3 3

82 19 8
                                    

•••

« sorin »

Jam hampir menunjukkan angka 1 menandakan sudah dua jam lelaki itu bersidai di hadapan studio kecil aku . Rambut pendek separas bahu aku serabutkan .

Namja sial ni , sendiri cari masalah . Bukan salah kau Rin kalau jadi apa apa , let him be .

Setelah berfikir panjang , akhirnya aku decided untuk biarkan dia sahaja . Belum sempat aku berlalu masuk ke dalam bilik , mata aku tertancap pada jendela rumah .

Jiwaku meronta ronta untuk melihat keadaan lelaki itu . Tanpa aku sedar , aku sudah pun berada di hadapan jendela . Tirai yang meleret ke bawah aku selak ke tepi .

Masih Porsche berwarna putih , tetapi design yang berbeza . Sesuai dengan peredaran zaman . Aku terpandang habuk berwarna putih yang jatuh daripada langit .

Snowing ? Aku menggigit bibir . Kalau namja ni mampus macam tu je depan rumah aku tak seronok jugak . Tapi aku dah taknak ada kaitan dengan dia-

" Ish- , serabutnya ! "

Bersama oversized hoodie dan seluar tidur pada badan , aku meluru keluar daripada rumah . Tingkap kereta putih itu aku ketuk beberapa kali dengan rasa jengkel .

" Dear , kenapa ni ? " lembut suara lelaki itu menampar gegendang telinga .

" Pergi balik la ! Kalau awak mampus dekat depan rumah saya takde guna jugak . "

Jacob memguntumkan senyuman . Redup renungannya menatap aku .

" You care about me ? "

" Ssibal , balik sebelum saya call polis . " aku mengeluarkan telefon dari poket hoodie . Lelaki itu terus keluar daripada perut kereta .

" Dear . " dia melangkah setapak menghampiriku . Aku terundur setapak .

" Jangan dekat ! "

" Hotel dekat area sini penuh la . Saya takde tempat nak stay . " ucapnya lembut .

" S- so ? Ada kaitan dengan saya kah ? Takde kan . " aku memutarkan bebola mata .

" Erm- , boleh tak saya nak mintak tolong . "

" Tolong apa pulak , pergi la mintak dekat Sohee . Kenapa saya ? " bidasku .

" Dear , sebab you je ada dekat sini . Sohee dah takde . "

Aku menghela nafas sedalamnya , cuba mengumpul kekuatan supaya aku tidak tertipu dengan tipu dayanya buat kali kedua .

" Tolong apa awak nak ? " aku memeluk tubuh . Boleh tahan sejuk . Aku pulak cuma sarung hoodie nipis aje .

" Let me stay here . Satu malam je Dear , please ? " pintanya .

Taknak ! Aku dah taknak ada kaitan dengan dia !

" Kalau I mati kena hipotermia macam mana ? You tak boleh nak balas dendam dekat I . You okay ke kalau I senang senang je mati macam tu ? " tokoknya lagi .

Aku terfikir sejenak . Seriously aku berdendam dengan dia . Aku pun nak tengok dia terseksa macam mana dia buat dekat aku dulu .

" Fine . " aku berlalu masuk ke dalam rumah .

Aku benarkan dia tinggal dekat sini cuma sebab dendam . Ingat Rin ! Kau kena revenge !

" Rin- , wait ! " Jacob mengejar langkahku . Akhirnya aku berhenti di ruang tamu .

" Studio saya ada satu bilik je . Awak tidur dekat sini . Jangan sesekali masuk bilik saya . " tegas aku bersuara .

" Okay Dear . "

Aku menyambung langkah menuju ke arah bilik . Pintu bilik aku hempas dengan sekuat hati .

Shit , senang macam tu je aku kena manipulate dengan dia .

--❦︎--

Pintu bilik aku kuak perlahan . Kepala aku jengukkan di sebalik pintu . Keadaan ruang tamu yang hanya samar samar dengan cahaya menandakan lelaki itu sedang tidur .

Lega , tak payah nak ber-eye contact dengan dia .

Bersama langkah yang terjengket jengket , aku menuju ke bilik air . Membersihkan diri sebelum masuk tidur .

" Ah- nyaman gila- . " aku mengelap rambut yang masih basah . Nyaman betul dapat basuh rambut before tidur .

Tidur ? Sebenarnya aku ada masalah untuk tidur . Tuala aku sangkutkan pada bahu . Langkah terus diatur menuju ke arah dapur .

Laju jariku memetik suis lampu , dalam sekelip mata sahaja ruangan dapur diterangi cahaya . Aku menghala ke arah laci yang menempatkan pelbagai ubat .

Jumpa pun !

" What are you doing ? "

Botol yang berisi pil tidur jatuh ke lantai . Bersepah lantai dapur dengan pil tersebut . Aku mendengus .

" Awak intai saya ke ? " nada suaraku naik seoktaf .

Bersama perasaan geram yang meluap luap , aku membongkokkan badan bagi mengutip pil pil tersebut . Jacob turut membantu aku .

" Sleeping pills ? " berkerut wajah lelaki yang sedang membaca apa yang tertera pada botol tersebut .

" Jangan sibuk la ! " aku merampas botol dari tangannya .

Aku memasukkan semua pil yang aku kutip tadi ke dalam botol . Kacau daun betul namja ni .

" Tunggu apa lagi ? Berambus la ! " aku menjeling ke arah Jacob yang masih setia memerhati .

Beberapa biji pil aku masukkan ke dalam mulut . Dengan langkah yang membentak , aku berlalu meninggalkannya .

It's all your fault . Aku jadi trauma untuk tidur selepas dia tinggalkan aku . Aku takut untuk rasa kehilangan .

•••

bride.Where stories live. Discover now