"Lee sialan Jeno!!!" Haechan menghentak hentakan kakinya menuju kelas. Mengumpati sang kakak dengan segala hewan yang berada di kebun binatang.
Jaemin hanya tertawa melihat Haechan yang kesal.
15.00pm
"Aduh chan! aku melupakan buku mu" Jaemin menepuk jidatnya. Menatap Haechan yang tengah kebingungan.
"Buku apa?" tanya Haechan keningnya menyeringit.
"Bahasa Inggris Chan!!" Jaemin menggoyang goyangkan tubuh Haechan. Membuat Haechan sedikit merasa pening.
"Lepaskan dulu! besok kan masih bisa kau kembalikan." Haechan melepaskan tangan Jaemin yang masih bertengger di kedua bahunya.
Jaemin nampak berfikir sebentar lalu mengangguk "Benar juga"
Mereka pun bergegas keluar kelas dengan berjalan menuju gerbang sekolah menunggu masing masing dari mereka, sang kakak untuk menjemput.
Jaemin sudah pulang duluan dengan sang kakak, tinggal Haechan yang masih duduk di kursi depan sekolah di sana. Haechan juga sudah menelpon Jeno berkali-kali, namun tak di angkat. Ia beranjak dari duduknya memilih menaiki taksi, karena bus sudah berlalu beberapa menit yang lalu.
Haechan melempar tubuhnya di atas kasur, kemudian menghela nafas panjang Memang ya sang kakak ini minta di tendang dari atas gedung pencakar langit sepertinya.
ddrrrttt ddrrtttt
Haechan menoleh mendengar ponselnya berdering. Membukanya melihat siapa yang menelepon sore sore begini. Terpampang di sana dengan nama sang kakak. Haechan menaruh kembali ponselnya di atas meja. Tak memperdulikan ponsel itu mengganggunya atau tidak.
Ia memilih pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Namun usai mandi, ponselnya masih tetap terus bergetar. Haechan dengan kesal mengambil ponselnya lalu menggeser icon hijau di sana.
"Apa,?!"
"Halo Haechan?"
Eh- bukan suara sang kakak yang terdengar di ponselnya, melainkan suara lelaki yang lembut menyapa pendengarnya. Haechan menyeringit bingung, ia kembali mengecek ponselnya.
Benar kok di sana tertulis nama sang kakak. Lalu siapa orang ini?.
"Eh iya? ada apa? ini siapa ya?" Haechan gelagapan, pasalnya awal tadi nada suaranya seperti orang judes. Tapi kan Haechan anak yang raman ke pada orang lain -kecuali Jeno-
"Eum anu begini, aku Renjun teman kakak kamu. Setelah mengantarku, tadi Jeno tak sengaja meninggalkan ponselnya di rumahku. Aku juga ingin bertanya, apa Jeno sudah sampai rumah?."
Haechan kembali di buat bingung. Ujar sosok bernama Renjun, sang kakak sudah pulang dari rumahnya beberapa jam yang lalu. Tapi sampai saat ini Haechan bahkan tak mendengar suara pintu rumah terbuka atau menandakan kehidupan lain selain dirinya.
"Oke hyung, nanti ku minta Jeno hyung untuk mengambil kembali ponselnya. Terimakasih"
"Iya Haechan sama sama"
pip!
Haechan kini risau berjalan mondar mandir di kamarnya. Menggigiti kuku jemarinya sesekali melirik ke arah jam dinding.
Kemudian ia duduk di pinggir kasur memikirkan kemungkinan kakaknya berada di mana.
ting tong!
Mendengar suara bel Haechan langsung bergegas menuruni anak tangga satu persatu hingga ke lantai bawah. Ia sedikit berlari menuju pintu, tapi gerak kedua kakinya mulai melambat.
"Tapi kan Jeno hyung tak perlu membunyikan bel, ini kan rumah kita..." Haechan terdiam di satu tempat.
ting tong!
"Ah sudahlah" Haechan tak perduli dengan itu. Mungkin kakaknya mabuk lalu temannya yang mengantarkan kemari? Bisa jadi.
to be continue~
NOW LOOK IT THIS
Sayang sekali kemarin di tempat saya mati lampu eh-mati listrik 13 jam🙆
Satu lagi🥰🥰🙏
NGAHAHAHAHHAHAHAHHAHA
KAMU SEDANG MEMBACA
Party Favour (Markhyuck) ✔️
HumorMirip chat anonymous. klo tertarik mampir aja ⚠️bxb [FIN]