08. IPA 1

213 57 3
                                    

Sekarang gue benar-benar sudah menyatu dengan kelas 11 IPA 1. Awalnya gue nyesel pindah kelas, sekarang gue rasa gak ada buruknya juga disini.

Lalu, dengan orang-orang didalamnya gue cukup memahami karakter mereka, semua orang asik dan tidak ada yang namanya saling membedakan satu sama lain, semua sama di kelas IPA 1.

"Cani" panggil Jaehyuk sambil membawa sebuah roti kearah gue.

Sekarang gue ada panggilan baru 'Cani' = 'Eca Mini'. Gue gak tersinggung soalnya emang fakta. Diantara anak cewek di kelas, gue yang paling pendek, dan gue gak menyangkal hal itu.

"Apa?"

"Gue tadi beliin si Junghwan roti tapi dia gak mau, jadi gue kasih lo aja"

"Kenapa gue?"

"Biar lo cepet tinggi?"

Hubungannya???

Gue gak jawab dan langsung menerima, lumayan tadi gue belum makan.

"Lo pulang bareng siapa?" Asahi tiba-tiba duduk di samping gue.

Iya sekarang gue sama Asahi udah klop banget, kayak anak kembar kemana-mana bareng terus. Mamah gue sama mamah Asahi juga dekat. Mamah gue sering banget ngasih rendang ke keluarga Asahi, tapi gue malah disuruh nyeplok telor buat makan. Mamah Asahi juga anggep gue anaknya sendiri, soalnya Asahi ini anak tunggal dan gue emang sering numpang makan di rumah Asahi kalau mamah gue lagi kumat gak mau masak.

"Abang gue, kenapa?"

"Nyokap gue bilang buat pulang pergi bareng lo, padahal gue ogah"

Halah... semalem aja sok manis ke gue.

"Yaelah, sama tetangga lo gak boleh begitu Sa"

Asahi menyodorkan susu kotak putih ke gue, "minum biar badan lo tinggi, bukan bacot lo yang tinggi" lalu dia berdiri dan pergi menghampiri Mashiho.

📚📚📚

Sekarang gue udah gak jaim lagi di kelas, kalau jamkos gue sering gabung sama Jeongwoo, Jihoon di depan kelas buat nyanyi. Kadang gue juga suka bolos ke UKS bareng Junghwan.

Intinya gue udah nyaman banget sama kelas ini. Beruntung gue masuk ke kelas yang katanya anak-anaknya "ambis", tapi mereka ini cukup kocak kelakuannya, gak beda jauh sama kelas gue dulu di IPS.

Hm..... ngomongin kelas IPS, jujur aja beda banget sama kelas IPA. Bukan karena mata pelajarannya, tapi juga responsif anak-anak kelasnya.

Di IPS jujur aja gue gak punya temen banyak, cuma 2 orang Alin sama Chika. Yang lainnya itu kadang membentuk suatu grup atau genk. Entah grup gosip, atau grup lainnya. Intinya gue gak suka aja.

Kalau di IPA sekarang, memang ada suatu gerombolan grup, tapi kalau di kelas mereka tetep satu dan main sama siapa aja. Itu yang bikin gue suka ada di kelas ini.

Di kelas selain dijuluki "mini" gue juga kadang jadi sosok guru BK kedua di kelas. Anak kelas gue daripada curhat ke ruang konseling, mereka lebih milih curhat ke gue.

Kata mereka, gue pendengar yang baik. Bahkan saran dan pendapat gue juga dapet respon yang positif.

Curhat mereka juga macam-macam, ada yang curhat tentang keluarga mereka, percintaan, pertemanan, bahkan masalah perkucingan. Kayak sekarang, Junkyu di depan meja gue lagi curhat masalah kucingnya yang baru hamil lagi.

"Lo tau gak sih, kucing gue tuh hamil. Padahal gue gak pernah ngenalin ke kucing jantan manapun"

Gue mengangguk tetap mendengarkan Junkyu.

"Sekarang gue pusing nama buat anak kucing gue nanti, terus kalau anaknya banyak kata lo gue kasih ke orang atau gimana?"

Gue menatap Junkyu serius, "menurut gue, kalau lo masih sanggup buat ngerawatnya. Coba aja lo gedein sendiri, tapi kalau gak bisa mending cari orang yang mau adopsi aja Jun"

Junkyu mengangguk sambil berfikir, "kucing gue udah banyak, pasti bunda gue marah-marah kalau kucing gue nambah. Kayaknya bener deh kata lo gue harus nyari orang yang mau adopsi, lo ada saran tempat atau orang yang mau adopsi?"

Entah kenapa nama pertama yang muncul di otak gue adalah 'Asahi'

Kucing Asahi cuma 1, si Mona. Pasti dia mau deh kalau nambah 3 atau 4 kucing lagi.

"Nanti gue bantuin lo buat nyari orang deh Jun"

Mata Junkyu berbinar, "serius? Wah Ca lo emang the best deh. Kalau gitu kasih tau gue ya kalau ada yang mau" Gue mengangguk lalu Junkyu berdiri dan keluar kelas. Gue menyandarkan tubuh ke bangku.

"Ca kantin gak?" Gue manatap Anin yang baru saja sampai di meja gue.

"Yuk"

Anin memanggil Lily dan Nadya. Akhirnya gue ikut mereka ke kantin.

📚📚📚

11 IPA 1 selain anak-anaknya yang pinter juga mereka ini adalah serbuk berlian. Seperti yang udah gue bilang. Kelas gue disebut "kelas ganteng". Gak cuma anak cowoknya ada tapi semua anak cewek di kelas gue ini cantik-cantik. Pokoknya mereka semua punya karisma masing-masing.

Sekarang gue lagi berhadapan sama Cia anak kelas IPA 3. Dia meminta gue buat manggil Yedam.

Sebenernya pekerjaan gue selain jadi tempat curhat, juga jadi pengantar salam atau surat buat ke anak-anak cowok di kelas, karena emang gue kadang suka di depan kelas sambil baca novel, jadilah mereka meminta gue buat sekedar memberi surat atau memanggil orang-orang di dalam.

"Yedam gak ada tuh" jawab gue agak nyolot.

YA GIMANA GAK NYOLOT, SI CIA CIA INI MINTA TOLONGNYA KEK NYOLOT BANGET.

"Cih!"

Cia menatap gue tajam dan langsung pergi bersama dengan antek-anteknya.

Gue memejamkan mata gue, sabar Ca sabar.... Orang sabar dapet duit sebaskom.

Gue lanjut membaca novel karya Tereliye, Bumi. Sebenarnya ini bukan buku punya gue, tapi minjem dari Lily.

"Ca" Yedam jalan ke arah gue sambil membawa susu kotak berwarna pink juga oreo, "nih buat lo"

Wait...

"Buat gue?"

"Iya, biar lo pokus bacanya" ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya, lalu susu kotak dan oreo itu ditinggalkan di samping gue, "dimakan ya"

Bentar, ini bukannya yang tadi dibawa si Cia tadi? Gue menggeleng lalu mengambil makanan dan minuman itu. Lumayan, duit gue utuh.

Yah begitulah keseharian gue di kelas IPA 1.

TBC

"Selamat datang di kelas ganteng🥰" -- Cowok kelas 11 IPA 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat datang di kelas ganteng🥰" -- Cowok kelas 11 IPA 1

Kelas Ganteng || TREASURE (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang