4 - Dirty Mind

512 45 10
                                    

warn 1500(+) words































Semenjak saat itu, hubungan antara Hyunsuk dan Jihoon semakin dekat. Selain karena setiap weekdays mereka menjalani rapat daily scrum, Hyunsuk seringkali diantar pulang oleh Jihoon.

Bahkan selain keperluan Scrum pun, terkadang Jihoon maupun Hyunsuk mengajak satu sama lain bepergian dengan alasan untuk memenuhi tugas kuliah.

Hal itu terjadi sekarang—tepat pada Sabtu malam ini Jihoon mengajak Hyunsuk menemaninya ke perpustakaan kota. Jihoon butuh sesuatu mengenai tugasnya dan tentu sekalian modus bersama Hyunsuk. Untungnya Hyunsuk suka membaca jadi ia sama sekali tidak protes saat Jihoon fokus dengan tugasnya.

"Ji, tugasnya masih banyak?"

Jihoon melirik ke arah Hyunsuk sebentar yang duduk di hadapannya.

"Sedikit lagi. Kenapa?"

Jihoon bisa melihat wajah Hyunsuk terlihat sedikit kesal. Apakah ia salah mengajak Hyunsuk ke sini?

"Lo bete ya kak gue bawa ke perpus kaya gini?" tanya Jihoon blak-blakan.

Hyunsuk menggeleng, "Bukan! Aku mau ke toilet. Hm—itu aku sakit perut, takut lama karena ga di apartemen."

Kepala Hyunsuk menunduk. Ia malu untuk mengakuinya. Sakit perutnya itu memang selalu tidak tepat datangnya. Belum lagi ia tidak merasa leluasa buang air besar jika tidak di rumah atau tempat yang sudah ia tinggali dalam waktu yang lama.

"Oh kirain apa. Ke kamar mandi aja. Gue tungguin sekali pun udah beres."

Hyunsuk beranjak lalu berlari karena sudah tidak kuat—sepertinya benar kalau ia akan lama di kamar mandi.

Hyunsuk sedang mencuci tangannya di washtafel sembari mengumpulkan rasa keberanian untuk berhadapan dengan Jihoon nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunsuk sedang mencuci tangannya di washtafel sembari mengumpulkan rasa keberanian untuk berhadapan dengan Jihoon nanti. Apa-apan di kamar mandi sampai lebih dari 30 menit?

Kalau kalian mau tau, Hyunsuk kesulitan mengeluarkannya karena ia tidak minum air dengan banyak. Belum lagi ia menggunakan toilet umum dan itu membuatnya semakin tidak nyaman. Ia selalu overthinking—bagaimana jika tadi ia menyebabkan antrean panjang karena satu bilik toilet digunakan olehnya dengan waktu yang lama?—padahal tadi sama sekali tidak ada yang mengantre.

Dengan wajah pasrah ia berjalan menuju pintu kamar mandi dan berjalan lunglai kembali masuk ke dalam. Namun, gerakannya terhenti saat menangkap seorang pemuda tengah berdiri menyandar di dekat kamar mandi.

"Udah beolnya?" tanya Jihoon menggoda Hyunsuk.

"Apaan sih, Ji?!"

Jihoon tertawa lalu memberikan tas kepada si pemilik.

"Kamu nunggu lama ya?"

Jihoon melirik jam tangannya, "Hm—sekitar 10 menit mungkin? Gak tau juga."

Jihoon mengangkat bahunya acuh. Lagian menurutnya manusiawi kok jika kebelet buang air besar. Tidak ada yang salah.

dilemma - hoonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang