Chapter 12 :(Latihan basket)

56 53 47
                                    

                                         🪄🥀🦋


Pagi ini Raja terbangun dari tidurnya, hal pertama yang dilihatnya adalah wajah Lyra yang tertidur pulas dengan posisi memeluk erat tangannya. Raja mulai tersenyum memandangi wajah Lyra dengan seksama mulai dari rambut beralih ke wajah dan hidung gadis itu.

"Dia keliatan tetap cantik meskipun sedang tidur."

Setelah puas memandangi wajah gadisnya ini, Raja segera menggendong tubuh Lyra dan membawanya menuju ke kamar gadis itu.

"Hey, bangun," ucap Raja membangunkan Lyra dengan mencubit hidung pesek gadis itu. "Lima menit lagi," jawab Lyra mengusap- ngusap matanya yang masih terasa berat.

"Waktunya sekolah," ucapnya berdiri dengan tangan terlipat di depan dada.

"Hmm," deheman Lyra memalas.

Raja segera keluar dari kamar Lyra, cowok itu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk memulai ritual mandinya.

****

"Ko mirip motornya Gavin." Sania bergumam tak yakin, tatapannya terus tertuju ke arah motor  yang cukup familier di matanya.

Sampai di depan pintu gerbang, sania terkejut dilihatnya motor gavin. ternyata benar, orang dihadapannya ini adalah Gavin. "Pagi, calon pacar," ucap gavin membuka helmnya sambil tersenyum menampilkan wajah manisnya.

"Ko lo bisa disini?" tanya sania tak percaya, merasa bingung kenapa gavin bisa ada di depan rumahnya.

"Selamat pagi, om," sapa gavin sopan.

"Pagi juga, kamu siapa, ya?" tanya papanya sania.

"Saya Gavin, pacarnya sania om," jawab Gavin tersenyum ramah, membuat sania terkejut menendang kaki gavin saking kesalnya.

"Oh, pacarnya anak saya, mau jemput sania?" tanya papanya sania, sedangkan sania masih tak bergeming di tempatnya, merasa syok dengan keberadaan gavin dan pertanyaan ngawur dari papanya ini.

"Iya, om." Gavin mengagguk berusaha untuk tetap terlihat tenang di hadapan papanya sania.

"Gavinnn!" geram sania.

"Kalau begitu kalian berangkat sekarang, om masuk dulu, titip anak saya, jagain sania, karena ini sudah menjadi tanggung jawab kamu di sekolah."

"Iya om siap." Semangat gavin 45.

"Hai calon pacar. ayo, naik atau mau digendong, hm?" Gavin memberikan helm ke arah sania, sedangkan sania menerima helm itu dengan kasar. "Lain kali lo gak usah repot-repot buat dateng ke rumah gue," ujar sania malas.

"Gak ngerepotin, malahan gue senang bisa jemput cewe secantik lo." gombal gavin. Sania mendengar gombalan rece yang keluar dari mulut Gavin hanya memutar kedua bola matanya dengan malas. "Basi," ucapnya memukul kepala gavin dengan helm.

Sedangkan gavin hanya tersenyum melihat sania dari kaca spion motor.

*****

Saat ini mereka semua sudah ada di area sekolahan. Lyra tengah berada di perpustakaan sendirian. rupanya Lyra dikeluarkan dari kelas karena gadis itu tidak mengerjakan soal mandarin.

Lyra tengah duduk membaca beberapa buku pelajaran, buku yang dibacanya adalah buku bahasa mandarin. jam istirahat Lyra beranjak dari kursinya dengan niat untuk mengembalikan buku yang dibacanya saat ini.

Buku yang dibawahnya lumayan banyak. disaat yang bersamaan beberapa siswa lewat dan membuat buku yang dibawanya terjatuh di lantai, saat Lyra ingin mengambilnya, Raja lebih dulu membantunya.

"Kakak!"

Keduanya saat ini tengah berada di lorong rak-rak buku yang terlihat sempit. Lyra terus bicara tentang dia tidak akan mengulangi kesalahannya. dia menyesal karena tidak mengerjakan soal mandarin dan dia harus dikeluarkan dari kelas.

Raja meliriknya dengan tatapan terganggu dan menyuruh Lyra untuk diam. Apalagi Guru Bk Yang semakin dekat berjalan ke arah mereka. Akhirnya Raja menarik tangan Lyra dan besembunyi di balik rak buku yang paling sudut. Lyra masih terus mengoceh jadi Raja terpaksa menutup mulut Lyra dengan tangannya. Lyra cuma bisa pasrah mulutnya dibekap begitu saja.

"Jangan diulangi lagi." Raja membungkuk dan mengusap poni Lyra dengan lembut.

Lyra tersenyum memegangi kepalanya dan tidak lupa tangannya juga mengusap rambut halus Raja. "Iaa suamiku maaf."

Setelah mengatakan itu Lyra langsung berlari keluar perpustakaan sambil tersenyum senang.

Raja terlihat salah tingkah dan berusaha menggaruk kepalanya yang tidak gatal kemudain ia menyusul Lyra dari belakang.

Lyra berjalan menghampiri sania yang tengah berdiri mengibas-ngibaskan tangannya, karena panas. "Ke lapangan basket yuk!" ajak sania.

"Ayok!"

Keduanya pun mulai keluar dari perpustakaan, mereka berjalan menuju lapangan sambil bergandengan tangan. saat ini keduanya duduk di kursi penonton sambil menonton Amel yang tengah berlatih basket dengan Alex.

"Lyra, sania ke kelas bentar, ya. mau ambil kipas," pamit sania. Lyra hanya menganguk pertanda iya.

Setelah melihat kepergian sania, Raja berjalan mendekati Lyra dengan posisi tangan cowok itu dimasukkan kedalam saku celananya.

"Mau saya ajarin kamu main basket, hmm?" tanya Raja berdiri di samping Lyra.

Lyra tidak menjawab pertanyaan Raja, mata gadis itu hanya berfokus pada Alex dan Amel yang tengah tertawa riang.

"Tidak mau?" tanya Raja sekali lagi. "Mau," Jawab Lyra.

"Okey, sebentar malam kita latihan basket di taman," ujar Raja. "Tapi dengan satu syarat," lanjutnya lagi.

"Apaan, kak?"

"Kamu harus belajar bahasa mandarin tiap pulang sekolah, saya yang akan jadi guru privat kamu."

🐻🐻

Raja langsung membenarkan posisi tubuh Lyra dan memberinya berbagai instruksi. Lyra tidak mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulut cowok itu, yang dilihatnya saat ini hanya jakun milik Raja. "Jakun pria memang menawan, say.” Lyra membayangkan apa yang diucapkan sania kemarin.

“Ternyata benar apa yang dibilang sania, cowok dengan jakun menonjol terlihat lebih seksi dan manly,” guman Lyra pelan.

"Konsentrasi.” Perintah Raja membuat Lyra tersadar dari lamunannya.

“Ha! Apa, kenapa, kak?” Lyra langsung melotot kaget. saking kagetnya, dia sampai butuh waktu beberapa menit untuk menyadarkan dirinya kalau Raja sedang berbicara dengannya.

"Konsentrasi,” ucap Raja dengan mengangkat tangan Lyra dan langsung memasukkan bola ke ring lawan. saat Lyra menoleh ke samping, Raja juga menoleh, tanpa di sengaja hidung mancung cowok itu menempel tepat di dahi Lyra.

“Ehhh!” kaget Lyra mendorong tubuh Raja agar menjauh darinya. “kakak jangan modus.”

“Siapa yang modus, terus Kenapa tiba-tiba wajahmu memerah?”

Lyra langsung menyembunyikan mukanya dengan menggunakan topi milik Raja. “Kapan?” canggung Lyra.

"Beberapa detik yang lalu!" Jelas Raja.

“Coba kamu tatap wajah saya sekali lagi,” ucap Raja beronjok dan langsung meletakan bola basket tepat dikepala Lyra.

“Ha?” tanya Lyra gugup. saat ini Lyra terlihat seperti orang bodoh di hadapan suaminya.

“kenapa kamu terlihat gugup, hem? saya tau saya memang ganteng,” ujar Raja dengan gaya sok cool.

“Siapa yang gugup, kakak jangan keegeeran, ya,” jawab Lyra mencoba kontak mata dengan Raja.

Tiba-tiba Raja terlihat salah tingkah dan berusaha untuk menggaruk kepalanya yang memang tidak gatal, “Ayo, Latihan lagi!” timpal Raja dengan menyentil dahi Lyra.

Diam-diam Lyra mengintip Raja dan saat Raja berpaling melihatnya, Lyra langsung menutupi wajahnya yang penuh kegirangan.


S E N I O R (R E V I S I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang