6 - the first time

388 51 8
                                    

Jarum jam sudah menunjukkan angka sembilan dan hari sudah semakin gelap. Jalanan begitu ramai menambah kesan menyenangkan di penghujung kota.

Seorang pemuda tengah menatap mata lelaki mungil di hadapannya intens—dengan tangan yang menahan pergerakan agar kegiatan tidak dilanjutkan.

"Udahan, nanti kita main lagi kapan-kapan soalnya udah malem gue harus pulang."

"Hm, okay."

Hyunsuk kembali memakai celana training begitu pun Jihoon yang mengenakan celana jeans.

Jihoon kembali duduk di sofa dalam kondisi bertelanjang dada dan tangannya sudah kembali mengambil keripik singkong untuk dimakan. Lain tempat, Hyunsuk juga kembali duduk di samping Jihoon setelah mengenakan celana trainingnya.

Permainan yang membuat mereka merasakan panas dingin, apalagi bermain dengan orang yang hanya memiliki status sebagai teman. Belum lagi mereka yang belum mengenal dalam waktu yang lama.

"Katanya mau pulang?"

"Lima belas menit lagi."

Hyunsuk tersenyum lalu pandangannya lurus ke depan, melihat layar TV yang hitam karena tidak dinyalakan.

"Jihoon,"

"Hm?"

"Kamu sering olahraga?" tanya Hyunsuk tanpa melihat Jihoon. 

"Hm."

"Gak ada jawaban lain selain hm?"

"Iya."

Hyunsuk mencebikkan lidahnya kesal. Lalu sesuatu yang aneh muncul di dalam pikirannya.

"Perut kamu kaya roti. Gemes. Aku boleh pegang?"

Jihoon menaikkan sebelah alisnya. Permintaan Hyunsuk seperti orang yang sedang mengidam karena menurutnya sangatlah aneh.

Jihoon melirik Hyunsuk yang sedang menatapnya polos. Padahal tadi Jihoon sudah hampir berhasil menahan rasa nafsunya, namun perasaan ingin menerkam Hyunsuk kembali datang.

"Bo—boleh."

Mendapatkan izin membuat Hyunsuk tersenyum kesenangan.

Jihoon mengesampingkan wadah keripik ke samping ketika tangan mungil Hyunsuk datang untuk menyentuh perutnya.

Kesan pertama Jihoon adalah tangan Hyunsuk sangat dingin. Belum lagi yang ia kira hanya menyentuh, kini tangan mungil itu bergerak—sungguh pergerakan itu sangat lembut. Jihoon yang merasakan sedang menggigit bibir bawahnya. Berusaha untuk menahan sesuatu yang mungkin saja tidak bisa ia tahan.

"Aku pengen punya perut kaya gini tapi gak pernah berhasil."

"Mungkin caranya salah."

Hyunsuk melirik, "Emang kaya gimana yang bener?"

"Gak tau."

"Idih, gimana sih?!"

Hyunsuk menarik tangannya dari perut Jihoon dan mencubit pinggang lelaki di sampingnya karena merasa kesal terus dipermainkan Jihoon.

"Nyebelin banget!"

Jihoon tertawa gemas lalu tangannya bergerak mengusak rambut Hyunsuk.

"Gue pulang ya, udah mau 15 menit."

Jihoon mengambil kaos putih dan hoodie hijau tuanya untuk dikenakan kembali.

"Aku anterin ke depan ya?"

"Sampe depan pintu apartemen lo aja kak."

Jihoon maupun Hyunsuk bangkit dari duduknya. Mereka berjalan beriringan menuju pintu saja masih banyak aksi canda tawa. Hyunsuk mendorong punggung Jihoon layaknya sedang bermain kereta api, sedangkan Jihoon hanya tertawa.

dilemma - hoonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang