12 - be mine

209 13 4
                                    

Prodi Hyunsuk sudah memasuki pekan ujian dan ia stres melihat jadwal yang begitu menyesakkan dada. Kalau bukan karena masa depan, ia tidak mau menghabiskan waktunya untuk kuliah. Namun Hyunsuk sadar bahwa ia bukan terlahir dari keluarga kaya raya yang tajir melintir uang tidak akan habis sampai tujuh atau sepuluh turunan.

Selama beberapa jam, Hyunsuk bergelut dengan materi. Tidak tahu yang ia pelajari akan keluar atau tidak yang terpenting ia sudah berusaha. Sedikit menyesal karena menyerahkan waktu tidurnya yang berharga, tetapi tak apa. Demi masa depan yang mungkin cerah.

Hingga mulutnya menguap pertanda ia harus menyerahkan jiwa dan raganya. Tubuh mungil itu berjalan gontai menuju kasur dan merebahkan tubuhnya sampai Hyunsuk tidak sadar kalau ia tertidur begitu saja.

Ia tidak bermimpi dan itu cukup membuat Hyunsuk puas. Terlebih bangun tepat waktu dan seolah hari itu sangat mendukung Hyunsuk. Agak membuat Hyunsuk curiga, namun ia tidak terlalu menaruh energi negatif.

Hari itu, Hyunsuk membabad habis soal-soal dari dua mata kuliah. Tidak ada yang mudah, lebih tepatnya sulit semua. Membuat Yeonjun harus terkapar di punggungnya karena tidak kuat dengan soal yang terlalu makan pikiran.

"Pusing gue, Suk."

"Dikira elo doang yang pusing?"

Hyunsuk mendorong tubuh Yeonjun menjauh. Ia perlu menikmati makan di jam sorenya itu dengan khidmat. Setidaknya suasana kantin tidak ramai. Menurut Hyunsuk agak mendukung dirinya yang sedang pusing itu untuk sedikit menenangkan diri.

"Kalian ini gue chat pada nggak bales!" Soobin tiba menghampiri mereka. Menggebrak meja karena kesal pesannya tidak dibalas.

"Udah tau ujian." Hyunsuk menjawab sekenanya. Toh memang benar begitu.

"Yang pusing banget aku!" Yeonjun merengek sambil merentangkan kedua tangan, menarik Soobin untuk mendekapnya. Tentu mendapat tatapan julid Hyunsuk. Pacaran tidak tahu tempat atau jomblo yang tidak tahu tempat?

"Abis minggu ujian katanya bakalan ada festival kampus. Kalau nggak salah anak ilmu budaya deh yang ngadain." Soobin menyampaikan informasi yang menurutnya penting. Kalau sudah begitu tandanya Soobin mau datang. Entah Yeonjun atau Hyunsuk harus menemani Soobin.

"Gue sibuk urus projek Scrum."

"Scrum mulu yang lu pikirin." Yeonjun meremehkan, padahal milik kelompoknya saja belum selesai.

"Dipikir gampang!"

"Kelompok gue mah tinggal beli produk terus ganti label. Gampang."

"Curang!"

"Makannya otak dipake, Suk."

Kesal mendengar itu, Hyunsuk kembali fokus menghabiskan makanannya. Menghiraukan Yeonjun dan Soobin yang sibuk saling merayu. Mau melihat sedikit saja berasa mual dan ingin muntah. Jadi lebih baik tidak usah dilihat.

Selagi mengunyah, Hyunsuk merasakan ponselnya bergetar. Ada pesan yang mungkin saja penting. Dengan mulut yang masih terisi penuh, Hyunsuk merogoh saku jaket yang dikenakan. Menyentuh layar ponsel untuk melihat siapa yang mengirimkan pesan kepadanya. Tertera nama Jihoon di sana. Pesan itu berisi ajakan keluar untuk menikmati waktu bersama walau sedikit.

Yeonjun yang sedang disuapi oleh Soobin, mengkerutkan kening. Ia dapat melihat Hyunsuk yang cepat sekali memasukkan makanan ke dalam mulut. Mengundang tatapan heran juga dari Soobin.

"Buru-buru amat lu. Mau kemana sih?"

"Mau jalan-jalan. Bye!"

Setelah piringnya bersih tak bernoda, Hyunsuk beranjak dari kursi dan meninggalkan Yeonjun serta Soobin.

dilemma - hoonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang