13. Jogging

196 49 5
                                    

Hari minggu pukul 04.35 am. Gua yang masih bergulung diri dengan selimut, tiba-tiba terganggu dengan suara orang gak ada akhlak di rumah. Ya abang gue, dia dari jam setengah 4 tadi sudah berada di kamar gue untuk mengajak jogging.

Gue yang mau menikmati hari minggu jadi keganggu gara-gara manusia satu ini.

Oh ya, nama abang gue Raja Alano. Dia nih mahasiswa tingkat akhir, makanya kadang sebagian stressnya dia lampiasin ke gue. Entah itu nyuruh-nyuruh gue, suka kadang marahin gue gak jelas padahal gue lagi diem aja, kadang juga gue suka dijadiin tumbal buat minta jalan-jalan ke papah, padahal dia yang mau jalan-jalan bukan gue.

Hari ini juga, dia mengganggu gue lagi.

"Ayo lah Queen, lo tuh sebagai anak muda harus berjiwa semangat! Lagian kalo lo jogging siapa tau ketemu jodoh lo kan, walaupun lo belum mandi"

Gue nggak menggubris dan tetap di posisi gue. Males banget ngeladenin manusia satu ini. Tiba-tiba aja abang gue berhenti narik selimut gue dan berehenti mengoceh tidak jelas. Lalu pintu kamar gue kebuka, kayaknya dia udah capek dan nyerah.

Gue mengintip dari balik selimut dan benar saja, pintu kamar gue gak dia tutup lagi. Emang aBangsat!!

Amarah gue sudah di ubun-ubun. Nggak cukup mengganggu, dia juga nggak mau menutup pintu kembali, hal.yang paling gue benci adalah ketika orang lain nggak menutup pintu kamar gue dengan benar. Gue berdiri dengan malas dan sebal, saat mau menutup pintu abang gue langsung menarik tangan gue keluar.

"ARGHHHHH LEPASIN!!!!!"

"Mumpung lo bangun, ayo jogging"

Gak ini gak bener!!!.

"GAK MAU!!!! MAH...... ABANGNYA!!!"

"Berisik Queen! Udah sana jogging sama abang"

Gue menatap mamah gue lesu. Harusnya kan mamah ada di pihak gue, kenapa malah sekarang ada di pihak abang gaada akhlak ini.

"Udah gausah ganti baju, cuci muka aja sama kuncir rambut" suruh abang gue sambil mendorong gue ke arah kamar mandi.

Gue cemberut dan menatap abang gue tajam.

"Loh Queen, tumben kamu pagi-pagi udah bangun" papah gue menatap gue sambil membawa alat pencuci motor dan beberapa peralatan untuk memotong rumput halaman depan rumah, "mah bikinin kopi ya!"

"Queen mau tidur lagi" ucap gue merengek.

"Loh kok gitu? Bagus dong kamu jogging aja sama abang, mumpung abang kamu ajakin sana" papah gur malah menunjukan hal yang sama seperti mamah.

Karena malas berdebat panjang lebar dan mata gue yang udah segar, akhirnya dengan amarah yang gue simpan, gue mengiyakan ajakan abang gue.

Gue ke kamar mandi cuci muka lalu berjalan ke dapur mengambil karet nasi uduk menguncir asal rambut gue dan membawa sepatu.

Abang gue menatap gue dengan senyuman puas di wajahnya.

"Yang sampe ke taman paling telat dia yang harus traktir" setelah mengatakan itu abang gue berlari meninggalkan gue yang sama sekali belum memakai sepatu.

Muka gue memerah menahan emosi di ubun-ubun, "ABANGSATT!!!!!!"

📚📚📚

Di taman komplek, gue duduk sambil mengelap keringat gue dan menatap abang gue penuh emosi.

"Queen, maafin abang napa sih elah. Gue bercanda doang tadi, gue deh yang teraktir lo"

Gue gak menjawab, kenapa di hari minggu pagi yang cerah ini, harusnya gue di kasur tercinta, malah harus bersama orang gila satu ini.

Kelas Ganteng || TREASURE (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang