Haknyeon mengeratkan mantelnya ketika hembusan angin musim dingin menerpanya. Inginnya stay di kamar ditemani secangkir minuman hangat. Tetapi, destinasi wisata macau sangat sayang jika dilewatkan.
"Dingin ya?" Tanya Sunwoo, kepulan asap tipis keluar dari mulutnya karena cuaca memasuki musim dingin.
"Iya."
"Sini tangannya." Sunwoo menarik tangan Haknyeon lalu mengusapnya agar terasa lebih hangat. Perlakuan Sunwoo membuat Haknyeon tersipu.
"Kalau Brian masih hidup, dia pasti kaget lihat kamu." Celetuk Sunwoo tiba-tiba.
"Bakal kerasa aneh nggak sih, pak? Saya berasa lagi ngaca." Balas Haknyeon dengan gurauan.
"Iya, kamu pasti bakal dianggep adek sama dia. Brian emang keliatan kayak preman dari luar, tapi hatinya baik. Dia lembut sama orang yang baik sama dia." Celoteh Sunwoo masih setia menggosok tangan Haknyeon.
"Brian hidupnya cukup kesepian. Makanya saya janji nggak akan ninggalin dia, tapi dia malah pergi untuk selamanya."
Haknyeon ikut larut dalam kesedihan, dia nggak yakin bakal bertahan di posisi Brian.
"Udah jadi garis Tuhan yang datang akan pergi dan yang ada akan tiada."
"—Mungkin sebenarnya kita tidak pernah kehilangan apapun dalam hidup ini. Mungkin hanya ditukar dengan sesuatu yang lebih indah." Haknyeon menatap Sunwoo mencoba menarik lelaki tersebut dari rasa sesal terdalamnya.
Apakah kamu sesuatu yang indah itu, Haknyeon?
Jika itu adalah kamu, maka saya tidak akan membiarkan kamu pergi seperti, Brian.
"Bapak paham kan?"
"Terima kasih." Ucap Sunwoo tulus lalu menarik pinggang Haknyeon untuk lebih merapatkan jarak keduanya.
Haknyeon tersenyum kaku, karena jujur saja ia cukup was-was dengan gerakan Sunwoo yang tiba-tiba.
Sunwoo memajukan wajahnya mengikis jarak diantara mereka, pria bermarga Kim itu mulai memiringkan kepalanya. Jantung Haknyeon berdebar tidak karuan. Dia sedikit takut, yang bisa dilakukannya hanya menutup mata.
"Nǐ hǎo, bù hǎoyìsi dǎrǎole. Lái wǒmen diàn kàn kàn ba. Rè qiǎokèlì zài dōngtiān shì wánměi de."
(Halo, maaf mengganggu. Silahkan mampir dikedai kami. Coklat panas sangat cocok di musim dingin.)Seorang gadis cantik menghampiri Sunwoo dan Haknyeon menawarkam coklat panas, sekaligus mengacaukan kecupan hangat Sunwoo.
"xièxiè nǐ de tíyì." Haknyeon membungkuk malu, sedangkan Sunwoo bersikap seolah tidak terjadi apapun.
"Ck, pengganggu."
Haknyeon tertawa, "bukan salah dia, kan cewek tadi lagi kerja."
"Kerjanya gangguin orang ciuman gitu?"
"Ish! Bapak aja yang nggak tau tempat."
"Ya udah ayo balik ke hotel. Dingin-dingin gini enaknya cuddle di kasur."
"Bapak aja sana, saya mau jalan-jalan dulu. Udah lama nggak lihat suasana malam ala mandarin."
"Kamu kangen pulang ke hongkong ya?"
"Kalau jujur sih, iya kangen."
"Ya udah nanti pulang ke hongkong ajakin saya."
"Ngapain?!"
"Kenalan sama orangtua kamu lah."
"Ih ngapain?!"
"Ngapain-ngapain terus kamu mah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Re-Sign | Sunhak
Fanfiction"Gue terjebak! Mau re-sign ajalah!" teriak Haknyeon frustasi sembari meremas surai madunya. "Saya ijinkan Re-sign asal marga kamu berganti Kim." ucap Sunwoo menang atas semua wewenang yang ia miliki. warn; bxb 18+ Mpreg #1 Sunhak (161221)