Chapter 7 : (Milik saya)

99 123 48
                                    

                                      🪄🥀🦋

Keduanya sudah berada di area lingkungan sekolah. hari ini Raja dan teman-temannya sedang ada kelas olahraga. Raja berlari mengelilingi lapangan sendirian, sedangkan gavin dan Alex tengah sibuk memilih bola basket. 

Di lantai atas tepatnya di dalam kelas 11 ipa¹
Lyra sibuk membaca novel. terlihat Lyra sangat mendalami novel yang tengah dibacanya. tetapi itu tidak bertahan lama, perhatiannya malah teralih ketika mendengar suara sorakan dari para kaum hawa yang berada di lapangan. sania dan Amel langsung menarik tangan Lyra untuk melihat Raja dan yang lainnya tengah bermain basket.

"Kak, Raja sempurna banget." kagum sania dan Amel.

Jam istirahat🦄

Lyra, Amel, dan sania tengah berada di kantin sekolah. sebenarnya Lyra malas Ke kantin menurutnya suasana di kantin terlalu berisik! tetapi kerena desakan dari kedua sahabatnya mau tidak mau ia harus ikut.

"Ra, mau pesan apa? biar sania pesanin." tawar Sania.

"Bakso sama jus jeruk," jawab Lyra.

"Okey, cantik. Amel, lo mau gue pesanin apa?"

"Samain aja," jawab Amel.

"Okey, girls. tunggu." Sania berlari menghampiri mang sobi.

"Mang, baksonya tiga terus siomaynya dua sama jus jeruk tiga jangan lupa esnya yang banyak, ya." Jelas sania.

"Mang!" Panggil sania pelan. "iya enang," sahut mang sobi.

"jangan lupa pentolannya di banyakin juga, ya. dan satu lagi air putihnya dua yang es tapi," ucap Sania panjang lebar diiringi dengan cengiran.

"Siap, beres atuh, eneng."

Suasana kantin mendadak riuh, akibat kedatangan ketiga cowok tampan yang berjalan beriringan memasuki area kantin. semua orang yang berada di kantin berteriak histeris.

"Raja!"

"Gavin!"

"Alex!"

Raja dan Alex menatap mereka dengan tatapan dingin sedangkan Gavin sibuk tebar pesona dengan kaum hawa yang ada di kantin dan diluar kantin.

"Hai cantik, kamu kok cantik banget hari ini!" gombal gavin.

"Hai sayang, Umchaaaa!"

"Hai pujaan hatinya babang gavin!"

Alex menghela pelan nafasnya, "Bisa diam gak?" marah Alex.

"Makanya gantengan dikit itu muka, lagian punya muka ganteng harus dimanfaatin dengan baik." ledek Gavin.

"Muka gue udah ganteng. gak perlu diganteng-gentengin lagi, gue takutnya entar cewek-cewek pada mimisan, jadi gue harus melindungi kegantengan gue yang paripurna ini," kelakar Alex. "Cewek gue cantik. Men. Nah, lo boro-boro punya pacar, satu aja gak punya."

"Gue punya," ujar gavin penuh percaya diri.

"Mana?"

"Semua cewek yang ada disekolah milik gue termaksud dia." Alex menunjuk ke arah sania.

"Eh_ cewek gue gak. ya. Jangan sampai gue cungkil tulang rusuk lo."

Gavin mengguyur rambutnya ke belakang, "Eits bagi dua," ucap gavin sambil tertawa.

"Sini, gue tabok muka lo sampe benyok."

"Posesif amat, mas e," ucap Gavin berlari mengindari Alex dan langsung bersembunyi tepat di punggung Raja. "Ja, tolongin gue."

S E N I O R (R E V I S I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang