Chapter 8 : (mode posesif on)

101 116 45
                                    

                                         🪄🥀🦋

"Ikut saya ada yang mau saya omongin!" Raja menarik tangan Lyra menjauh dari koridor membawanya menuju taman belakang sekolah tepat di bawah pohon yang cukup rindang.

"Lepasin, kak." ringis Lyra berusaha melepaskan cengkraman tangan Raja.

"Sekarang kamu sudah jadi istri saya. jadi kamu tidak boleh dekat-dekat sama cowok lain tanpa seizin saya!" tekan Raja menatap tajam ke arah Lyra. "Saya tidak suka jika milik saya disentuh oleh orang lain, dengar itu."

"Ck, mode posesif on." batin Lyra.

Lyra enggan menjawab ucapan Raja, ia hanya fokus memandangi kumbang dan kupu-kupu yang berterbangan. gadis itu tersenyum melangkakan kakinya dan mulai duduk di atas rerumputan hijau kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya yaitu membaca novel kesayangannya. "Harry potter!" Raja menghela pelan nafasnya, gadis di hadapan ini memang selalu saja membuatnya pusing.

Perlahan-lahan Raja pun ikut duduk di samping Lyra, cowok itu mendekatkan punggungnya dan bersandar ke punggung Lyra. Lyra refleks kaget dan langsung terburu- buru menutup novelnya. saat hendak ingin berdiri, tanganya di tarik oleh Raja.

"Biarkan seperti ini, saya butuh lima menit," ucap Raja menutup matanya menikmati hembusan aroma angin yang memenuhi indra penciumannya itu.

Hening....

Hanya terdengar suara kicauan burung dan hembusan aroma angin yang menerpa wajah keduanya.

"Ra!"

"Hmmm." guman Lyra pelan.

"Kenapa kamu mau nikah sama saya?" tanya Raja bangkit duduk menghadap Lyra. "karena bunda," ketus Lyra. "terus kakak?" tanya Lyra penasaran.

"Saya tidak bisa menolak keinginan mama saya. Kamu tau sendirikan mama saya itu harta berharga yang saya punya!"

Lyra hanya menanggapi dengan senyuman.

"Hmmm, aku masuk duluan, ya." pamit Lyra.

"Mau ke kelas? saya antar, ya." Raja melonggarkan sedikit dasinya.

"Gak usa, kak. makasi." tolak Lyra halus.

"Udah, saya antarin." Raja menarik tangan Lyra berjalan menuju kelas. Lyra kaget langsung menepis tangan Raja. cewek itu berjalan mendahului Raja dan diikuti cowok itu dari belakang. 

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Sekarang raja mengantar Lyra ke kelas 11 ipa¹ banyak pasang mata yg melihat kedua sejoli itu dengan beragam raut wajah geli, tersenyum, dan ada yang mulai panas. gosip mengenai Lyra dan Raja menyebar luas di sekolahan.

"Ayo masuk!" Raja memberanikan diri untuk pertama kalinya, cowok itu menyentuh rambut Lyra.

Lyra mendapat perlakuan manis dari Raja hanya berdiri mematung sambil memegangi rambutnya. "Hem, ia. kak." jawab Lyra.

Lyra kembali memasang wajah datar dan berjalan menuju ke tempat duduknya. gadis itu duduk sambil menopang dagu dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya memegangi dadanya yang tak karuan. "kok jantung Lyra mulai deg-degan, ya. padahal Lyra gak lari maraton. Kenapa tiap kali dekat sama kak Raja atau liat kak Raja. kok ini jantung deg-deg'an terus. apa Lyra punya penyakit jantung? atau Lyra harus periksa ke dokter kayanya." batin Lyra sambil melupakan perasaan aneh yang mulai muncul. baginya perasaan ini sangat membingungkan.

Sania melihat Lyra terus duduk melamun, sania mulai mengamati wajah Lyra dari atas sampai bawah. Layaknya seperti detektif. dengan penuh rasa penasaran ia menyenggol lengan Lyra, "Ada hubungan apa lo sama kak Raja, kenapa akhir-akhir ini dia terus mengikutimu? apa ada sesuatu di antara kalian?" tanya sania.

Lyra melihat sania dengan tatapan datar, gadis itu sama sekali tidak tersenyum, padahal sania berusaha untuk menggodanya.

"Gak!" Lyra menggeleng pelan, mau tidak mau ia harus menyembunyikan statusnya yang sekarang. kalau Lyra ascella yang sekarang adalah istri dari Rajawali most wanted di (AHS).

"Cuma aneh aja. kenapa, ya. setiap kali dekat kak Raja jantung Lyra kayak deg-degan gitu?" Lyra memberanikan diri untuk bertanya. Sania mendengar itu seketika tertawa kecil. Tuhan, kenapa sahabatnya ini sangatlah polos? "itu namanya lo lagi jatuh cinta."

"Emang kalau kita lagi jatuh cinta, jantungnya kita deg-degan, ya?" tanya Lyra.

"Iaa kutub, jangan bilang lo suka sama kak Raja!" Heboh sania sambil mencubit pipi chubby Lyra. "Lyra lo itu kuduh beruntung tangan lo bisa di tarik kak Raja, terus kak Raja ngomong kalau lo itu miliknya dia."

"Bersukur apa, ini beban buat Lyra." batin Lyra. "Oh, Jadi gitu. Lyra pikir cuman lari maraton doang." Jelas Lyra.

"Gak cantik." Sania menggelengkan kepalanya. "Kutub, sania juga pengen punya pacar."

"Kayanya si krisna cocok buat lo." bukan Lyra yang menjawab, tapi Amel.

"Jangan bilang krisna cowok cupu di kelas sebelah?" 

"Yoi, girls." Amel menarik kursi duduk di samping Lyra dan sania.

Seketika Amel, dan Sania bertatapan keduanya sama-sama membayangkan jika Sania berpacaran dengan krisna, apa jadinya?

"Ihhhhh ...," keduanya langsung merinding geli.

"Gak mungkin, amit-amit cabang bayi mendingan sania sama gavin dari pada sama si Krisna cowok cupu itu!" Sania mengetuk-ngetuk meja.

"Kemarin di dekatin gavin, sok-sokan jual mahal, sekarang aja bilang mau sama Gavin aneho San!" heran Amel.

"Emm, ikutan kemarin."

Amel mengamati wajah sania dari dekat, "Jangan bilang sekarang lo udah mulai suka sama gavin?" tebak Amel.

"Gak!" bantah sania.

"Udah jujur aja."

"Gak, ihhhh." Sania masih saja membantah.

"jangan sampek kemakan omongan sendiri."

Sania mendengar itu hanya memutar kedua bola matanya dengan malas, "Semoga gak." batin sania.

Sementara Lyra, gadis itu kembali membaca novel tanpa menghiraukan keduanya. ia sudah terbiasa dengan sikap kedua sahabatnya ini, kalau soal gosip dijamin 24 jam gak bakal habis-habis.

▪︎▪︎▪︎▪︎

S E N I O R (R E V I S I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang