat ada mobil di hadapan mobil Jihoon. Jika menabrak kan nanti Jihoon semakin tertinggal.

Mobil mini berwarna merah itu dikendalikan oleh Jihoon dengan gesit. Namun, tetap saja kecelakaan dalam perlombaan tidak dapat dihindari.
















Brak




















Mobil merah itu menabrak palang kereta yang menutupi jalan. Jihoon tidak sempat melewatinya karena kereta keburu melaju.

“Wah ini kayanya harus dimuat ulang sih,” ujar Junkyu yang langsung menyambar laptop.

“Jujur juga ini lebih parah dari yang kemarin. By the way, gue udah ada janji nih pertemuan kelompok. Gue nitip dulu ya!”

Jihoon merapikan barangnya dan dimasukkan ke dalam tas, sedangkan Junkyu merasa ditumbali.

“Lo lebih milih Scrum dibanding game lo sendiri?” Tanya Junkyu agak sewot.

“Scrum tuh mahal, Kyu. Udah untung bisa belajar dari mahasiswanya langsung. Lo gak tau sih dosennya udah keren kemana-mana. Lumayan juga belajar Scrum gratis. Anyway, ini juga bisa bantu kita perihal game.”

“Tetep aja—”

Jihoon memotong eluhan Junkyu, “Kalo ada yang belum beres lo bisa lempar ke gue. Gue duluan!”

Jihoon pergi sambil menggendong tas hitamnya, meninggalkan Junkyu yang diam membeku dengan perasaan campur aduk.

“Tau gini iyain Mashi aja,” gumamnya dengan kepala yang sudah pening.

“Tau gini iyain Mashi aja,” gumamnya dengan kepala yang sudah pening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
dilemma - hoonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang