Vote dan komen, wajib ini mah😂
****
"Ada apa?" Pertanyaan ini paling banyak dilontarkan oleh murid-murid yang baru datang ke kantin, mereka berlomba-lomba mencari narasumber yang menyaksikan keributan tadi, "apa yang terjadi?" tegas mereka sekali lagi, mendesak teman-temannya untuk bercerita.
Tak ada yang bisa menjelaskan secara detail, karena perempuan itu langsung membawa Karina keluar dari tempat makan, lebih tepatnya ia menyeret gadis itu. Seketika ia menghilang, menambah kesan misterius bagi Jeno.
"Apa yang sebenarnya terjadi pada Karina?" Heechan bergumam pelan, dia sudah menghabiskan makanannya.
"Sudahlah, jangan membahas sesuatu yang bukan menjadi urusanmu." Meski Jeno juga merasa sangat penasaran tapi ia tak mau ikut dalam pembahasan negatif tentang Karina. Ya, orang-orang mulai bergunjing tentang siapa perempuan itu.
Kabarnya —entah siapa yang mencetuskan kalimat biadab ini pertama kali— perempuan tadi adalah istri sah dari lelaki yang digoda oleh Karina, dengan kata lain Karina adalah wanita Jalang yang mengincar om-om.
Mengerikan sekali gosip itu, beberapa bahkan mengaitkannya dengan kondisi Karina yang sedikit berbeda dari mereka, ia sempat putus sekolah dan akhirnya tertinggal dua tahun. Predikat murid bermasalah kini melekat padanya. Sedangkan Karina sama sekali tak peduli dengan desas-desus tentang dirinya.
Dengan santainya ia melangkah ke kelas kemudian menenteng tasnya dan menghilang di balik pintu masuk. Ia bolos sekolah.
Jeno ingin sekali mengikuti langkahnya, entah kenapa ia ingin memastikan Karina baik-baik saja, tapi tentu ia tak bisa menodai absennya lagi. Jadi lelaki itu mengurungkan niatnya sembari berharap Karina tak melakukan hal bodoh di luar sana.
Sungguh Jeno semakin penasaran pada Gadis itu, apa yang membuatnya begitu tegar menghadapi semua isu tentang dirinya, atau mungkin sebenarnya ia sering menangis di kamarnya pada tengah malam, seorang diri tanpa siapa pun yang mendengar. Salahkah jika Jeno bertanya pada Karina, "apa kau baik-baik saja?"
Tidak, mungkin gadis itu ingin menjawabnya begitu, tapi apalah daya bibirnya malah terkatup rapat, tatapannya menyalang tajam, raut wajahnya berubah masam. "Apa pedulimu?" sindirnya seraya menyunggingkan senyum yang jauh dari kata manis.
"Setidaknya kau terlihat normal di mataku, nada bicaramu tetap ketus, sama seperti ketika kau menolakku." Bukan, Jeno tidak ditolak atas pernyataan cintanya, lelaki itu hanya mengajak Karina untuk berteman, bukan berkencan.
"Kau keras kepala, apa kau tak mendengar kabar tentang diriku? Kau yakin ingin berteman dengan wanita jalang ini?" Akhirnya Karina menoleh pada Jeno, bahkan ia bergeser beberapa senti, sehingga posisi duduknya kini lebih dekat dengan Jeno.
"Apa yang hendak kau lakukan?" Refleks Jeno memundurkan tubuhnya, ia kaget dengan perubahan sikap Karina yang tiba-tiba, beruntung tak ada banyak orang di Halte, hanya mereka berdua dan satu orang asing yang berdiri di ujung kursi.
Sedangkan gadis itu malah tertawa, "kau lucu, sikapmu membuktikan bahwa kau percaya pada rumor itu, kau sama saja dengan mereka, bedanya kau sedikit lugu." Ia kembali fokus pada jalanan, memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang, membiarkan Jeno sibuk dengan pikirannya.
Apa yang barusan Jeno lakukan? Kenapa dia memundurkan tubuhnya? Apa dia takut pada Karina? Tapi apa yang membuatnya takut? Mungkinkah Jeno telah berpikiran macam-macam? Misalnya ia takut Karina akan menciumnya, hahaha, Karina benar, Jeno sangat lugu dan itu membuatnya terlihat sedikit manis.
"Hanya ada dua jenis orang yang bersedia mendekatiku, pertama dia yang menginginkan 'sesuatu' dariku, kedua, dia yang pura-pura peduli dan berakhir menelantarkanku, kau termasuk yang mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Terbuka Untuk Ayah
FanfictionDonghae berusaha membesarkan Jeno seorang diri, sebagai ayah tunggal seharusnya ia mengerti bahwa Jeno membutuhkan kasih sayangnya melebihi apapun di dunia ini. Sepatutnya ia bisa bersikap dewasa, Semestinya Donghae tak membiarkan Jeno merasa bahwa...