Chapter 17: Is It Possible?

32 3 0
                                    

"Mengenai kasus yang terjadi di Hangzhou No. 0 High School. Kami dari kepolisian beserta pemerintah akan menyusut tuntas masalah ini. Kami berjanji akan memberikan hukuman yang sepantasnya dan memberikan keadilan bagi korban. Kami harap, kejadian serupa tidak terulang lagi kedepannya. Itu saja yang bisa saya sampaikan dari pihak kepolisian, terimakasih dan selamat siang."

~~


Suster dan Bruder mendorong brankar kakak ke PICU dengan cepat.

Seseorang yang tengah menggunakan jubah putih memasuki ruangan tersebut.

"Mohon menunggu diluar." Suster mengucapkan hal tersebut seraya menutup pintu.

Aku mencoba melihatnya dari jendela pintu yang buram, namun nihil. Aku tidak dapat melihat apapun.

Papa mencoba menghubungi dokter yang merawat penyakit kakak dan berkata bahwa akan segera menuju kemari tidak lama lagi.

Aku berjalan kesana-kemari sambil memukul-mukul kepalaku.

"Hishhh. Kenapa aku bodoh sekali." Ujarku lirih.

"Lian... Sudah nak. Jangan menyalahkan dirimu sendiri, mari kita berdo'a yang terbaik untuk Zhan." Mama menghentikan langkahku dan menyuruhku untuk duduk disampingnya.

Mama menyeka ujung mataku dengan sapu tangannya.

Tapi bagaimana mungkin aku bisa berhenti menangis. Yang membuat kakak ku dalam keadaan sekarang adalah diriku sendiri. Aku adalah adik yang bodoh.

"Biarkan dia sendiri dulu." Ucap papa dengan suaranya yang berat dan dalam.

Lalu, seorang dokter menghampiri kami bertiga. Itu adalah psikiater yang biasanya menangani kasus kakak.

Lalu pintu ruang PICU terbuka. Lalu psikiater pribadi kakak berbicara dengan dokter yang keluar dari ruangan itu. Mereka berdua memasuki ruangan tersebut bersama.

Aku tidak tahu apa yang dibicarakan kedua dokter itu. Tapi aku menaruh harapan besar pada psikiater kakak. Semoga kakak baik-baik saja.

Pikiran ku sudah kacau, tidak karuan lagi.

God, you can take all my things but I beg you not my brother.

Klekkk .....

Pintu PICU terbuka.

Dokter yang menangani kakak keluar dari ruangan itu. Papa dan mama mendekat ke arah dokter.

Sedangkan aku tetap duduk bersandar di dengan menatap langit-langit.

Derap hak tinggi mendekat ke arahku, suara mama membuatku menoleh ke arahnya.

"Lian... Dokter mengatakan Kakak mu harus di pindahkan ke Beijing."

"Be-beijing, ma..?" Ucapku terbata-bata.

Mama mengangguk dan menepuk-nepuk punggungku lirih.

"Tapi bukankah itu sangat jauh dari kota kita?"

"Tapi, semua ini demi penyembuhan kakakmu. Bisakah kau tabah?"

AKU TIDAK MAU KAKAK PERGI DARI SISIKU. TIDAK! TIDAK! TIDAK BISA! AKU TIDAK MAU KAKAK PERGI JAUH DARIKU.

Aku segera berdiri dan menghampiri psikiater pribadi kakak.

"Dokter, apakah kakak tidak bisa diselamatkan jika berada di Hangzhou? Adakah cara lain agar kakak tidak pergi sejauh itu?" Aku memegang tangan psikiater tersebut dengan memohon agar dapat di kabulkan.

"Lian... Kondisi psikologis kakakmu sudah cukup parah kali ini. Di kota ini pengobatan nya masih belum memadai. Dengan membawa nak Zhan ke Beijing, akan membantu merawat kejiwaannya."

Aku menghela nafasku. Dua sisi diriku saling bersilangan. Disisi lain aku tidak ingin kakak pergi dari sisiku dan disisi lain aku juga ingin kakak sembuh.

why did you give me such a hard choice?

"Apakah saya sudah boleh menjenguknya dok?" Tanyaku

"Tentu."

Psikiater tersebut mengangguk ke arahku.

Sesaat aku akan memegang gagang pintu, pembicaraannya dengan mama menghentikan langkahku.

"Oh iya, aku lupa memberi tahu kalian. Kemungkinan besar nak Zhan akan kehilangan ingatan tentang kejadian buruk yang belakangan ini ia alami."

"Apakah ini hal baik, dok?" Timpal mama.

"Sebenarnya hal ini merupakan kabar baik, jadi untuk pengobatan kedepannya akan lebih mudah. Karena nak Zhan tidak akan terbebani lagi dengan kenangan buruk yang menghantuinya."

Aku menaikkan ujung bibirku, mendengar apa yang baru dikatakan oleh dokter.

Apakah yang aku lakukan ini justru membuat kakak menjadi lebih baik?

Drrrttt ... Drrrttt ...

Kuambil ponsel milikku yang sedari tadi ku letakkan dalam saku celana seragam sekolah.

______________
Muqing:
Apa kakak mu baik-baik saja?

Lian:
Kata dokter dia baik-baik saja

Lian:
Tolong jaga kelas agar tertib selama aku di rumah sakit

Muqing:
Kau sekarang di rumah sakit?

Lian:
yeah, do'a kan yang terbaik untuk kakak ku.

Lian:
Tolong ya ....

Terimakasih 🥺🥺
_
_

___________________

Manusia menyebalkan yang suka menggangguku saat di sekolah, kini telah berubah menjadi orang yang selalu memberiku semangat.

Aku menyesal karena sering memberikan sumpah serapah kepadanya-bagaimana lagi dia terlalu jail di kelas. Walaupun demikian, ia seringkali membantuku saat berada dalam kesulitan.

~~

"Limay ... Dimana Zhan dan Lian? Apakah memang sudah selesai sedari tadi? Kenapa kantor polisi sudah tidak terlalu ramai?" Tanya kak Rego padaku dengan khawatir.

"Sepertinya mereka di rumah sakit kak, karena tadi Kak Zhan pingsan setelah memberikan pernyataan pada pers. maaf karena aku terlambat memberitahumu perihal masalah ini." Aku menjelaskan kejadian yang telah terjadi secara tiba-tiba, kepada Kak Rego.

Kak Rego yang tadinya antusias ingin melihat kak Zhan menjadi terdiam setelah mendengar apa yang barusan aku katakan.

Aku harap Kak Zhan dan Lian baik-baik saja.

~~

Forgive me
Thank you for always stay

Protect My Brother [On Go] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang