0 5

95 22 19
                                    

•••

« sorin »

--❦︎--

ENERGERICBOI

snowrinz
bodo tapir tu datang rumah aku

ENERGERICBOI
hah? tapir? kau ke?

snowrinz
cikgu saiko tu

snowrinz
kejap lagi kita gosip

--❦︎--

Aku menyimpan telefon ke dalam poket hoodie . Kini aku memberikan perhatian kepada suasana di meja makan . Masing masing merenung pinggan . Sumpah awkward nak mampus .

Aku menjeling sekilas ke arah Jacob yang duduk berhadapan denganku .
Satu senyuman dia ukirkan padaku apabila pandangan kami bertemu . Aku hanya menjulingkan mata ke atas .

Bajet baik pulak .

" Macam mana kerja Jacob ? Dengar cerita jadi cikgu . " soal Papa sambil memotong steak di pinggannya .

" So far okay . " jawabnya mesra sambil mengerling ke arahku .

Kenapa ? Nak exposed behavior aku ke apa ?

" Saya tak sangka pulak Sorin pun student dekat sekolah tu . " ujarnya .

" Omo ! Seriously Cob ? " Sohee memeluk kemas lengan pasangannya . Keempat empat pasang mata sedang merenung aku .

" I see , macam mana perangai dia dekat sekolah ? " soal Papa sambil menjeling ke arahku .

Aku hanya diam sambil merenung ke arah steak . Bila Papa sudah bertanya , aku sudah tak dapat elak lagi . Hanya mampu berharap supaya tiada yang buruk terjadi kepadaku .

" Perangai dia agak menyusahkan but , saya boleh kawal lagi Papa . " balasnya .

Menyusahkan ? Seriously dia jawab cenggitu ? Aku menggigit bibir . Terlalu gugup untuk panggung kepala . Aku harap Papa let go aje benda ni .

" Menyusahkan ? Jangan risau , Papa tahu nak buat apa dengan dia nanti . "

Aku mula seram sejuk . Secara tidak sengaja aku menjatuhkan garpu ke lantai . Berdenting bunyinya .

" Sorin , makan elok elok boleh tak ? " Mama menjeling ke arahku .

" Sorry . "

Aku tunduk untuk mengutip garpu . Sekali lagi pandangan aku dan Jacob berlaga . Aku hanya mencerlung tajam padanya . Kenapalah takdir aku bertembung dengannya dalam keadaan aku sedang membuat jenayah .

Mesti dia puas hati kan ?

--❦︎--

Sebaik sahaja Jacob pulang , aku mula menyembunyikan diri . Menggeletar teruk tubuhku saat ini . Kepala sudah terbayang bagaimana marahnya Papa terhadap aku saat ini . Tidak habis habis aku salahkan diri .

Kenapa aku bodoh sangat datang sekolah pada hari tu ?

" Cari Han Sorin sekarang ! " nyaring suara Papa memecahkan kesunyian malam .

Aku memeluk lutut sambil menahan tagis . Pintu almari aku katup serapatnya . Mulut kukunci , supaya tiada sebarang bunyi terhasil .

' Haelmoni , Rin takut . ' bisikku di dalam hati . Kepala disembamkan pada lutut .

Sebelum ini , Haelmoni adalah segalanya buat aku . Semuanya berubah sejak dia pergi . Aku terpaksa pindah ke keluarga ini semula . Aku kesunyian . Aku langsung tak dapat rasa benda yang dipanggil kasih sayang . Hidup aku betul betul berbeza dengan Sohee . Dia dapat kesemuanya .

Tanpa aku sedar , air mata laju mengalir membasahi pipi . Apa salah Rin ? Kenapa buat Rin macam ni ?

" Sorin ? Kau ingat kau boleh menyorok ? " sinis suara Sohee menampar gegendang telinga .

Cepat cepat aku melekapkan tangan pada mulut . Badan aku sandarkan ke belakang . Cuba lindungi badan di sebalik baju yang digantung menggunakan hanger .

" Rin- "

Serentak itu , pintu almari yang menjadi tempat persembunyianku dibuka . Tanpa belas ihsan , tubuhku diheret keluar supaya mengikutinya . Aku cuba melawan , tetapi apa gunanya . Pasti tamparan singgah di wajah apabila aku menepis .

" Rin- Sorin- minta maaf- " rayuku berulang kali . Tetapi rayuan aku langsung tidak diperdulikan .

Aku terus dihumban ke dalam bilik kerja Papa . Pintu bilik terus ditutup rapat . Aku mengetuk pintu sekuat hati . Tombol pintu aku pulas beberapa kali tetapi langsung tidak membuahkan hasil .

" Please- " air mata sahaja yang menjadi peneman setia .

" Menyusahkan huh ? " suara tersebut betul betul membuatkan aku kecut perut .

Perlahan lahan aku menoleh ke belakang . Kelihatan Papa yang sedang sibuk mengelap kayu golf menggunakan kain . Cermin mata yang tersangkut di hidung dia letakkan ke atas meja .

" Rin sayang , kenapa duduk jauh sangat ? Sini , Papa nak cakap . " lembut dia berbicara .

Aku menggeleng laju . Badan aku sandarkan pada pintu . Takut untuk mendekat . Aku tahu apa yang bakal terjadi kepada aku sebentar lagi .

" Papa- I'm sorry- " rayuku tanpa henti .

" Shh- just come here . "

Papa buat isyarat supaya aku hampirinya . Lambat laun , aku berdiri dan melangkah ke arahnya . Longlai langkahku , tunggu masa sahaja aku boleh tumbang . Lantas aku berlutut di hadapan meja kerja lelaki itu .

" Cantik tak kayu golf ni ? You know what , Tuan Bae yang hadiahkan untuk Papa . " lelaki itu tersenyum nipis sambil mengelap kayu yang disadur dengan aloi .

Tuan Bae ? Bapak Jacob ? Aku menggigit bibir . Cuba menahan debaran . Kenapalah takdir pertemukan aku dan Jacob ?

" Sorin- , I'm talking to you . "

Aku tersentak daripada lamunan . Kepala aku anggukkan beberapa kali .

" Cantik- . C- Cantik sangat . "

Lelaki itu tersenyum lebar . Lincah tangan kasarnya membelek besi itu . Kemudian perhatiannya beralih kepada aku semula .

" Papa taknak la dimalukan dengan dia . Rin tahu kan status sosial Papa macam mana . Malulah Papa ada anak yang suka memalukan keluarga . " dia meletakkan kain lalu membelek kayu itu .

" N- nae , Rin faham- . Rin janji tak buat lagi . " aku menundukkan kepala .

" Han Sorin . "

Aku mengangkat kepala . Kabur imej yang aku sedang lihat sekarang .

" Jangan malukan Papa . Never . " tegasnya .

" I will . " aku mengangguk kecil .

" Janji ya ? "

" Ya . "

" You can go now . "

Aku menghembus nafas lega . Buat kali pertama lelaki itu menunjukkan belas ihsan terhadapku . Aku mengucapkan syukur di dalam hati . Perlahan lahan aku memusingkan badan membelakanginya . Ingin menapak ke arah pintu .

" Tapi Papa rasa ralat la . "

Serta merta aku menghentikan langkah . Badanku kejung seperti direnjat elektrik . Jantungku laju mengepam darah ke seluruh badan .

" I need to teach you more . "

" Papa- "

Serentak itu dia menghayunkan kayu golf mengenai badanku . Aku jatuh terjelopok ke lantai . Raungan dan rayuan aku langsung tidak diendahkan olehnya . Kesakitan saat ini aku mampu ungkapnya melalui air mata .

Bae Jacob . I'm fucking hate you .

•••

bride.Where stories live. Discover now