🪄🥀🦋
Pagi hari merupakan sebuah kesempatan untuk mengawali hari baru. Artinya, pagi ibarat berkah yang diberikan Tuhan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik lagi. Itulah mengapa, sudah semestinya pagi harus dilalui dengan rasa syukur yang mendalam.
Angin berhembus sepoi-sepoi, embun pagi membasahi rerumput dan dedaunan yang layu, sang fajar pun mulai, malu-malu menampakan cahayanya dari ufuk barat, kicauan burung dan suara alaram mulai terdengar secara bersamaan.
Kringgggg
Suara alaram jam yang cukup keras membuat Lyra terganggu hingga gadis itu terbangun dari tidurnya. "Hoamm!" nguap Lyra meraba-raba alaram yang berada di atas meja belajarnya.
"Ternyata udah jam enam pagi." batin Lyra melirik jam yang berada di atas meja lalu ia segera mematikannya.
Perlahan Lyra mulai memejamkan matanya, gadis itu mulai berdoa menyapa Tuhan Yesus di pagi hari ini.
"Selamat pagi, Tuhan yesus, Lyra titip bunda, ya. jangan lupa jagain bunda, Lyra sayang banget sama bunda, Lyra juga titp papa di sorga, dan Lyra juga titip dia, ya, jangan lupa jagain dia," ucap Lyra memohon dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
Tak terlalu lama berdoa, Lyra akhirnya menutup doanya dengan mencium kalung rosario yang tengah ada dalam genggamannya.
Lyra turun dari tempat tidur berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket dan sedikit berkeringat. tiga pulu menit berada di kamar mandi, akhirnya Lyra keluar dengan handuk rapunsel yang membalut di tubuhnya.
Lya membuka lemari miliknya, rupanya gadis itu sedang mencari seragam sekolahnya. "Kok gak ada, ya." Kesalnya. Lyra teringat akan kopernya. "Koper." Lyra membuka koper miliknya, berharap seragam sekolahnya ada disana. setelah dibuka koper itu, dirinya sama sekali tidak menemukan seragam sekolahnya, ia hanya menemukan dasi dan kaos kaki miliknya. "Apa, jangan-jangan seragam sekolah aku ketinggalan di rumah?" Panik Lyra. "Gimana, ini!"
"Kak Raja, iya."
Lyra keluar kamar dengan handuk yang masih melekat di tubuhnya. dirinya memberanikan diri untuk menemui Raja dengan niat ingin meminta bantuan pada cowok dingin plus cerewet itu. Lyra berdiri di depan pintu kamar Raja. dilihatnya pintu kamar cowok itu masih tertutup. mungkin Raja masih tidur, pikir Lyra.
Setelah mengetuk pintu beberapa kali, tidak ada jawaban dari dalam. Lyra mulai panik, bisa-bisa hari ini dirinya tidak berangkat ke sekolah. Gadis itu terus-terusan mondar-mandir di depan pintu kamar Raja dengan posisi tangan kanannya tak henti-henti mengetuk-ngetuk jidatnya tidak jelas. akhirnya Lyra muali membuka pintu dan melangkakan kakinya masuk, baru sampai di depan pintu,
Ceklek!!
Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, Lyra menghentikan langkahnya. gadis itu berusaha mebalikan posisi tubuhnya setelah melihat Raja yang baru saja keluar dengan handuk putih yang melilit di pinggang cowok itu.
"Ngapain kamu disini?" kaget Raja, dirinya syok ketika melihat Lyra hanya mengenakan handuk.
"Ya, Tuhan. itu Anu_ kak." Lyra menutup mata dengan kedua tangannya, berusaha untuk tidak melihat tubuh Raja.
Raja hanya menaikan sebelah alisnya, "Anu?" tanya Raja yang mulai bingung dengan maksud perkataan Lyra. "Anu_ itu, kak!" gagap Lyra.
Raja memijat keningnya yang terasa pusing, kenapa tiba-tiba gadis itu masuk ke kamarnya, dengan hanya memakai handuk seperti ini dan anehnya kenapa gadis itu tidak memakai seragam sekolahnya. gadis dihadapannya ini selalu saja membuatnya bingung dan hanya mengulur-ngulur waktunya saja." Waktu kamu bicara cuman sepuluh detik." Raja melirik jam di layar handphonenya.