first

14.6K 908 28
                                    

Sosok pemuda manis bersurai coklat madu yang tengah terkapar malas di atas kasur empuknya. Menghela nafas panjang menatap langit langit kamar yang ia tempati.

Ting!

Mendengar suara notifikasi dari benda persegi di sampingnya ia beralih tidur tengkurap dengan bantal menyangga leher dan dadanya. Menggeser layar di ponselnya melihat notifikasi yang entah itu apa.

"Hais!!"

'ku pikir ada yang mau mengajakku keluar, ternyata hanya iklan tak berguna' si manis mendengus kesal masih dengan meng-scroll layar gadgetnya.

Atensi pemuda manis itu tertuju pada salah satu aplikasi iklan yang seperti menurutnya menarik.

Tertulis di sana kalian bisa melakukan chat dengan orang lain tanpa harus mengetahui identitas masing masing, ini sangat seru!! ayo coba! siapa tahu kalian menemukan harta karun!. Begitu yang ia baca.

'Harta karun apa? wanita cantik? atau sugar mommy? Eum, menarik'

Tak ingin berfikir panjang, ia langsung me-download aplikasi tersebut.

"Party F... favour?"

downloading...

2%

10%


29%







55%












86%




































98%

Failed!!


Pemuda manis itu berdecak kesal, bagaimana bisa saat sudah hampir terinstall, WiFi di rumahnya justru mati. Ah mungkin mati listrik?. Ia mengedarkan pandangannya. Memang benar ternyata mati listrik. Lampu akuarium di kamarnya saja mati.

Si manis dengan malas beranjak dari acara tengkurap nya berjalan keluar kamar. Hingga sampai di depan pintu yang tergantung papan nama di sana dengan tulisan 'Lee Jeno tampan'.

Membuka paksa pintu itu namun terkunci.

"HYUNG! JANGAN KUNCI PINTU KAMAR!! nanti aku mengadu pada mom loh!!" triak si manis kepada orang di dalam ruangan itu.

Perlu di ingat, di rumah mereka. Anak di keluarga si manis ini di perintahkan untuk tak mengunci pintu kamarnya. Orang tua mereka masih memantau kedua anak mereka dengan posesif. Namun jika hanya menutup pintu tak masalah bukan?.

Cklek~

"Ada apa?" sosok di dalam ruangan itu pun keluar dengan wajah bantalnya. Menatap datar sang adik dengan tubuh yang bersender di pembatas pintu.

"Hyung, sepertinya listrik mati. Boleh pinjam ponselmu? aku belum sempat beli kuota hehe" Jeno kembali berjalan masuk kembali kedalam kamarnya tak memperdulikan sang adik yang masih berdiri menunggu di depan kamar.

"Ambil saja sendiri... ponselku di atas meja belajar" ujar Jeno merebahkan kembali tubuhnya lalu perlahan matanya mulai tertutup kembali.

Si manis pun hanya mengangguk lalu masuk ke dalam kamar sang kakak yang bernuansa abu abu dan hitam itu. Mencari keberadaan si ponsel, setelah menemukannya ia berjalan keluar dengan bersenandung ria.

Jeno yang sedari awal sudah ingin melanjutkan tidurnya kiri menatap kesal ke arah adiknya. Bagaimana tidak kesal saat sang adik keluar tanpa menutup kembali pintu kamarnya.

"HAECHAN! TUTUP KEMBALI PINTUNYA!" Jeno berteriak sangat lantang. Sedangkan sosok bernama Haechan yang habis keluar dari kamar sang kakak kini berlari kecil masuk ke dalam kamarnya. Menutup rapat rapat pintu kamar milik pemuda manis itu.

Beralih ia duduk di pembatas jendela kamarnya. Mengeluarkan kedua kakinya di jendela mengayuh ayun senang. Tak perlu risau, saat rumah ini di buat Haechan meminta arah menuju balkon kamarnya di ubah dengan Jendela.

Jika pada dasarnya pintu adalah jalan untuk ke keluar masuk ruangan sebagai pembatas walau tembok adalah pembatas yang sebenarnya. Atau kemanapun itu, Haechan memilih menggantinya dengan jendela. Tak tinggi, hanya rendah saja. Seperti pintu namun itu adalah jendela.

Unik sekali Lee Haechan ini.

Haechan pun membuka ponsel kakaknya yang ber-sandi. Ia sudah tahu kata sandi kakaknya, tentu saja sangat mudah. Cukup ketik saja nama gebetannya. Siapa? tak ada.

Menghidupkan hotspot di ponsel sang kakak. Lalu Haechan kembali mendownload aplikasi tersebut.

25%












55%



































99%






100%

menginstal!

'Yes!'




















tbc- - -✿- - -

gatel bgt pingin upload story baru, maaf ◜‿◝

Party Favour (Markhyuck) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang