Chapter 16 : (Gendong)

3 2 1
                                    


                                          🪄🦋🥀

Sore ini mendung dengan semilir angin sejuk yang lembut membelai kulit kedua sejoli itu. Langit masih berwarna abu, sinar matahari tampak malu-malu untuk bersemu, dan rintik-rintik kecil air hujan pun sudah mulai redah.

"Kak Raja." Raja menoleh ke arah sumber suara, cowok itu melihat tubuh gadisnya menggigil kedinginan.

"Kakak, dingin." Lyra berdiri, kemudiaan langsung berlari ke arah Raja dan memeluknya dengan erat.

Raja membalas pelukan Lyra, "Ayok kita pulang!" Ajak Raja.

Lyra menggeleng sambil merentangkan kedua tangannya ke arah Raja. "Gendong!" ujarnya manja.

"Apa gendong?" kaget Raja tak percaya, baru pertama kali, cowok itu mendengar nada manja dari gadisnya ini.

"Kakak!" Lyra berdiri sambil menarik-narik tepi baju Raja.

"Kak Raja, gendong!" rengek Lyra memelas kedinginan, Lyra masih setia berdiri mematung ditempat.

"Tuh kan mulai manja!" ejek Raja tertawa.

"Kakak Lyra Cape, dingin, Lyra pengen digendong kakak!" rengek Lyra sembari merentangkan tangan. berharap jika cowok itu mau menggendongnya.

Lyra menatap Raja lekat-lekat, "kakak!" Panggil Lyra sekali lagi. "Gendong, hmmm?"

"iya gendong!" Rengek Lyra dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Sini!" Raja menepuk pundaknya memberi isyarat kepada gadis itu.

"Benaran?" tanya Lyra memastikan. "Ia tuyul, cepatan sebelum aku berubah pikiran!"

Dengan ragu-ragu Lyra melingkarkan tangannya ke pundak Raja perlahan-lahan, ia naik ke punggung Raja.

"Makasih, kakak."

"Hmm." hanya dibalas deheman oleh Raja.

Entah kenapa, Raja sangat menyukai perasaan ketika Lyra melingkarkan tangannya, dan diam-diam cowok itu tersenyum kecil.

Raja menggendong Lyra melewati koridor sekolah, Lyra tersenyum senang saat digendong Raja, jujur ia tak menyangka jika Seniornya ini perlahan-lahan telah menempati ruang dihatinya.

Hening!

"Kakak wangi, Lyra suka. Lyra udah bilang belum kalau kakak itu wangi?" tanya Lyra pelan.

Bukannya menjawab Raja malah balik bertanya, "Aku udah bilang belum kalau kamu itu berat."

"Dasar, gak ikhlas turunin." marah Lyra. "Gak mau!"

"Ihhh, kakak cepatan turunin gak?"

"Udah manja, baperan pula!" Kelakar Raja.

"kak, Raja ngeselin tau!"

Raja tertawa mengusap lembut tangan Lyra yang tengah melingkar di lehernya, "Bercanda sayang." ujarnya.

"jangan ngambek, entar kamu gendutan. " ejek Raja.

"Biarin!" Ketus Lyra. "Tapi aku maunya cewek yang berisi dan seksi," iseng Raja.

"Ya, udh. kakak cari aja yang seksi." ngambek Lyra.

"Ya, gas lah. sikattt."

Lyra terlihat sangat kesal, dengan sengaja gadis itu menggigit bahu Raja dengan gemas. "Awas, kalau aku dapat aku bakalan patahin tulang kamu, itu cewek aku bakalan belender sampek alus." ancam Lyra.

"Ehh_ dasar tuyul untung aku sayang."

"Ihh, kakak. untung aku juga sayang. sayang banget malahan," ucap Lyra tulus.

Keduanya pulang menyusuri koridor dengan perasaan gembira. Kini hujan pun sudah redah burung merpati pun mulai berkeliaran, Pelangi dan Jingga senja kembali menghiasi langit kota bandung sore ini.

"Andai kakak tahu, hujan pernah merebut seseorang dariku. seseorang yang kutemui di tahun 2017. seorang lelaki yang pernah berkata kepadaku bahwa aku ini seperti hujan yang rintiknya menyejukkan mata siapa saja yang memandangnya. Aku sungguh mencintai hujan saat itu. Tapi setelah beberapa lama, lelaki itu pergi entah ke mana. Mungkin dia sudah menemukan hujan yang lebih menyejukkan hatinya dari pada aku," batin Lyra menatap rintik hujan yang mulai redah. Gadis itu terlihat sangat sedih. matanya yang tadinya berbinar, kini berkaca-kaca memperlihatkan kerinduan yang teramat sangat pada seseorang yang selalu ia rindukan di kala senja mulai menghilang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

S E N I O R (R E V I S I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang