04. Asahi

256 58 4
                                    

💎Part diubah demi kenyamanan pembaca, apabila ada kesamaan dalam cerita bisa tegur author ya, supaya cerita author diubah agar tidak menyinggung siapapun. Terimakasih yang sudah memberikan saran dan kritikan kalian. HAPPY READING💎

♡♡♡♡♡♡

Mengenai Asahi, gue mau cerita tentang awal mula gue kenal dia. First impresion gue terhadap seorang Hamada Asahi adalah......

Dia anak paling kalem dan gak banyak omong di kelas. Gue ngerasa cocok banget kalo semisal temenan sama dia. Karena jujur aja, walau gue kadang pecicilan, tapi gue juga seorang introvert yang butuh ketenangan.

Image cool milik Asahi kayaknya cuma berlaku di sekolah. Karena tiba-tiba pendapat gue tentang Asahi sirna setelah gue pertama kali main ke rumahnya.

Waktu itu, hari senin yang panas. Hari dimana gue telat masuk sekolah, dan gue baru masuk ke kelas waktu jam pelajaran ke-3 dimana itu sudah kepotong waktu istirahat. Baru masuk, kelas gue udah heboh dengan segelintir manusia-manusia yang beradu pendapat mengerjakan tugas Biologi.

Saat gue masuk ke kelas, teman sebangku gue---Fira--- melambaikan tangannya ke arah gue. Buru-buru gue langsung duduk, di meja gue udah rame banget. Bahkan meja itu sudah dibentuk seperti lingkaran.

"Ini ada apa sih?" Tanya gue agak berbisik karena Hanny sedang berbicara.

"Ini kelompok Biologi kita Ca, lo sekelompok sama gue. Bersyukur lo" ucap Fira sambil tertawa.

"Emang suruh ngapain?"

Fira diam dan mengambil buku yang sudah penuh dengan corat-coret stabilo. Gue memperhatikan tidak minat dan mengembalikan kembali.

"Pulsek mau pada kerkom. Soalnya besok harus presentasi, kita udah nego tadi ke bu Reine tapi beliau gak mau dan harus besok presentasi. Makanya ini lagi ngomongin mau bikin tugasnya dimana" jelas Fira, gue hanya mengangguk dan memperhatikan sekitar.

1 kelompok Biologi terdiri dari 6 anggota. Dimana gue, Fira, Hanny, Asahi, Junghwan dan Yedam satu kelompok. Gue gak khawatir karena ada Yedam dan Hanny tentunya. Jadi gue hanya memperhatikan.

"Di rumah lo aja gimana Ca" celetuk Junghwan yang membuat gue menegakkan tubuh saat semua perhatian anggota kelompok ke arah gue.

"Eh? Jangan deh, abang gue banyak tingkah. Nanti malah tugas kita gak akan kelar" dalih gue.

"Terus dimana dong? Rumah Fira lagi ada hajatan, rumah gue jauh, rumah Junghwan lagi ada pembangunan, nah tinggal rumah Yedam sama Asahi sih ini" jelas Hanny

"Rumah Asahi ajalah, biar gue ada alasan main ke luar"

"Yeee... emang maunya elo aja itu mah Dam"

Yedam dan Junghwan tertawa.

"Yaudah rumah lo aja Sa, gimana?"

"Setuju gue, lagian rumah gue sama Asahi deket, jadi gak perlu ongkos. Hehe"

"Yaudah rumah Asahi aja"

Semua mengangguk, tentu kecuali Asahi yang hanya diam.

"Gimana Sa? Gapapa kan?" Ucap Hanny kembali

"Yaudah"

Semua bersorak senang. Yedam, Junghwan, Asahi dan Hanny pergi ke tempat duduk mereka kembali. Gue dan Fira mengobrol sampai jam pelajaran dimulai.

Seperti kata gue, rumah Asahi dan gue ini deketan. Hanya berbeda tiga rumah. Rumah Asahi bersebrangan dari rumah gue.

Gue sebenernya udah pernah berkunjung ke rumah Asahi hanya untuk memberikan kue atau rendang dari mamah gue ke keluarga Asahi. Ternyata mamah gue dan mamah Asahi ini teman arisan. Yah... ada untungnya bertetanggaan dengan keluarga Asahi, karena pasti setiap mereka habis pergi. Keluarga gue selalu kena getah baiknya. Pasti entah oleh-oleh seperti baju atau makanan selalu mamah Asahi berikan ke gue.

Pulang sekolah, seperti perjanjian. Kami pulang untuk ganti baju dan langsung ke rumah Asahi. Karena gue dijemput sama abang gue, jadi gue mampir terlebih dahulu ke penjual risol. Itung-itung buat ganjel perut saat mengerjakan tugas. Walaupun gue yakin, di rumah Asahi udah banyak banget makanan.

Saat sudah sampai rumah, gue hanya mengganti baju atasan gue aja sama baju rumahan, dan membuka kaos kaki dan hanya memakai sendal swallow yang sudah menguning karena tidak dicuci. Dengan memegang kresek berisi risol gue berjalan santai sampai ke depan gerbang rumah Asahi.

Pak Tono--penjaga rumah Asahi melihat gue dan tersenyum, "silakan neng Queen"

"Hehe, makasih pak. Panggil Eca aja pak"

"Oke deh neng Eca, langsung masuk aja. Mas raden udah di belakang tadi saya lihat"

"Oke pak, saya masuk dulu"

Gue masuk dengan langkah besar, gue juga bertemu dengan asisten rumah tangga keluarga Asahi. Mbak Mawar.

"Eh neng Eca, masuk aja langsung ke gazebo ya"

"Siap mbak. Oh iya, ini saya bawa risol buat nambah cemilan"

"Wah... neng Eca harusnya gak perlu repot bawa jajanan, kan bisa bilang ke saya kalau mau risol"

"Gapapa mbak, itung-itung saya membantu pekerjaan mbak"

Mbak mawar tertawa begitupun gue. Setelah mbak mawar pergi ke arah dapur, gue melanjutkan jalan ke gazebo dimana tempat kerja kelompok kita.

Baru saja ingin memanggil Asahi yang sedang duduk di gazebo bersama mamahnya. Gue mengurungkan niat gue dan hanya diam memperhatikan.

"Ibun mah gak ngerti di kelas mas isinya orang-orang aneh"

Mamah Asahi tertawa sambil mengelus lembut kepala Asahi, "Kalau gitu mas juga aneh dong?"

Asahi cemberut, sebenarnya tidak ada yang aneh dengan panggilan 'mas' atau Asahi yang mendadak manja ke mamahnya. Toh itu orangtuanya. Namun, yang membuat gue melongo adalah...

"Mas Aca! Teman-temannya sudah di depan"

"Oh iya, minta tolong suruh kesini mbak" Asahi menengok ke arah mbak Mawar yang kebetulan gue ada disampingnya. Dia melotot kaget kearah gue.

"Neng Eca kok diem disini aja sih, sana atuh" gue cengengesan sambil mengangguk. Mamah Asahi sempat mengobrol sama gue sebentar lalu pergi. Tak berapa lama, teman-teman gue yang lain masuk.

Asahi menatap gue nyalang. Sebenarnya gue mau ketawa aja, apa-apaan itu 'mas Aca'. Itu terlalu imut untuk seorang Asahi yang ber-image cool di sekolah.

Gue memilih diam tapi juga takut karena sedari tadi ditatap oleh Asahi, entah kenapa mulai dari situ. Gue sama Asahi mulai dekat.

Image Asahi yang menurut gue cool dan gak banyak tingkah. Ternyata jika di rumah akan beda 180°. Gue rasa, Asahi selama di rumah adalah Asahi yang sesungguhnya. Dari kejadian itu gue sama Asahi jadi tahu karakter kami masing-masing.

Setelah gue cukup mengenal karakter Asahi, mungkin panggilan 'mas Aca' lebih cocok untuknya.

TBC

"Saya orangnya kul"-- Asahi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya orangnya kul"-- Asahi

Kelas Ganteng || TREASURE (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang