Chapter 4

33 13 0
                                    

"Cass..."


"Cassie"


"Cassandra"


"Hm?"  Ucapku tersadar dari lamunanku. Aku menoleh pada Adrian yang sedang menatapku, aku sedikit menghindari tatapan darinya karena aku masih merasa kesal dan sedih. Mengingat momen itu benar-benar membuat hatiku sakit. "Ayo kita pulang." 

Akupun mengangguk, ternyata sedari tadi pelajaran telah usai dan kertas esaiku benar-benar kosong. Membuang napas perlahan  aku segera membereskan barang-barangku ke dalam tas.

Setelah membereskan barang-barangku, akupun berdiri lalu berjalan bersama Adrian keluar dari kelas.

Di ambang pintu kelas, aku dapat melihat Evelyn yang diserbu oleh pria-pria disekolahku. Tiba-tiba saja Adrian mempercepat langkahnya menuju sebuah kerumunan itu.

"Minggir." Ucapnya begitu dingin. Mereka yang mendengar suara Adrian pun perlahan mulai pergi menjauh membukakan jalan. Aku tidak tahu kenapa Adrian melakukan itu.


Apakah dia ingin menyelamatkan gadis baru itu dari orang-orang bodoh ini?

ah sudahlah.


Tanpa memedulikan mereka aku terus berjalan, bahkan aku melewati Adrian dan sedikit menyenggol bahunya. Aku dapat melihat wajahnya yang heran dan sedikit marah.

Namun sekali lagi, aku tak peduli.

Tak lama, aku dan Adrian pun sampai di area parkir sekolah. Tiba disana, kita langsung menaiki mobil milik Adrian dan bergegas pulang.

Diperjalan pulang benar-benar hening, tidak ada perbincangan diantara aku dengan Adrian di dalam mobil.

Moodku benar-benar sedang buruk hari ini.


-

Hari sudah berganti malam dan aku hanya berbaring di tempat tidurku. 

Aku merasa sangat bosan setangah mati, bahkan bermain ponsel pun terasa begitu membosankan.

Aku melihat jam di nakas, pukul 20:32. Masih terlalu sore untukku tidur. Karena bingung untuk melakukan apa, aku kembali menyalankan handphoneku dan membuka applikasi media sosial untuk mencoba menghilangkan rasa bosan dan mendatangkan kantuk. Namun sialnya, aku ingat bahwa aku telah minum kopi sore tadi setelah pulang sekolah.

Saat aku sedang menggeser beranda akun Instagramku, tak sengaja aku melihat foto postingan Adrian yang sedang memegang bola basket dan tersenyum ke arah kamera. Dia begitu tampan dengan jersey yang ia kenakan dan keringat yang membuat dirinya terlihat begitu seksi.

Aku tersenyum dan menertawai pikiran bodohku. Aku meng-klik postinganya 2 kali untuk memberikan suka pada postingan tersebut. lalu aku melihat ke bawah postingan itu dan membaca captionnya, 'Holy shoot'  itulah yang dia katakan di sana, benar-benar aneh.

Saat sedang asik melihat komentar di postingan milik Adrian tiba-tiba terdapat nada dering dan notifikasi pop up yang menampilkan sebuah panggilan.


Adrian Calling...


Aku berpikir beberapa saat, apakah aku harus mengangkatnya?

Sudahlah aku tidak peduli.

We Can'tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang